Part 10 - Jatuh Cinta Kepadamu

15.4K 1.3K 202
                                    

Siang itu Alexa seperti tidak percaya dengan matanya sendiri ketika ia melihat sosok lelaki itu berdiri lobby kantornya. Alvino Pradipta.

Ngapain pula dia datang ke kantorku.

Alexa gondok. Sialnya, bukannya merasa kalau kedatangannya tidak diharapkan, Vino malah tersenyum lebar melihat Alexa menghampirinya.
"Siang Alexa," sapa Vino.

"Ngapain kamu ke sini?" Alexa membalas sapaan Vino dengan wajah masam.

"Lho, kok pacarnya datang malah cemberut sih," goda Vino.

Alexa makin geram.

"Eh jangan kegeeran ya, aku nggak pernah setuju jadi pacar kamu tahu!"

"Tapi waktu di restoran kamu nggak bilang keberatan tuh kayaknya."

"Bukan berarti aku setuju," sanggah Alexa. "Aku cuma nggak mau ribut di depan orang tua kita."

Dia nggak tau aja aku berantem semalaman dengan Papa dan Mama, batin Alexa.

"Aku ke sini juga nggak mau ribut sama kamu kok. Aku cuma mau nganterin ini." Alvino tersenyum dan mengulurkan selembar katalog.

"Apa ini?" tanya Alexa.

"Itu katalog cincin. Kamu bisa pilih cincin yang kamu suka untuk pertunangan kita nanti."

Alexa terperangah. Katalog cincin? Siapa juga yang mau memilih cincin pertunangan. Demi Tuhan, rasanya Alexa ingin menendang kaki lelaki di hadapannya ini sekarang juga.

"Eh borokokok, siapa yang mau pilih cincin, siapa juga yang mau tunangan sama kamu, kamu pilih aja sendiri."
Alexa melemparkan katalog itu ke arah Vino. "Sekarang kamu sebaiknya pergi ya, aku nggak mau ribut."

Di luar dugaan, Vino menarik tangan Alexa.

"Ihhhh... Apaan sih pegang tanganku segala."  Alexa kaget. Buru-buru ditepiskannya tangan Vino.

"Xa, kok jadi marah sih, aku 'kan bermaksud baik. Aku bawain katalog ini supaya kamu bisa bebas pilih model yang kamu suka. Aku sih bakal setuju aja sama pilihan kamu."

Alexa membelalakkan matanya.

"Udah aku bilang ya, aku nggak mau tunangan sama kamu, titik."

"Xa..."

"Satu lagi, jangan sebarin berita memalukan ini ke siapapun. Ini rahasia kita berdua dan keluarga kita."

Alexa memutar badannya dan pergi meninggalkan Vino. Tetapi tak lama kemudian Vino kembali berulah.

"Alexa Sayang, jangan ngambek dong, ok deh aku setuju kita nikah bulan depan," kata Vino dengan suara keras. Suara baritonnya membuat setiap orang yang lewat di lobby menoleh.

Buru-buru Alexa kembali menghampiri Vino.

"Apa-apaan sih kamu, berisik tahu nggak," ujar Alexa sewot. Dicubitnya tangan Vino. "Semua orang di kantor ini kenal aku, malu tahu!".

"Hehehe... habisnya kamu nggak mau bawa katalognya." Alvino nyengir.Kembali diulurkannya katalog itu kepada Alexa.

"Aku nggak mau terima. Kamu tahu kenapa? Karena aku nggak butuh. Kamu tahu kenapa aku nggak butuh? Karena aku nggak mau dijodohin sama borokokok kayak kamu."

"Apa? Kamu mau kita nikah minggu depan?" Alvino kembali membuat ulah dengan suara baritonnya. Membuat lagi-lagi orang yang lewat menoleh ke arah mereka.

"Ihhh...!!"

"Auw!" Alvino mengaduh.
Kali ini kakinya ditendang oleh Alexa."Nggak nyangka, kamu yang waktu makan malam kalem ternyata preman juga."

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now