Chapter [35]

14.3K 1.3K 262
                                    

Yellowcard - Only One

Siang itu, hujan mengalir cukup deras. Reon yang baru saja kembali dari smokar bersama teman-temannya, kini sudah berdiri di lobby Fakultas Ekonomi. Iseng tangan kanannya ditadahkannya ke depan, menyentuh bulir-bulir air hujan yang mengalir dengan deras, sebelum laki-laki itu bergerak mengambil payung di dalam tasnya.

"Bang ojek payung Bang!"

Seorang anak laki-laki yang sudah basah kuyup datang kepada Reon sambil membawa payung besar. Reon tertawa kecil. Laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk mengambil payung di dalam tasnya, dan tangannya bergerak mengambil payung yang dipegang oleh anak kecil itu.

"Yuk!" kata Reon.

Dengan cepat Reon menarik tangan anak itu, saat dia memilih untuk kehujanan dan berjalan di belakang Reon.

"Bareng aja," kata Reon yang dibalas dengan anggukan pelan oleh anak itu.

"Kamu sekolah?" Reon membuka suaranya saat keduanya sedang berjalan menuju parkiran mobilnya.

"Kenapa Bang?" Suara hujan yang cukup deras saat itu membuat anak itu tidak terlalu mendengar apa yang diucapkan oleh Reon.

"Sekolah?"

Anak kecil itu mengangguk. "Kelas lima!"

"Oh ya?" jawab Reon. "Rangking gak di sekolahnya?"

Anak itu mengangguk lagi. Jemari tangannya menunjukkan angka dua di sebelah Reon. "Tapi rangking dua."

Reon tertawa. "Emang yang rangking satu siapa?"

"Ada, cewe."

"Cakep gak?"

"Enggak, bau."

Sontak Reon tertawa kencang saat mendengar pernyataan dari anak kecil itu, sama sekali tidak menyangka dengan jawabannya. Selama beberapa menit ke depan perjalanan mereka menuju parkiran kampus diisi dengan ke-kepoan Reon mengenai kehidupan anak itu.

Dari kejauhan, sudut mata Reon menangkap Via yang baru saja turun dari mobilnya. Sudah dua hari mereka tidak berhubungan sama sekali. Lebih tepatnya, Reon tidak membalas pesan ataupun telepon yang masuk dari perempuan itu.

Terlihat Via yang berlari menuju gedung fakultas, sambil meletakkan tasnya di atas kepalanya, berusaha untuk menghindari hujan deras saat itu.

Ni si Via cakep-cakep suka kurang pintar. Gumam Reon. Yakali ujan deras gini payungan pake tas.

Dengan cepat Reon mengeluarkan dua lembar uang sepuluh ribu, dan memberikannya kepada anak kecil di sampingnya.

"Di sini aja Dek," kata Reon sambil memberikan uang yang dipegangnya. "Ini kamu kejar kakak itu yang lagi lari, payungin sampe masuk kampus ya."

Anak itu mengangguk paham. Reon mengacungkan jempol kepada anak itu, sebelum dia berlari masuk ke dalam mobilnya.

Anak kecil itu langsung berlari menyusul Via yang sudah mulai basah karena kehujanan. Perempuan itu lupa membawa payung kecilnya, karena tadi dia ganti tas. Dan payungnya lupa dipindahin ke tas yang sekarang dipakainya.

Saat menyadari seseorang memayunginya, Via menghentikan langkahnya dan melihat ke arah anak kecil yang sudah tersenyum kepadanya.

"Ojek payung Kak!" kata anak kecil itu.

"Eh?" Via yang terlihat bingung saat itu langsung tersenyum senang. "Huah! Untung ada kamu. Yuk bareng aja!"

Anak itu mengangguk. Via memegang payung yang diberikan oleh anak laki-laki itu, kemudian melangkahkan kakinya menuju lobby kampus.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now