Chapter [19]

15.1K 1.3K 183
                                    

The Script - For The First Time

Via berjalan memasuki rumahnya yang sudah gelap. Siang tadi seusai pulang sekolah, perempuan itu meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk pergi dan kemungkinan akan pulang saat larut malam.

Ia mengunci pintu rumah dan membuka sepatunya, menaruhnya di dalam rak sepatu dan membiarkan lampu rumah tetap dalam keadaan tidak menyala saat berjalan menuju lantai dua.

Perempuan berseragam itu terlonjak kaget dan mundur satu langkah ke belakang saat ia menyalakan lampu kamarnya, dan mendapati Gadhra yang duduk di kursi meja belajarnya.

"Dhra Astaghfirullah," Via berjalan masuk ke dalam kamar. "Sumpah gue kaget. Lo ngapain di sini malem-malem gini?"

"Darimana lo?" Suara Gadhra yang terdengar sangat dingin membuat Via terdiam.

Via membalikkan badannya untuk melihat Gadhra. Mata Gadhra yang menatap tajam ke arahnya, dan wajahnya yang merah seperti sedang menahan emosi membuat Via yang baru pertama kali melihat Gadhra seperti ini menjadi bungkam. Mulutnya tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun.

"Vi," panggil Gadhra pelan. "Darimana lo?"

Via masih tetap bungkam. Perempuan itu menggigit bibir bawahnya, ia duduk di pinggir kasurnya dan menggoyang-goyangkan kakinya, tanda bahwa perempuan itu sedang gelisah.

"Thivia," sekali lagi suara dingin Gadhra memanggil temannya.

Hening. Perempuan yang dipanggil masih tetap tidak mengeluarkan suara. Gadhra yang duduk di kursi belajar masih tetap menunggu agar pertanyaannya dijawab oleh lawan bicaranya. Sekitar dua sampai tiga menit Gadhra menunggu, laki-laki itu mengusap wajahnya.

"Via," mata Gadhra masih memandang Via dengan tajam. "Jawab."

Via sama sekali tidak berani melihat muka Gadhra. Ia menunduk, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan temannya.

"D-dari puncak."

Gadhra tertawa kecil mendengar jawaban Via, tertawa miris tepatnya.

"Sama siapa?"

Via terlihat ragu untuk menjawab pertanyaannya. Perempuan itu memberanikan diri untuk melihat Gadhra sebelum ia mengeluarkan suaranya.

"Beno."

Gadhra yang sebenarnya sudah mengetahui jawaban Via, menatap perempuan itu dengan tatapan yang tidak dapat didefinisikan. Laki-laki itu menunduk, menekan-nekan pangkal hidungnya, berusaha mencari secercah ketenangan.

"Dari pulang sekolah tadi, sampe sekarang lo baru balik jam dua pagi, lo ke puncak sama dia?"

Via mengangguk pelan.

"Shit," Gadhra mengusap wajahnya. "Tell me what did he do."

Via menggelengkan kepalanya. "Dia ga nga-"

"Kasih tau gue." Belum selesai Via mengucapkan perkataannya, Gadhra sudah memotongnya.

Via memandang Gadhra sebelum ia mengeluarkan perkataannya. "Dia ga ngapa-ngapain, Gadhra!"

"KASIH TAU GUE THIVIA JANGAN BOHONG!"

Bentakan Gadhra membuat Via terlonjak kaget. Perempuan itu menatap Gadhra seolah tidak percaya, ia belum pernah melihat Gadhra seperti ini sebelumnya. Ia pernah melihat Gadhra marah, tetapi marah kepada teman laki-lakinya atau saat laki-laki itu sedang berantam dengan siswa dari sekolah lain.

Selebihnya, ia tidak pernah melihat Gadhra semarah ini kepada dirinya.

Via membenamkan seluruh wajahnya di dalam kedua telapak tangannya, berusaha untuk menenangkan dirinya.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now