Grave 21

15.3K 1.7K 215
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam telah berubah menjadi pagi buta sebelum fajar datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam telah berubah menjadi pagi buta sebelum fajar datang. Ciri-cirinya berasal dari lengkingan suara ayam hutan yang saling berkokok, bersama-sama menyapa keheningan senja. Sementara gumpalan-gumpalan kabut pekat pasca hujan semalam, masih terus menyelimuti kota bagaikan kapas raksasa.

Langkah-langkah kecil yang berderap di permukaan tanah menyentakkan hewan-hewan malam dari peraduannya. Mereka saling menatap satu sama lain--bingung, lalu berbisik-bisik tidak pasti begitu mengetahui adanya seseorang yang berjalan menyusuri lahan pemakaman.

Arabella berjalan melalui deretan pemakaman keluarga Waterhouse seorang diri, dengan kedua mata tertuju pada satu titik, yaitu hutan malaria yang letaknya di belakang rumah. Dia menggretakkan gigi tanpa sadar, melawan udara dingin yang menusuk nyaris ke bagian tulang belakang. Kedua matanya berair akibat terlalu lama terbuka, tetapi itu tidak mengehentikan langkahnya untuk terus berjalan. Secara naluriah dia memeluk tubuhnya sendiri, yang hanya berbalut tank top dan celana panjang tipis. Kakinya yang tidak beralas mulai terasa perih tersayat ranting pohon, serta daun-daun kering yang tajam. Namun lagi-lagi itu bukan masalah besar.

Permukaan tanah yang mengembung bergetar hebat begitu Arabella singgah di tepi deretan kawat berduri; pagar pembatas antara rumah keluarga Waterhouse dan dunia luar. Dia mengacuhkan panggilan yang berasal dari kuburan itu dan mulai merusak pagar kawat dengan tang, yang sebelumnya sempat digenggam. Setelah berhasil merusak beberapa batang kawat, tiba-tiba tang miliknya jatuh bersamaan dengan suara dalam seseorang yang muncul dari balik punggungnya.

"Apa yang kau lakukan di sana?"

Pusing. Satu kata yang dapat dicerna oleh pikiran Arabella ketika dia menyadari suasana di sekelilingnya. Gadis itu mengamati permukaan telapak tangannya yang mengkerut akibat udara dingin, dan bertanya-tanya dalam hati mengapa dirinya bisa sampai kemari. Perlahan tapi pasti dia memutar tubuhnya, cahaya lampu senter Elliot langsung tertuju pada wajahnya yang mengantuk.

"Ya ampun Bella, kamu pikir apa yang sedang kamu lakukan?" Elliot menghampiri gadis itu dengan jengkel.

"Aku tidak tahu," katanya linglung, masih sibuk menatap telapak tangannya yang mengkerut.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang