Grave 16

14.7K 1.8K 119
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, di pagi hari sebelum sarapan pagi berlangsung, cokelat-cokelat katak melompat-lompat dari sudut ruangan ke sudut ruangan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, di pagi hari sebelum sarapan pagi berlangsung, cokelat-cokelat katak melompat-lompat dari sudut ruangan ke sudut ruangan lain. Cokelat-cokelat itu sengaja dibuat Nyonya Eveline untuk si bungsu Erico agar anak itu berhenti menangis. Dan tangisan Erico yang membahana di setiap sudut rumah bukan tanpa alasan. Anak itu baru saja kehilangan sesuatu yang berharga, yang membuatnya menangis membabi buta seolah-olah dia adalah anak hilang yang baru ditemukan dari hutan belantara; liar dan tidak terkendali.

Seluruh anggota keluarga dikerahkan mencari benda yang dipastikan menjadi penyebab si bungsu mendadak kesetanan. Sayangnya, Nyonya Eveline baru menyadari hilangnya benda itu di pagi buta, setelah ayam-ayam hutan saling berkokok, lalu suaranya berubah menjadi auman serigala yang saling beradu. Tak perlu menduga-duga lebih lama, dia tahu bahwa semua itu adalah perbuatan anak bungsunya jika sedang menangis.

Suara ayam-ayam hutan berhasil diredam, tetapi tidak dengan tangisan Erico yang serta merta meraung di udara bagaikan suara klakson kereta api tua. Sementara Nyonya Eveline berusah payah melakukan segala cara agar Erico berhenti menangis, Tuan Evanders, tanpa mau diganggu gugat, dengan santai membaca surat kabar di samping kuburan ayahnya, yang jauh dari jangkauan tangisan Erico. Baginya membaca surat kabar adalah hal yang paling penting di atas segala-galanya, meski isterinya telah berulang kali mengeluh. Setelah membaca koran, dia mungkin akan bergabung dengan yang lainnya, mencari benda yang disinyalir menjadi penyebab kekacauan di pagi hari yang seharusnya tenang.

Permukaan kuburan di atas makam ayahnya bergetar. Tetapi, Tuan Evanders sama sekali tidak bergeming. Kuburan itu terus bergetar setiap waktu, sampai akhirnya dia lelah dan menurunkan koran dari wajahnya. "Baiklah ayah, aku akan membantu mencarinya."

Di sudut lain, Elena mengambil satu cokelat katak berukuran ibu jari orang dewasa yang melompat-lompat di rak buku di dalam perpustakaan. Dia lalu menelannya bulat-bulat selagi coklat itu masih beraroma segar. Sedangkan Elliot berulang kali harus menerima getahnya, karena cokelat-cokelat itu secara langsung mengotori karpet yang berada di seluruh ruangan, yang membuatnya harus bekerja ekstra.

"Aku tidak yakin bisa membersihkan kekacauan ini dalam satu hari," kata Elliot.

Elena mendengus. "Aku selesai. Aku bahkan tidak melihat tanda-tandanya," katanya sembari menangkap satu cokelat katak yang melewati kakinya.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang