20. Kesadaran?

11.9K 534 10
                                    

Menyadari bahwa ini cinta di waktu yang terlambat

°°°°

Hiduppun tak lagi membuatnya bersemangat. Seolah kehilangan harapannya. Seolah kehilangan apa yang selama ini menjadi tujuan hidupnya. Meskipun tujuannya merupakan tujuan yang buruk. Tapi dia merasa kehilangan arah.

"Mau sampai kapan kamu begini Wisnu??" Ambar berdecak kesal melihat tingkah suaminya yang masih menikmati senja dengan mata kosong di bangku taman rumah mereka.

"Kamu ini kenapa sih??" Wisnu masih terdiam tak berniat menyahut. Pikirannya tidak terfokus pada istri yang selama ini diakuinya wanita yang paling dia cintai. Benarkah Ambar wanita yang dicintainya?

Entah bagaimana memulainya, tapi Wisnu mulai merasakan ragu. Akan perasaannya pada Ambar dan mendiang Nina.

"Sejak Nina meninggal, kamu berubah! Kamu seperti orang yang kehilangan cintamu Wisnu!!!" teriak Ambar kesal dan meninggalkan Wisnu.

Walau tak begitu menyimak namun Wisnu mendengar teriakan Ambar yang terlontar untuknya 'seperti orang yang kehilangan cinta' benarkah seperti itu? Perlu waktu berapa lama lagi untuk menyadari keterpurukannya kehilangan Nina. Tidak usah munafik, dia memang mengalami fase itu. Kehilangan cinta...

"Aku akan mencintaimu, meski kau tak mencintaiku lagi Wisnu"

Teringat kata - kata Nina yang sempat terucap saat Wisnu selesai menikahi Nina di ruang ICU itu. Namun Wisnu tak menghiraukannya. Tertutup dengan rasa benci dan dendam itu

"Halo?" Wisnu mencoba menghubungi seseorang. Dia butuh teman saat ini

"..."

"Aku ingin bertemu denganmu"

"...."

"Baiklah, trims"

Wisnu bangkit dan mengambil segala perlengkapannya. Butuh teman bicara untuk menjawab kegelisahannya beberapa hari ini. Dia tak bisa membiarkan dirinya berada dalam kondisi begini terus.

"Lama menunggu?" tanya wanita yang kini duduk di depannya. Wisnu tersenyum melihat wanita itu menunjukkan wajah persahabatan

"Bagaimana kabarmu Wisnu? Kau nampak tidak baik?"

Wisnu tersenyum tipis "Entahlah, aku merasa tak enak hati belakangan ini"

Wanita itu meneliti wajah Wisnu. Terakhir kali bertemu dia melihat pria ini masih tampan. Tidak seperti sekarang, rambut halus tumbuh dengan subur dirahang kokohnya. Matanya memiliki kantong mata dan berwarna hitam kentara sekali kurang tidur beberapa hari. Rambut yang panjang dan berantakan. Tidak dipotong dan tidak menggunakan gel agar terlihat rapi. Pakaian yang biasanya licin seperti rambut habis direbonding, sekarang lecek seperti tidak di setrika seabad lamanya.

"Kau sangat berantakan Wisnu! Ada apa denganmu? Apa Ambar tidak melayanimu dengan baik??"

Wisnu menghisap sebatang rokok yang di pegangnya menikmati nikotin yang masuk ke paru - parunya "Dan sejak kapan kau merokok??"

Wisnu terkekeh "Sejak dia pergi.." jawabnya pelan

"Dia? Dia siapa??"

DEPRESI (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang