Chapter [32]

14.5K 1.2K 169
                                    

Gnash ft. Olivia O'Brien - I Hate You, I Love You

"Iye iye bawel. Bilangin ke Via ntar malem gue ke rumahnya. Tugas gue ketinggalan."

Dengan ponsel yang diletakkan di telinga kanannya, Tahira tersenyum senang dan mengangguk, yang sudah pasti tidak dapat dilihat oleh lawan bicaranya. Setelah mengucapkan terimakasih, perempuan itu mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya.

"Seneng banget Mbak," kata Via sambil mengambil ponsel miliknya.

Via yang tengah tiduran di kamarnya sambil menyalakan lagu dari ponsel-yang disambungkan dengan speaker kecil miliknya, terlonjak kaget saat melihat Tahira tiba-tiba masuk ke kamarnya.

Perempuan itu merenggangkan tubuhnya dan duduk di atas kasur saat Tahira sudah duduk di sebelahnya. Jemari Via bergerak mematikan lagu dari ponselnya, sebelum ia bertanya kepada temannya yang tumben pagi-pagi sudah berada di kamarnya.

Tahira mengajak Via untuk jalan-jalan bersama Enda dan Gadhra hari ini, yang dibalas dengan gelengan oleh Via. Udah janji sama Reon, katanya.

Dengan cepat Tahira mengambil ponsel Via dan menelepon Reon, mengatakan kalau dirinya meminjam Via untuk hari ini. Karena ternyata Tahira akan kembali ke Melbourne besok sore.

"Problem solved," jawab Tahira setelah memberikan ponsel Via. "Untung cowo lo bukan tipe-tipe yang ribet malesin gitu."

Via tertawa. Perempuan itu kembali menyalakan lagu di ponselnya sambil mengecilkan volumenya.

"Kok lo tau-tau mau balik ke Melbourne sih?" tanya perempuan itu. "Lo mah dateng tiba-tiba, balik juga tiba-tiba. Hantu ya?"

Tahira tertawa. Perempuan itu mengambil bantal di dekatnya, meletakkannya di atas kedua kakinya yang terlipat.

"Iya, gue ga jadi ambil cuti." Tahira menjelaskan. "Abisnya gue mikir, sayang juga satu setengah tahun lagi kok."

Karena terlalu stress dengan dunia perkuliahannya, Tahira yang memperpanjang liburannya di Indonesia sempat memiliki keinginan untuk cuti kuliah. Namun setelah berpikir cukup panjang, perempuan itu mengurungkan niatnya.

"Lah terus ini bukannya kuliah lo udah mulai masuk dari kemaren-kemaren ya?"

Tahira mengangguk. "Baru masuk seminggu sih semester barunya," katanya. "Makanya gue mau langsung balik aja biar ga banyak yang kelewatan."

Via ber-oh panjang, mengerti dengan apa yang Tahira rasakan. Dunia perkuliahan memang suka membuat perempuan itu stress dengan segala tugas dan pernak-perniknya. Belum lagi orang-orangnya dari berbagai seluk beluk yang berbeda. Bedanya, Tahira harus tinggal sendirian di Melbourne yang menjadi semakin terasa beratnya.

"Ntar naik mobil lo aja ya Vi?" kata Tahira. "Gue mager nyetir."

Via bergerak menuju jendela kamarnya, melihat bagian luar rumahnya dari lantai atas, kedua bola matanya melirik tempat mobilnya biasa diparkir.

"Mobil gue kayanya udah di bawa ke bengkel deh sama bokap," kata perempuan itu masih melihat jendela. "Lampu rem-nya nyala terus masa."

Tahira tertawa. "Lah dodol!" Tangan perempuan itu bergerak mengambil ponsel miliknya di dalam tas. "Ya udah gue minta mereka jemput ya."

Via mengangguk. Dia berjalan mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarnya. Sekitar setengah jam berkutik di kamar mandi, perempuan itu sudah terlihat wangi dan segar.

Tahira yang sedang memilih-milih lagu di ponselnya melihat ke arah Via saat perempuan itu sudah keluar dari kamar mandi.

"Udah pada otw Vi," kata perempuan itu.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now