10. Pura - Pura

13.4K 463 15
                                    

Bener banget ya, ada satu reader yang ingetin aku bahwa cerita ini spesial buat bebeb Ando. Kenapa malah muncul Nina terus? Sudut pandang aku cuma pake Pov Ando aja. Kenapa kemarin - kemarin Nina melulu yang syutiing itu karena bebeb Ando belum kebagian jatah scene, haha.

Makasi ya sudah ngingetiin. Tegur aku bila salah ya Guys biar aku bisa memperbaiki salahku.

Selamat membaca

******

Aku berjalan menuju rumah ini. Rumah dimana cintaku berada. Sudah 3 bulan dia menikah dan aku sama sekali tidaj mendapat kabar kebenaran tentang keadaanya. Dan aku memutuskan untuk datang saja menemui Nina di rumahnua dan rumah Wisnu. Firasatku benar - benar tidak enak sama sekali.

Aku berdiri di depan gerbang coklat ini, aku ingin menekan bel namun aku urungkan lagi niatku. Aku tidak ingin membuat hubungan Nina dan Wisnu berantakan. Aku melihat pintu utama rumah inu terbuka, aku mencari tempat bersembunyi hanya untuk mengintai dari jarak jauh. Sudah seperti detektif saja.

Aku kaget melihat Wisnu berjalan keluar rumah dengan Wanita yang familiar berada dalam dekapannya. Siapa wanita itu? Sepertinya aku pernah bertemu! Belum sempat mengingat aku dibuat kaget dengan pemandangan miris.

Ninaku dengan perut buncit berjalan dibelakang Wisnu dan wanita itu membawa dua tas kerja. Aku rasa tas itu milik Wisnu dan wanita itu. Lebih miris lagi saat Nina membukakan pintu untuk Wisnu dan wanita itu. Mobil Wisnu melaju dan keluar dari halaman rumah. Nina dengan perut buncit berjalan cepat kearah gerbang menutup pintu gerbang itu. Apa yang terjadi??

Aku hendak keluarr menemui Nina namun sesaat aku terdiam melihat wanita paruh baya berdandan ala ondel - ondel era 80 keluar dengan cepat membaw sapu dan ember. Entah bagaimana ceritanya, kejadiannya cepat aku melihat ondel - ondel itu menyirami tubuh Nina dan Nina hanya diam saja.

Ondel - ondel itu memukuli pantat Nina dengan sapu, membuat Nina sepertinya mengaduh kesakitan. Ini gak bisa dibiarin lagi! Aku tak akan biarkan siapapun menyakiti cintaku.

"Hentikan!!" teriakku keras. Nina dan ondel - ondel itu menoleh kearahku.

"Ando??" seru Nina tak percaya

"Siapa kamu??"

"Saya yang harusnya bertanya, kamu siapa? Berani sekali memukuli Nina seperti itu!!" desisku.

"Ando sudahlah aku mohon" pinta Nina. Aku menoleh sedikit kearah Nina wajah cantik Nina berubah menjadi wajah lusuh dan lelah. Oh Nina apa yang telah dilakukan Wisnu?? Inikah yang kau sebut baik - baik saja??

"Dia ini pembantu dirumah ini! Jangan ikut campur! Pergi sana!" usirnya

"Dia ini istri Wisnu!! Dia bukan pembantu jaga mulut anda!!" Laras menatap kesal padaku. Aku tak mau kalah

"Ayo ikut aku! Kita pulang sekarang!!" aku menarik lengan Nina

"Hei! Jangan berani - berani kamu ya!! Membawa kabur istri orang!!"

"Istri? Bukannya tadi kamu berkata dia adalah pembantu??" wanita itu terdiam. Aku menarik paksa lengan Nina, Nina berontak dan mencoba melepaskan cengkraman tanganku.

"Heii!! Kamu ini siapa sih?? Berani banget kamu mengacau di rumahku! Pergi atau aku laporkan polisi!!" ancam ondel - ondel menyebalkan ini sembari tangannya memegang lengan sebelah Nina.

"Lapor polisi??" Aku tertawa kecil "Harusnya anda yang bersiap - siap, polisi akan menjemput anda dan menjebloskan ke penjara dengan tuduhan penyiksaan!!" jawabku lagi

"Punya bukti apa kamu hah? Kamu belum tau siapa saya???" bentak wanita itu tak terima. Heh? Memangnya siapa dia?

