Part 14 - Kesalahan Terbesar

13.9K 1.1K 110
                                    

Adrian mengecup bahu Alexa yang terbuka kemudian memeluk pinggang gadis kesayangannya itu dari belakang. Dikecupnya lagi bahu Alexa dengan penuh perasaan sayang.

"Kalau gini terus, kita nggak pulang-pulang," ujar Alexa yang sedang sibuk berdandan.

"Biarin, emang aku nggak pengin pulang," gumam Adrian sambil menggigit mesra leher Alexa.

"Babe, jangan kasih tanda di situ," sahut Alexa sambil menahan nafas.

"Biarin, biar semua orang tahu, kamu cuma punya aku."

Selalu seperti ini. Selalu saja seperti ini. Setiap kali mereka bersama, rasanya mereka berdua seolah tak ingin lagi terpisah.

"Aku udah selesai dandannya. Kita keluar kamar sekarang?"

"Bisa nggak kita extend satu jam lagi?" pinta Adrian.

"Mau apa?"

"Masa masih tanya?"

"Emang satu jam cukup?" goda Alexa seraya memutar-mutar jarinya di dada Adrian.

"Kamu godain aku sekali lagi, kita nggak jadi check out," sahut Adrian gemas.

Alexa tertawa dan segera melepaskan diri dari pelukan kekasihnya.

"Tunggu, kamu pakai ini."

Adrian menutup bahu Alexa dengan jaket miliknya.

"Aku nggak suka orang lain lihat tubuh kamu."

"Cuma bahu, Babe."

"Bahu perempuan cantik kayak kamu, udah lebih dari cukup buat bikin otak laki-laki manapun mikir macam-macam."

Alexa tertawa mendengar ucapan kekasihnya.

"Posesif banget sih," ucap Alexa sambil mengecup lembut bibir Adrian.

"Biarin, 'kan kamu emang cuma punya aku."

"Cepet banget ya, aku masih kangen sama kamu," bisik Alexa seraya meletakan kepala di dada Adrian.

"Aku juga. Aku jadi nyesel. Harusnya aku bilang pulangnya besok, bukan hari ini," sesal Adrian.

Direngkuhnya tubuh Alexa. Saat ini mereka berdua sedang merasakan kesedihan yang sama. Kenapa waktu mereka untuk bersama tak sebanding dengan lamanya waktu saat mereka harus terpisah. Andai saja mereka bisa tetap berada di saat indah penuh haru seperti ini. Hanya mereka berdua. Tak terpisahkan. Tak ada yang lain.

"Bulan depan kalau jadi, aku training lagi ke luar negeri. Seminggu. Kamu mau ikut?"

Alexa membulatkan matanya.

"Beneran? Seminggu?"

"Iya. Deket sih cuma ke Singapura. Mau ikut?"

"Aku coba apply cuti ya. Kalau bisa, aku mau banget ikut."

"Hahaha seminggu lho, Babe. Pulang-pulang ke Jakarta bisa-bisa kamu hamil," Adrian berkata sembari tertawa geli.

Alexa mengerucutkan bibirnya.

"Kamu ini," rajuk Alexa manja.

"Emang kamu nggak mau punya anak dari aku?" tanya Adrian perlahan.

"Ya mau, tapi 'kan..." Alexa tak melanjutkan ucapannya.

"Orang tua kamu nggak pernah tanya kapan kamu mau nikah?" tanya Adrian membuat Alexa gelagapan.

"Ehmm... Tanya sih Babe. Tapi aku nggak jawab apa-apa."

Tidak mungkin Alexa menceritakan tentang Alvino dan perjodohan yang diatur oleh kedua belah keluarga. Tidak sekarang. Alexa masih mencari jalan agar perjodohan sialan itu bisa dibatalkan.

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now