Chapter [39]

16.1K 1.3K 140
                                    

Payung Teduh - Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan

Pelukan Gadhra dan Via kali ini cukup dalam, dan erat. Pengakuan yang baru saja dilontarkan oleh keduanya, entah kenapa membuat Gadhra merasa lega. Sangat lega.

Gadhra tersenyum kecil di dalam pelukan itu, akhirnya doanya selama ini terjawab. Dan dia berterimakasih kepada Yang Maha Kuasa, karena telah memberikan jawaban dari pertanyaannya selama ini.

Perlahan Gadhra melepaskan pelukannya. Kedua bola matanya melihat Via yang menurutnya sangat cantik, dan akan selalu cantik dimatanya. Bukan cuma soal muka, tetapi juga hati dan pikirannya.

"Gue anter pulang ya," kata Gadhra pelan.

Via mengangguk. Perempuan itu menyilangkan tasnya, sebelum dia turun dari ayunan untuk pamit kepada kedua orangtua Gadhra.

Sepanjang perjalanan, tidak ada satupun di antara mereka yang mengeluarkan suaranya. Bahkan Via pun tidak berniat untuk menyalakan radio di dalam mobil Gadhra, seperti yang biasa dilakukannya.

Keduanya hanya fokus dengan pemikiran mereka masing-masing, atau mungkin pikiran mereka masih tertuju pada moment tadi. Entahlah, hanya mereka yang tahu.

Setelah mengucapkan terimakasih kepada Gadhra, Via bergerak untuk turun dari mobil laki-laki itu. Namun dia mengurungkan niatnya, saat Gadhra baru saja memegang tangannya.

"Makasih ya Vi," kata Gadhra pelan.

Via tertawa kecil. "Sebenernya gue gak ngerti kenapa lo bilang makasih," katanya. "Tapi, iya, sama-sama."

Gadhra tertawa. Kini kedua bola matanya melihat Via yang sudah turun dari mobilnya, dan terus memperhatikan perempuan itu seperti yang biasa dilakukannya dari dulu, sampai perempuan itu masuk ke dalam rumahnya.

Tangan Gadhra bergerak merogoh ponsel miliknya. Dengan cepat laki-laki itu menelepon seseorang, sebelum dia kembali mengendarai mobilnya.

****

Reon sedang menghirup rokoknya di balkon kamarnya, sambil sesekali mengotak-atik ponselnya. Saat laki-laki itu sedang berkutat pada game yang sedang dimainkannya, tiba-tiba terdengar suara Revan yang sedang bernyanyi sambil melangkahkan kakinya menuju balkon kamar abangnya itu, dengan membawa hot chocolate di tangan kanannya.

Selama beberapa menit ke depan, Revan mulai bertanya-tanya kepada Reon mengenai jurusan apa yang akan diambilnya nanti setelah lulus, mengingat dirinya sebentar lagi akan lulus SMA, dan semoga saja lulus.

"Bang," kata Revan. "Lo masih deket sama Andita?"

Pertanyaan Revan sontak membuat Reon tertawa. Tangan laki-laki itu bergerak mematikan puntung rokoknya, sebelum ia mengeluarkan suaranya.

"Gue sama Andita ga ada apa-apaan kali," kata Reon. "She still loves her ex."

"And so do you," jawab Revan cepat.

Reon diam. Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut laki-laki itu, mengingat dia sebenarnya sudah tau jawabannya.

Belum sempat Reon mengeluarkan kata-katanya, sebuah mobil yang baru saja datang di depan rumahnya membuat Reon dan Revan melihat ke arah mobil itu dari balkon.

Reon yang terbelalak kaget saat melihat mobil yang sangat dikenalinya itu, membuat Revan dengan cepat bertanya kepada abangnya.

T R A P P E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang