Chapter [6]

19.2K 1.7K 114
                                    

All Time Low - Remembering Sunday

Pagi itu Via berjalan menuju kelas Reon. Semenjak kejadian kemarin, Reon tidak bisa dihubungi. Maka ia memutuskan menghubungi Ditto—teman sekelas Reon untuk menanyakan dimana kelas mereka hari ini.

"Eh, ada dede gemes nih!" Seseorang dari kerumunan senior yang tengah nongkrong di depan kelas meneriaki Via.

"Ngapain ke sini dek? Cari cowo ganteng ya?" senior itu berdiri menghampiri Via. "Pas banget. Kenalin, gue Viko."

Sontak teman-teman Viko mengucapkan sumpah serapah kepadanya.

"Lagak lo sok 'Dek' banget anjing."

"Jijik banget gue dengernya sumpah."

"Najis lu sampah."

"Lha kenapa?" tanya Viko. "Kan gue sebagai senior yang baik menyayangi ade kelasnya."

Senior itu mengeluarkan ponselnya dari kantong, kemudian memberikannya kepada Via.

"Nah, bagi Line lo dong dek. Biar Kakak sayangi."

Via yang diganggu seperti itu hanya bisa tersenyum kepada senior-seniornya. Padahal dalam hati ia sudah mengatakan seribu sumpah serapah.

"Permisi ya Kak. Hehehe." Cuma itu yang bisa Via katakan sambil mengangguk hormat kepada seniornya. Ia pun lantas berjalan lagi menuju kelas Reon.

"Mampus lo ditolak."

"Pantesan lo ga laku - laku."

"Sumpah lo malu - maluin gue abis."

"Diem lo nyet," Ucap Viko kepada kerumunan nya yang diiringi dengan tawa yang lain.

Tiba - tiba, seseorang dari kerumunan itu berdiri dan menampol jidat orang yang menggoda Via.

"Cewe gue, anjing." Reon yang ternyata daritadi berada di kerumunan tersebut langsung berjalan untuk menyusul Via, meninggalkan Viko yang masih bengong melihat kehadiran Reon yang tiba-tiba.

"Si Reon kapan kesini nya dah kok tau-tau nongol?" tanya Viko.

"Makanya kalo mau ganggu cewe orang, liat dulu ada cowo nya apa engga, bego."

"Goblok si lu."

"Otaknya cewe mulu sih, jadi dungu kan."

Sumpah serapah dari teman - teman Reon dan Viko kembali terdengar. Reon berjalan agak cepat untuk menyusul Via yang ternyata sudah cukup jauh.

Sesampainya di depan kelas Reon, Via mengintip ke dalam kelas. Reon tidak ada rupanya. Perempuan itu memutuskan untuk menunggu sebentar di depan kelas.

Via berteriak cukup kencang saat ia membalikkan badannya, dan mendapati kepala Reon berjarak tiga centimeter dari kepalanya. Laki-laki itu membungkukkan badannya agar kepalanya bisa sejajar dengan kepala Via.

"Kamu ih! Ngagetin aja!"

Reon tertawa sambil duduk di bangku panjang yang berada tepat di depan kelasnya.

"Lagian kamu ngapain pagi-pagi ke kelasku?" tanyanya. "Tumben amat."

"Abis kamu dari kemarin ga bisa dihubungin." Via ikut duduk di sebelah Reon. "Ini kamu darimana?"

"Dari situ." Reon menunjuk kerumunan yang menggoda Via tadi.

"Lah kamu daritadi disitu?" tanya Via. "Kan aku digangguin disana. Kok kamu diem aja?!"

"Ya aku mau liat aja kamu bakal genit ga kalo digangguin gitu."

"Ih Reon!" Via menonjok bahu Reon pelan.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now