"Siapa? Anak presiden? Atau Jongosnya presiden??"ledekku yang berhasil membuat wajahnya semakin geram dan memerah menahan emosi

"Kamu kurang ajar!!!" wanita itu hendak melayangkan tamparan kepipi ku, namun aku dengan sigap meraih tangannya dan menahannya

"Anda terlalu terbiasa ringan tangan ya? Sudah cukup anda memukuli, menampar dan menyakiti Nina dan sekarang anda mau melakukannya dengan saya???" Aku melepas kasar tangan wanita ondel - ondel itu dan menatapnya tajam

"Saya pastikan anda, dan Wisnu akan mendekam di balik jeruji besi! Apapun yang kalian lakukan pada dia, Ninaku akan aku balas lebih menyakitkan! Camkan itu!!"

Aku menarik paksa Nina membawanya keluar dari rumah Wisnu. Wanita itu hanya diam dengan perasaan yang pasti sudah sangat jengkel padaku.

"Lepas!!!" Nina menepis tanganku dengan kasar. Aku menatapnya dengan pandangan yang tak bisa aku jelaskan. Ninaku.. Nina yang ceria, cantik, modis dan berkelas kini bergaya seperti ... Seperti pembantu! Miris!!

"Nina!!" aku memanggilnya sebelum dia berbalik kembali kerumah itu. Entah apa yang ada di otaknya sampai harus kembali ke dalam neraka itu!

"Apa? Aku mohon kamu jangan ikut campur Ndo!!"

"Dan diam saja melihat kamu diperlakukan seperti ini? Tidak!! Bagaimana jika Mami Aira tau???"

"Aku mohon jangan katakan apapun pada Mami Aira! Aku mohon" aku menggeleng keras

"Ikut aku pulang!!" desisku

"Gak Ndo, ini rumahku! Wisnu suamiku" jawab Nina

"Suami? Suami macam apa dia???"

"Dia berhak atas aku sepenuhnya Ndo, dia-"

"Berhak menyakitimu? Berhak menghianatimu? Berhak menjadikanmu seperti pembantu??"

"Maksudmu apa? Wisnu tidak seperti itu!!"

"Yakin? Wanita yang dipeluknya tadi pagi siapa? Dan mengapa Wisnu membiarkan istri cantiknya berdandan ala pembantu seperti ini? Dan juga kenapa dia membiarkan seorang ondel - ondel menyiramimu dan memukulimu?? Nina, dia bahkan membuatmu lebam dan biru di seluruh tubuhmu!!" bentakku keras karena jengkel melihat sikap keras kepala Nina.

"Itu urusan rumah tanggaku, jadi aku mohoon Andoo.." aku hanya menatap kesal pada Nina yang memohonku. Bagaimana bisa? Aku membiarkan Nina seperti ini?

"Aku mohon jangan ceritakan apapun pada Mami, aku mohon Ando. Kamu pulang ya sebelum mendapat masalah"

Aku mencibir "Mereka yang akan mendapat masalah jika berani menyakiti sehelai rambutmu!!" aku berbalik dan meninggalkan Nina. Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Diam saja? Dan melihat Nina tersiksa dari jauh??

"Andoo.." teriak Nina. Aku berbalik dan berharap Nina berubah pikiran

"Makasi ya, dan maafkan aku" ujarnya pelan. Hatiku mencelos, sakit sekali. Aku tidak mau melihat wanita yang aku sayangi tersiksa seperti ini.

"Nina.." aku mengelus rambutnya sayang. Aku menyayanginya... "Apa yang membuatmu harus bertahan dengannya??" Nina terdiam dia menunduk

"Cinta?? Masihkah kamu mencintai pria macam Wisnu??" Nina diam tak menjawab aku hanya bisa menghela napas

"Demi anakku.." lirih Nina. Aku tertawa kecil

"Nin, jika kamu mau. Aku bersedia menjadi ayah untuk anakmu Nina.. Aku bersedia untuk menggantikan Wisnu" Nina mengangkat kepalanya. Matanya berkaca - kaca. Tatapan penuh luka, ah Ninaku.. Apa yang diperbuat orang - orang itu padamu??

"Ando.." Nina memelukku. Aku hanya bisa mengelus punggungnya pelan "Maaf dan makasii.." ujarnya lagi. Aku mengangguk

"Jaga dirimu.." Nina mengangguk

"Jika terjadi sesuatu hubungi aku, oke" Nina tersenyum dan mengangguk.

Tbc

DEPRESI (END) 21+Место, где живут истории. Откройте их для себя