29. Hukum Karma?

10.9K 462 5
                                    

Aku tak menyangka, mengapa bisa ada manusia - manusia kejam seperti mereka? Sifa memberiku kabar tentang kematian Ambar sore ini, bahkan dengan kejinya Larasati dan juga Wisnu memutilasinya lalu memasukkannya kedalam koper. Dan dengan tega membuangnya begitu saja. Benar - benar lupa akan dosa dan karma.

'Segalanya harus setimpal' ujar singkat Sifa saat akan menutup panggilannya tadi. Memang hukuman ini adalah karma bagi perbuatan Ambar, tapi apa tidak terlalu berlebihan? Setelah dia meninggal bahkan harus menerima kenyataan pahit tubuhnya terpotong - potong? Ambar tidak sepenuhnya salah, disini adalah kesalahan Wisnu dan Larasati. Lalu Sifa? Entahlah. Ini semua berasal dari balas dendam tidak bermutu, dimana aku sendiri tidak berencana untuk seperti ini.

"Lama menunggu?" suara seorang wanita yang aku rindukan, sangat.

"Kamu apa kabar sayang?" aku memeluk pinggang dan menciumi pipinya. Sungguh aku merindukan istriku. Ingin rasanya aku melampiaskannya saat ini juga

"Aku merindukanmu Ando" lirih Sifa saat berada dalam rengkuhanku. Aku mengangguk dan membelai rambutnya

"Kamu baik - baik saja?" Sifa mengangguk dan aku mengajaknya duduk di sofa agar lebih santai

"Ini" Sifa menyodorkan sebuah Cd kepadaku "Ini copy'an rekaman CCTV yang di lakukan Larasati kepada Ambar" ujarnya lagi

Aku menghela napas "Kenapa kamu sampai membuat Larasati membunuh Ambar??"

Sifa menggeleng "Aku tidak menyangka semua akan seperti ini Ndo, niatku adalah agar Larasati mengusir Ambar pergi dari rumah, menjadi gembel itu saja. Tapi aku tidak mengerti mengapa mereka..."

Aku memeluknya, aku tau pemandangan itu pasti meninggalkan kesan buruk pada Sifa. Apalagi Sifa yang baru sembuh dari Depresinya. "Tenanglah sayang" aku membujuknya

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau tinggal dengan pembunuh kejam seperti mereka! Mereka membunuh anakku, dan sekarang tega memutilasi Ambar"

"Bawa rekaman ini kepolisi, biar mereka ditahan dan semua selesai" Sifa terdiam

"Tidak! Aku ingin membuat Larasati juga Wisnu tersiksa. Seperti yang aku dan Ambar rasakan" terang Sifa. Tetap saja, dendam itu masih bersarang dihatinya

'Sesungguhnya menyimpan dendam di hati tidaklah baik. Belajarlah untuk ikhlas dan biarkan Tuhan membalaskan apa yang seharusnya dibalaskan'

Aku tersenyum "Calvin sudah mengurus semuanya, sebentar lagi Wisnu akan meminta uang sebesar 5 M padamu, kau berikan namun sebagai jaminanya kau minta surat rumah dan perusahaan" terangku

"Baiklah akan aku lakukan"

"Jika semua sudah kau ambil, maka kita bisa mengusirnya seperti gembel"

Sifa tersenyum "Biarkan aku bermain sebentar saja"

"Terlalu berbahaya, ku mohon"

"Tenanglah baby, sebaiknya kita bercinta" ajaknya. Aku tak pernah bisa menolak bila Sifa mengajaknya. Sifaku...

***

"Maaf kau harus melihat adegan itu" lirih Wisnu pada Sifa. Sifa tersenyum dan memeluk Wisnu

"Bukankah, sekarang aku menjadi wanita satu - satunya dihidupmu?" pancing Sifa. Wisnu mengangguk hendak mencium bibir Sifa namun Sifa berkelit

"Maaf honey, aku sedang tidak ingin. Bayangan Ambar menghantuiku" terang Sifa. Wisnu menghela napaz dan melepaskan pelukannya.

"Kamu sedang ada masalah?" tebak Sifa sengaja. Karena dia sudah tak sabar memancing topik ini

"Sayang, bisakah kau menyuntikkan dana untuk perusahaanku?" tanya Wisnu pada Sifa sembari membelai rambut Sifa.

Sifa tersenyum "Itu masalah gampang, berapa sayang? 10 juta? 20 juta? Atau 100 juta? Akan aku suntikkan dana" jawabnya

Wisnu meraih jemari tangan Sifa menatap matanya dengan lembut "Aku perlu suntikan dana awal 5 M sayang"

"Apa? 5 M???" Sifa berpura - pura terkejut mendengar permintaan Wisnu

"Bisakah kau membantuku?"

"Jika sebanyak itu, aku harus mencairkan dari dana perusahaanku" Sifa terdiam menatap Wisnu yang masih setia mendengarkan "Apa kau punya sesuatu yang untuk kau gadaikan?" tanya Sifa lagi

Wisnu merenggut "Apa harus meminjam dana dari istri sendiri harus memakai jaminan?"

Sifa tertawa pelan "Sayang, uang yang kau minta terlampau tinggi. Aku hanya perlu sebagai formalitas"

"Aku hanya memiliki rumah ini dan perusahaan yang akan bangkrut" terang Wisnu pelan. Sifa sudah tau itu.

"Oke, rumah ini cukup besar dan bisa bernilai 2 sampai 3 M. Sedangkan pinjamanmu mencapai 5 M" terang Sifa "Bagaimana jika kau memberikan perusahaanmu dan rumah ini padaku, jadi kau akan mendapat 5 M itu"

Wisnu menatap tajam Sifa "Apa maksudmu? Lalu aku dan Ibu harus tinggal di mana??"

Sifa tersenyum "Sayang, aku kan istrimu. Jika rumah ini memjadi rumahku, bukankah juga menjadi rumahmu?"

Wisnu terdiam sejenak mendengarkan penjelasan Sifa. Tentu ini pilihan yang susah. Di samping dia butuh suntikan dana dalam jumlah besar, dia tidak memiliki apapun kecuali rumah ini dan perusahaan yang akan bangkrut. Wisnu menatap Sifa, Sifa adalah istrinya. Apapun yang dimiliki Sifa adalah miliknya. Benar banget, mana mungkin Sifa akan mengusirnya dari rumah mereka? Bukankah Sifa sangat mencintai Wisnu. Pikiran bodoh Wisnu

"Baiklah sayanh, aku akan menyiapkan untukmu semua berkasnya. Dan kau siapkan segera uang yang aku butuhkan" Sifa mengangguk dalam hati senang riang pada akhirnya tujuannya tercapai.

Tbc

DEPRESI (END) 21+Where stories live. Discover now