Chapter [4]

25.5K 2K 80
                                    

5sos - Amnesia

Sore itu Via kecil sedang duduk di ruang keluarga bersama kedua orangtua nya. Via yang masih berumur 9 tahun sedang menyusun lego dengan Setyo, Ayahnya. Diva sedang menonton televisi sambil sesekali nimbrung dengan anak dan suaminya.

Setyo menanyakan mengenai keadaan Via di sekolah. Pertanyaan yang rutin ditanyakan olehnya setiap minggu, untuk memastikan perkembangan anaknya.

"Alhamdulillah aku sama temen-temenku baik-baik aja," kata anak itu. "Pelajaran nya juga masih aman terkendali! Cuma yaa aku agak kewalahan di IPS. Kan aku susah menghafal."

"Ya udah, lain kali kalo mau ujian IPS, dicicil yaa biar kamu ga kewalahan kaya semester kemarin. Jangan belajar nya H-1." Setyo menasihati anaknya.

"Siap Boss!" Jawab Via. Tangannya membentuk hormat seperti prajurit.

"Sini-sini anak Papa udah gede banget sih."

Setyo memeluk anaknya, disusul dengan Diva yang berjalan menghampiri anak dan suaminya sambil ikut memeluk keduanya.

"Mama ikutan dong peluk-peluk," kata wanita itu.

Tiba-tiba Setyo iseng menggelitik perut anaknya, yang membuat Via tertawa dan langsung berlari menjauhi Diva dan Setyo. Perempuan itu memang paling tidak tahan geli.

Tidak berapa lama kemudian setelah Via berlari, bel rumah berbunyi. Via yang berada di dekat pintu langsung berjalan untuk membukakan pintu. Perempuan itu mengintip melalui jendela terlebih dahulu, sebelum tangannya bergerak untuk membuka kunci rumahnya.

Via sedikit bingung saat melihat sepasang suami istri dan seorang anak laki-laki berdiri di depan pintu. Sepertinya ia belum pernah melihat mereka.

Via kecil tersenyum, sebelum ia bertanya keluarga itu mencari siapa.

"Halo sayang," kata wanita di depannya lembut. "Papa atau Mamanya ada?"

Via mengangguk. Perempuan itu kemudian berjalan ke dalam rumah memanggil Ibunya yang ternyata sudah berjalan menghampirinya.

"Siapa sayang?" tanya Diva.

"Selamat sore Ibu," Wanita tadi membuka suaranya. "Ini, kita tetangga baru di depan rumah. Mau silaturahmi aja, kenalan sesama tetangga,"

"Oh yang di depan rumah toh!" kata Diva. "Udah mulai pindahan ya? Yuk masuk masuk silahkan!" Diva mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk.

Tetangga baru itu kemudian duduk di ruang tamu bersama Via, Diva, dan Setyo. Setelah berkenalan dan berbincang cukup lama, ternyata mereka itu berasal dari Bandung. Dan anak laki-lakinya, yang diketahui bernama Gadhra, seumuran dengan Via.

"Via, ajakin Gadhra main dong," kata Setyo kepada anaknya. "Selesain tuh lego kamu. Gadhra suka main lego ga?"

"Suka Om! Gadhra punya beberapa juga di rumah," seru Gadhra antusias.

"Wah kebetulan dong. Ya udah gih sana Via, ajakin main nak." Setyo menyuruh anaknya untuk bermain di ruang keluarga.

Via yang masih malu-malu kemudian menuntun Gadhra ke ruang keluarga. Ia menunjukkan lego yang sedang ia kerjakan bersama Setyo tadi. Kedua bola matanya melihat Gadhra yang sedikit kaget saat melihat lego yang sedang dirakit oleh Via.

"Wah! Ini yang Aircraft?" Gadhra antusias saat memegang kotak legonya. "Lucu ya kamu cewe tapi suka main kaya beginian!"

Via tertawa kecil melihat Gadhra yang kesenangan. "Aku cuma suka nyusunnya aja bareng Papa. Kalo model-modelnya sih aku ga ngerti,"

Anak perempuan itu memang suka menyusun lego karena menurutnya itu membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Via suka dengan hal-hal yang membutuhkan ketelitian.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now