26. Mulai beraksi

11.1K 482 20
                                    

"Ini malam pertama kita sayang" ujar Wisnu memeluk pinggang ramping Sifa. Sifa tersenyum dan mendorong tubuh kekar Wisnu pelan

"Maaf sayang, tapi aku sedang berhalangan. Mungkin malam pertama kita bisa ditunda dulu ya. Gak apa?" tanya Sifa. Wisnu memasang wajah kecewa yang membuat Sifa tertawa pelan

"Ayolah, aku sangat ingin"

"Masih ada malam lainnya sayang, apa kau mau menikmati dalam kondisi begini?" tanya Sifa yang langsung membuat Wisny bergidik lalu melepas pelukannya

"Baiklah, tidurlah" ujar Wisnu mengecup kening istri barunya lalu memeluknya erat. Sifa hanya tersenyum tipis pikirannya melayang pada Ando. Pertengkaran hebat terjadi dua hari sebelum pernikahan membuatnya merasa gelisah

"Ini diluar rencana kita Sifa! Aku tak setuju kamu menikah dengannya, kamu istriku" tegas keras Ando

"Ndo, ini kesempatan emas buat aku. Aku bisa sekalian memberi pelajaran untuk Ambar dan Larasati bukan?"

"Bukankah merebut perusahaan itu sudah lebih dari cukup menghukum mereka bertiga?"

"Ando aku mohon, percayalah padaku"

"Bagaimana bisa aku percaya, jika istriku menikah dengan mantan suaminya? Tidak Nina! Aku tidak setuju" geram Ando

"Jangan panggil aku dengan Nina, Nina is dead!"

"Maaf Sifa. Aku mohon batalkan niatmu ini"

"Maaf keputusanku sudah bulat"

Ando benar - benar marah rupanya. Sudah dua hari ini dia sama sekali tidak berkabar ataupun mencari kabar tentang Sifa. Seolah semua yang ada tentang Ando menghilang begitu saja. Ini semua memang dilyar rencana, tapi ada rencana lain yang ingin di lakukan Sifa oleh dirinya sendiri.

Dirasa Wisnu sudah terlelap tidur, Sifa meraih ponselnya dan bergegas keluar kamar. Niatnya menghubungi Ando namun sebuah pesan singkat dari orang kepercayaannya membuat memilih menghubungi orang itu ketimbang Ando

From : Calvin

"Malam bu, surat sudah saya bereskan. Besok saya akan memberi tahu Wisnu untuk menyerahkan perusahaannya pada ibu. Saya akan mengurusnya dengan baik"

Sifa menekan tombol panggilan menelpon Calvin hendak berbicara secara langsung namun saat panggilan telah tersambung deheman suara perempuan mengalihkan pandangannya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Sifa menatap Ambar yang berdiri tak jauh darinya

"Dah puas lo pecun? Merebut suami gue?"

"Maaf ya saya ga punya banyak waktu" ujar Sifa hendak berlalu meninggalkan Ambar namun Ambar mencekal lengannya

"Jangan sentuh suami gue! Paham lo?"

Sifa tertawa kecil "Ini kan malam pertama saya, jadi boleh donk saya dan Wisnu..."

"Jangan pernah sekalipun lo punya pikiran sentuh suami gue! Gue pastikan lo bakal hengkang dari rumah ini dalam waktu dekat!!"

Sifa tersenyum miring "Ohya? Kita liat saja nanti" ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Ambar lalu tiba - tiba

Brugh!

"Aduuhhhhhhhhhhh...." Sifa berteriak kesakitan tak jaug dari tempat Ambar berdiri, Ambar bergegas menghampiri Sifa dan dilihat Sifa tengah terduduk di depan anak tangga

"Kenapa lo?" tanya Ambar

"Sifa??" Wisnu sudah berdiri di ujung tangga teratas menatap istri keduanya tengah terduduk di anak tangga terbawah dan di sebelahnya berdiri Amabar. Dengan cepat Wisnu menuruni tangga dan menghampiri istrinya

"Sifa? Kamu kenapa sayang?" Wisnu tampak panik melihat Sifa yang meringis kesakitan

Sifa melirik Ambar "Saya salah apa? Kenapa kamu mendorong saya?" ujar Sifa bergetar kearah Ambar. Ambar membulatkan matanya

"Apa maksud lo?"

