Chapter [18]

15.1K 1.4K 136
                                    

Avenged Sevenfold - Dear God

Via terbangun dari tidurnya dan mendapati Gadhra duduk di sebelahnya sambil membelai lembut rambut perempuan itu untuk membangunkannya.

Siang itu, pada saat jam istirahat sekolah, Gadhra menyuruh Tahira untuk tidak membangunkan Via yang tertidur pulas di mejanya.

Seharian kemarin Via menemani Gadhra menjaga Ghea, karena kedua orangtua Gadhra sedang menghadiri undangan pernikahan anak dari kerabat mereka di Bandung, dimana mereka harus pulang pergi karena besoknya hari Senin.

Kedua orangtua Gadhra baru sampai rumah sekitar pukul dua dini hari. Oleh sebab itu rasa kantuk masih dirasakan oleh perempuan itu karena paginya ia masih harus bangun untuk berangkat ke sekolah.

"Dhra," kata Via lembut. Gadis itu mengangkat kepalanya dari meja dan membuka kacamata yang biasa hanya ia gunakan saat berada di dalam kelas. "Eh udah istirahat ya?"

Gadhra tertawa kecil. "Udah daritadi kali Mbak," katanya sambil mendorong semangkuk bakso yang ia beli di kantin untuk Via.

"Nih dimakan baksonya. Udah gue pesen ga pake bawang goreng," katanya lagi.

Reaksi Via saat Gadhra memberikan semangkuk bakso kepadanya membuat Gadhra tertawa. Via langsung mengunyah baksonya sambil menainkan ponselnya. Sekilas, Gadhra melirik ke arah ponsel Via.

"Kok lo chat-an sama Beno?" tanyanya saat ia menyadari Via sedang membalas chat seseorang.

Menyadari ponselnya sedang dilirik oleh Gadhra, Via mengalihkan pandangannya dan melihat Gadhra. "Iya nih, beberapa hari ini dia chat gue terus," jawabnya.

"Lo suka sama Beno?" Gadhra bertanya kepada Via dengan hati-hati. Tumben perempuan itu tidak cerita kalau dia sedang di dekatin oleh seseorang.

"Sekarang sih enggak," jawab Via sambil mengangkat kedua bahunya. "Gak tau kalo ntar."

Jawaban Via membuat Gadhra seperti sedang berpikir keras. Laki-laki itu menperhatikan Via yang masih berkutat dengan baksonya. Menyadari sesuatu, Gadhra langsung berdiri dan beranjak untuk keluar dari kelas.

"Eh," panggilan Via membuat Gadhra menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Via. "Mau kemana?" tanya perempuan itu.

"Mau ke kantin. Tadi gue lupa beliin lo minum," jawabnya sambil berjalan kembali menuju pintu kelas. "Tunggu ya."

Via mengangguk dan tersenyum kecil memperhatikan Gadhra yang sudah berjalan menjauhinya. Ia masih dapat melihat Gadhra berjalan di koridor sambil sesekali disapa oleh teman-temannya melalui pintu kelas yang terbuka dengan lebar.

Setelah menunggu kurang lebih lima menit, Gadhra datang sambil membawa jus apel-jeruk yang sering dipesan oleh Via di kantin. Via tersenyum lebar melihat apa yang dibawa oleh Gadhra.

"Duuh lagi kesambet apa sih ayang Adhra?" tanya Via yang dibalas dengan muka jijik oleh Gadhra. "Abis lo hari ini baik banget sama gue."

"Gakpapa beib, gue cuma merasa bersalah aja lo ampe ketiduran gini gara-gara nemenin gue jagain Ghea kemarin," kata Gadhra sambil memberikan jus tersebut kepada Via. "Jadi lo jangan ge-er njing."

Kata-kata Gadhra membuat Via berdecak sebal sambil menarik rambut Gadhra. Keduanya tertawa. "Najis lo!"

Seketika Gadhra menyadari sesuatu, yang membuat  bola mata coklatnya kembali melihat Via yang sedang meminum jus nya dengan ponsel yang dimainkan oleh perempuan itu di tangan kanannya.

"Jangan sama Beno Vi."

Perkataan Gadhra membuat Via melihat ke arahnya sambil tetap meminum jus nya.

T R A P P E DUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum