Part 27 - Family Lunch

10.7K 1K 100
                                    

Vino mengulurkan tangan , Alexa menampiknya.

"Apa-apaan sih?"

Vino tersenyum jenaka.

"Lho 'kan supaya kalau dilihat keluargaku mereka akan senang, 'kan kelihatan mesra."

Alexa mencibir.

"Udah deh nggak usah ngarep. Aku mau datang aja udah bagus."

Alexa melangkah menuju pintu rumah meninggalkan Vino. Vino berlari kecil menyusulnya.

Rumah itu tampak asri. Halaman depannya cukup luas dan dipenuhi bunga-bunga cantik. Kata Bu Danendra, Bu Pradipta memang suka berkebun sejak muda. Semua tanaman dirawatnya sendiri, bukan mengandalkan tukang kebun ataupun pembantu.

Alexa melangkah masuk ke ruang tamu yang pintunya terbuka. Lagi-lagi Vino mengulurkan tangannya. Alexa mendelik. Vino tertawa kecil.

"Yuk, langsung ke ruang keluarga aja, semua pasti udah ngumpul di sana," ajak Vino.

"Nggak ah, aku tunggu di sini aja."

"Lho kenapa? Nggak usah sungkan. Anggap aja rumah sendiri."

Alexa menggeleng. Ini pertama kalinya ia datang berkunjung ke rumah keluarga Pradipta dan Alexa merasa tidak sepantasnya jika dirinya langsung bersikap sok akrab, apalagi menganggap rumah ini adalah rumahnya sendiri.

"Ya udah. Tunggu ya, aku panggil Ibu dulu." Vino meninggalkan Alexa di ruang tamu.

Hari ini orang tua Vino mengundang Alexa untuk makan siang. Tadinya Alexa malas datang, tetapi seperti biasa, Bu Danendra menelepon dan memberinya banyak kata-kata sakti, atau lebih tepatnya menceramahinya agar mau mendekatkan diri dengan keluarga Vino.

"Toh cepat atau lambat mereka akan jadi keluarga kita", begitu kata Bu Danendra.

Ya ampun, amit-amit jadi keluarga.

Alexa tidak bisa membayangkan dirinya akan terjebak seumur hidup dengan Vino yang menyebalkan.Membayangkannya saja Alexa mual.

Alexa menarik nafas. Sungguh, sebenarnya dirinya sangat malas. Ia saja belum selesai dengan kesedihan dan air matanya kemarin. Ditambah semalam ia dan Vicky ngobrol sampai pagi. Jadi sebenarnya hari ini ia ingin bangun siang, andai saja Mamanya tidak merayunya untuk datang ke rumah keluarga Pradipta.

"Alexa."

Bu Pradipta muncul dan tampak sangat berseri-seri. Alexa segera menyalami Bu Pradipta. Di luar dugaan, Bu Pradipta malah memeluk dan mencium pipinya. Alexa jadi kikuk.

"Kok nggak langsung diajak ke dalam aja sih, Vin?"

"Nggak mau, Bu. Takut kita pelihara macan kali." Vino tertawa.

"Anggap aja rumah sendiri. Toh cepat atau lambat rumah ini akan jadi akan jadi rumah kamu juga."

Duh, Alexa jadi tambah mual.

Ternyata Mama dan Bu Pradipta sama saja.

"Yuk kita ke ruang keluarga," ajak Bu Pradipta.

Di ruang keluarga sudah ada anggota keluarga yang lain, Pak Pradipta yang juga tampak berseri-seri melihatnya, Mbak Ratri dan Mas Andi suaminya, yang juga langsung menyambutnya dengan ramah, tak ketinggalan si kecil Raffa yang baru berusia 6 bulan.

"Raffa lucu banget Mbak."

Alexa memeluk Raffa yang berada dalam gendongannya. Alexa memang suka sekali dengan anak kecil.

"Iya, umur segitu memang lagi lucu-lucunya," sahut Mbak Ratri. "Makanya Mbak nggak bisa ninggalin Raffa sebentar aja, pasti langsung kangen."

"Pasti seneng ya, jadi pengin punya anak juga."

Serenada di Ujung SenjaМесто, где живут истории. Откройте их для себя