Chapter [24]

13.2K 1.4K 119
                                    

Secondhand Serenade - Stay Close, Don't Go

Ponsel Via yang berbunyi membuat perempuan itu melirik ke arah ponselnya yang berada di atas meja. Tangannya bergerak mengambil ponselnya dan menggeser layarnya ke arah kiri, me-reject telepon yang masuk.

Selang beberapa detik kemudian, ponselnya berbunyi lagi. Via melirik ke arah Adel yang menganggukkan kepalanya, menyuruhnya untuk mengangkat telepon itu.

Via menghela nafasnya, sebelum menggeser layar ponselnya ke arah kanan dan mengangkat telepon itu.

"Halo?"

Setelah kurang lebih satu atau dua menit menjawab telepon, Via meletakkan kembali teleponnya dan melihat Adel yang menatap dirinya seolah menanyakan percakapan Via di telepon.

"Reon mau ke sini," kata perempuan itu. "Mau ngomong katanya."

Adel ber-oh panjang. Perempuan itu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Dilihatnya sekilas notifikasi ponselnya, sebelum ia kembali fokus kepada Via yang duduk di hadapannya.

"Gapapa kan Del?" tanya Via.

Adel terlihat bingung dengan pertanyaan Via. "Gapapa apanya?"

"Dia ke sini."

Sontak Adel tertawa mendengar pertanyaan Via.

"Becindi nih orang. Kenapa nanya gue coba?" kata Adel. "Harusnya gue yang nanya, are you ready to talk to him?"

Mendengar pertanyaan Adel, Via yang tadinya terlihat sedikit ragu mengangguk.

"I'm fine, Del." kata Via. "Gue ga bisa terus-terusan kabur dan ga mau dengerin penjelasan dia."

Malam ini, Adel memang sengaja mengajak Via untuk makan di sebuah bistro yang berada di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Bistro itu memang terkenal dengan interiornya yang mewah dan elegan.

"Karena gue lagi ada rezeki dan untuk menghibur temen gue yang lagi galau, gue mau nraktir lo disitu," kata Adel kemarin malam.

Awalnya Via menolak permintaan Reon untuk bertemu dengannya. Namun, setelah beberapa lama Reon memohon, akhirnya Via setuju dan memberitahu keberadaannya dengan Adel.

Via mengotak-atik ponselnya untuk men-share location-nya kepada Reon, sesuai dengan permintaan laki-laki itu.

Hari ini Via tampil cantik dengan dress berwarna cream di atas lutut, yang menegaskan warna kulitnya yang putih. Rambutnya dibiarkan tergerai indah, dengan bagian bawah yang bergelombang karena telah dijepit menggunakan jeday andalannya selama di perjalanan tadi. Sedikit polesan make-up tipis semakin mempercantik penampilannya malam itu.

Adel menggunakan dress broken white di atas lutut, dengan rambut yang diikat ke belakang olehnya, menampilkan lehernya yang tampak indah. Polesan make-up tipis juga menyempurnakan penampilannya malam itu.

Sekitar kurang lebih satu jam kemudian saat Via dan Adel melahap main course mereka, ponsel Via kembali berbunyi. Kedua bola matanya melirik ke arah ponselnya yang berada di atas meja.

Reon: Vi aku udah sampe

Reon: Kamu dimananya?

Tangan Via bergerak mengambil ponselnya, dan membalas pesan yang masuk itu.

Chessa Thivia: lantai 3

"Udah sampe?" tanya Adel saat melihat Via membalas pesan seseorang.

Via mengangguk. "Baru aja nih."

Adel menggenggam tangan Via yang duduk di hadapannya, berusaha mengalirkan ketenangan kepada sahabatnya.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now