Chapter [22]

14.5K 1.3K 118
                                    

One Direction - Love You Goodbye (Cover)
p.s. Prefer the original one but can't find it on youtube nor soundcloud.

----⛔----


"Mbak gapapa?"

Suara seorang pelayan yang menghampiri Via membuat perempuan itu tersadar. Perih yang mulai dirasakan di tangannya akibat dari tumpahan air teh panas membuat ia merintih kesakitan. Pelayan tadi segera berlari ke belakang untuk mengambil handuk yang sudah direndam air dingin, kemudian kembali ke meja Via dan menyelimuti tangan kanan perempuan itu, berusaha untuk mengurangi perih yang dirasakannya.

"Gapapa mbak?" tanya pelayan itu sekali lagi.

Via menggeleng. Perempuan itu menggigit bagian bawah bibirnya dengan keras, berusaha untuk menahan sakit yang ia rasakan. Bukan, bukan sakit karena air panas yang tumpah ke tangannya. Melainkan sakit karena membayangkan seseorang yang ia sayangi bersama dengan perempuan lain.

Tidak lama setelah itu, Reon datang menghampiri meja mereka. Laki-laki itu sedikit terkejut dengan keadaan meja yang berantakan dan pelayan yang sedang mengobati tangan Via.

"Via kamu kenapa?!" tanya Reon sambil berjongkok dan memegang tangan Via.

Melihat Reon, air mata yang sedari tadi ia tahan langsung keluar dan mengalir ke pipinya. Via langsung berdiri, mengambil tasnya, dan mengucapkan terimakasih banyak kepada pelayan yang mengobatinya.

"Aku mau pulang," kata perempuan itu sambil berjalan meninggalkan Reon yang masih dalam posisi berjongkok.

Reon berdiri, memberikan beberapa lembar ratusan ribu di dompetnya kepada pelayan tadi, kemudian tangannya mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Kolom chat yang masih terbuka di ponselnya membuat Reon mengerti penyebab perubahan sikap Via.

Reon berlari mengejar Via yang sudah berjalan cukup jauh menuju parkiran, berulang kali ia memanggil nama perempuan itu, namun tidak ada jawaban. Ia bisa melihat Via yang sedang menangis di samping mobilnya, dengan wajah yang dibenamkan di dalam kedua telapak tangannya.

Jantung Reon berdegup kencang melihat Via menangis, hatinya benar-benar teriris mendengar isakan perempuan itu. Dengan cepat Reon membawa perempuan itu ke dalam pelukannya, membiarkan perempuan itu menangis sesenggukan di dalam dekapannya.

Via sama sekali tidak menolak saat Reon datang dan mendekapnya. Bahkan saat ini orang yang membuatnya menangis adalah orang yang dapat membawa ketenangan dan kehangatan baginya.

Via berusaha untuk mengatur nafasnya di dalam pelukan Reon, tangisnya yang cukup kencang membuat ia sulit untuk mengatur nafasnya. Dapat dirasakannya Reon yang sesekali mengelus kepalanya dan mencium puncak kepalanya. Ia tidak membalas pelukan Reon, namun perempuan itu menikmati kehangatan yang diberikan oleh Reon. Biarlah ia seperti ini selama beberapa menit ke depan.

Merasa sudah mulai tenang, Via melepaskan pelukan Reon, dan melihat Reon yang kelihatan merasa bersalah? Entahlah, arti dari tatapannya sulit untuk didefinisikan.

Reon membuka kunci mobilnya dan membiarkan Via masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, sebelum laki-laki itu berjalan menuju kursi pengemudi dan masuk ke dalam mobil.

****

Selama satu jam perjalanan tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka. Sesekali Reon berusaha memanggil Via dengan pelan, namun tidak ada jawaban dari perempuan itu. Reon tidak berani melakukan kontak fisik dengan Via, bahkan untuk memegang tangannya saja ia terlalu takut.

"Aku salah apa sih Yon?" Via membuka suaranya setelah sekian lama ia tidak merespon Reon.

Reon diam. Ia tidak berani mengeluarkan sepatah katapun seakan mulutnya terkunci rapat. Tangan kirinya memegang setir mobil, dan tangan kanannya ia jadikan tempat untuk menumpu kepalanya, sambil sesekali memijat kepalanya yang terasa berat.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now