Chapter [14]

15.8K 1.5K 152
                                    

The Script - Never Seen Anything "Quite Like You"

Sore itu, suasana kelas International Marketing cukup berjalan dengan baik, meskipun Reon dan teman-temannya sempat terlambat 15 menit dikarenakan terlalu lama duduk-duduk di smokar. Dosen muda nan cantik yang sedang menjelaskan di depan kelas mampu membuat para mahasiswanya pay attention dengan materi yang sedang dijelaskan. Bukan hanya karena beliau cantik, namun juga karena penjelasannya mudah dimengerti.

Reon yang sedang memperhatikan penjelasan dosen tersebut dengan seksama tiba-tiba merasa bosan. Jemarinya bergerak memutar-mutarkan pena yang ia pegang. Sesekali ia mengetuk-ngetuk pena tersebut ke atas buku tulis yang ia letakkan di atas meja.

Lelaki itu mengambil ponsel dari saku celananya, dan menghubungi Via.

Reon: Vii

Reon: Lagi bawa mobil ga?

Reon menutup aplikasi yang ia gunakan untuk menghubungi Via dan menaruh ponselnya di atas meja.

Getaran singkat pada ponselnya membuat Reon melihat notifikasi yang tertera pada layar ponselnya.

Chessa Thivia: Enggakkkk lagi mager

Chessa Thivia: Aku naik gojek tadi. Kenapa?

Reon mengambil ponselnya dan membuka kembali room chat-nya. Jemarinya bergantian mengetik pesan untuk Via.

Reon: Balik sama aku yukk

Chessa Thivia: Yukk

Chessa Thivia: Kamu kelar jamber?

Reon: 5

Reon: Kamu?

Chessa Thivia: Yaah aku udah kelar

Chessa Thivia: Ya udah aku tunggu di kantin yaa

Reon melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore, yang berarti Via harus menunggunya selama dua jam.

Reon: Eh ga usah!!

Reon: Ntar aku cabut aja deh

Lima menit Reon menunggu tidak ada balasan dari Via. Mungkin dia lagi pesan makanan di kantin. Reon melihat ke arah Ditto yang duduk di sebelahnya. Mata Ditto benar-benar terpaku kepada dosen yang sedang menjelaskan di depan kelas.

"Buset," Reon menempeleng kepala Ditto. "Bentar lagi keluar tuh mata."

Ditto mengalihkan pandangannya ke Reon. "Gila, wife material banget nih dosen," kata Ditto sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Pengen gue nafkahin, Yon."

Reon tertawa mendengar perkataan Ditto. "Yang ada dia yang nafkahin lo, bego. Lo aja masih pengangguran."

"Nih ya," Ditto menjelaskan kepada Reon. "Dia cuma beda empat tahun sama kita. Gue tahun depan insyaAllah lulus. Terus gue cari kerja. Dia cuma perlu nunggu setahun lagi nyet."

Reon cuma bisa tertawa mendengar 'prospek-masa-depan' Ditto. "Mending dia mau sama lo."

"Aw! That's hurt." Dito memegang dadanya.

Reon cuma bisa menggelengkan kepalanya melihat temannya itu. Lelaki tersebut mengecek kembali ponselnya. Via yang ternyata sudah membalas pesannya membuat ia membuka room chat-nya dengan Via lagi.

Chessa Thivia: Zarion Ananta!

Chessa Thivia: Gapake acara bolos ya.

Senyum kecil terukir di bibir Reon saat membaca chat dari Via.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now