Wisnu menatap tajam Ambar "Kamu apakan Sifa hah??" Ambar hanya menggeleng belum sempat menjawab pertanyaan Wisnu

"Sayang, Ambar telah mendorongku hingga aku terjatuh. Sepertinya dia sengaja ingin membuatku terjatuh dari tangga biar aku mati dan kamu jadi milik dia seutuhnya" rengek manja Sifa. Wisnu menatap marah Ambar sementara yang ditatap tampak bingung dan menggeleng

"Gak! Aku gak apa - apaiin dia. Dia bohong Wis, sumpah ! Eh pelacur sialan! Lo jangan fitnah gue!!"

"Diam lo! Mending lo jauh - jauh dari Sifa, sekali lagi lo sentuh Sifa gue akan buat perhitungan sama lo" ancam Wisnu yanh kemudian mengangkat tubuh Sifa menuju kamarnya

"Sialan tuh perek! Dia mau coba fitnah gue?" gerutu Ambar seorang diri

****

Aku tak habis pikir dengan jalan pikiran Sifa, kenapa dia harus menerima lamaran Wisnu? Ingin rasanya aku menarik tubuh Sifa dan menariknya keluar dari rumah terkutuk itu. Ini tidak sesuai dengan rencana yang aku rencanakan bersamanya. Mana mungkin aku bisa rela istri yang begitu aku cintai menikah lagi? Aku hanya bisa menghela napas.

Drett.. Drett dreeet..

Aku menghentikan acara sarapanku saat ponselku berbunyi dan nama Sifalah yang termpampang di sana. Baru ingatkah dia menghubungiku? Apa yang dilakukannya di malam pertama dengan pria itu? Berbagai pikiran negatif merasuki otakku membuatku merasa terbakar api cemburu

"Halo!" aku merutuki caraku menerima panggilan Sifa yang terdengar ketus

"Hei Ando? Ada apa denganmu?" sapa riang Sifa tanpa dosa

"Tak apa" jawabku singkat

"Bagaimana kabarmu sayang? Baru sehari saja aku sudah merindukanmu" manja Sifa. Rasanya aku ingin memeluknya saat ini juga

"Ohya? Merindukanku? Masihkah kau merindukanku setelah mendapat kehangatan dari suamimu?" ujarku sengit

"Oh ayolah, hanya kamu suamiku. Dan hanya kamulah yang berhak memberiku kehangatan" rasanya aku ingin tertawa. Mana mungkin laki - laki dan wanita tidur dalam satu ranjang dalam ikatan halal tidak melakukan seperti yang aku dan kalian semua bayangkan?

"Dia kan suamimu juga" ujarku ketus. Aku tak menyangka bisa membiarkan istriku memiliki dua suami.

"Please Ando, jangan cemburu dulu aku.."

"Aku tak cemburu! Kau kelewatan Sifa! Kau mempermainkan ikatan suci pernikahan kau tau?" bentakku

"Kau membentakku?"

"Aku mohon hentikan semua ini!"

"Tidak! Sampai aku mendapat apa yang aku mau!"

"Sekalipun harus kehilangan aku Sifa?" Sifa terdiam tak menjawab

"Sifa?"

"Aku tak bisa berdebat denganmu" tuutt.. Tuutt..

Panggilan terputus begitu saja. Aku ingin membanting ponselku rasanya, namun harga ponsel belasan juta ini membuat aku mengurungkan niatku.

Aku memilih menghubungi Calvin untuk mengatur surat - surat yang diperlukan Sifa. Menyiapkan dana besar juga untuk memberikan pinjaman besar kepada perusahaan itu dengan jaminan rumah yang ditempati Wisnu saat ini. Harta satu - satunya.

Tbc

Selamat hari raya Galungan smart reader 😆😊 rahayu damai selalu

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now