Part 33 - Pesta Hidangan Laut

8.5K 867 68
                                    

Di sini rame terus, ya?" tanya Alexa.

"Iya, emang selalu rame kayak gini. Pelayanannya juga cepet banget 'kan?"

"Iya, ini tadi cuma sepuluh menit kita nunggunya."

"Itu karena kita pesennya banyak. Kalau cuma dua menu, biasanya nggak sampai lima menit. Faster than fast food."

Alexa manggut-manggut.

"Kamu nggak mau cobain yang lain? Kok cuma kepiting?" tanya Vano.

Alexa menggeleng.

"Aku nggak makan udang sama cumi. Kolesterolnya tinggi banget. Tapi kalau kepiting sih aku nggak bisa nolak."

"Wah, sayang banget. Padahal makan adalah salah satu kenikmatan hidup."

Vano lalu melanjutkan makannya dengan lahap seperti orang kelaparan setelah puasa satu bulan. Alexa sampai bergidik melihatnya.

Badan atletis tapi perutnya karung, pikir Alexa.

"Yakin kamu nggak mau coba? Ini enak banget lho," ujar Vano sambil mencelupkan sepotong cumi goreng tepung ke dalam saus untuk cocolan. "Uiih... Pedasnya mantap," Vano berkata sambil menjilati ujung jarinya.

Mau tidak mau Alexa jadi ngiler juga.

"Ayo cobain. Kalau nggak mau udang atau cumi, makan pakai ikan." Vano menyodorkan semangkuk saus cocolan.

"Ya deh, aku coba."

Alexa mencuil ikan kakap bakar lalu mencelupkannya ke saus cocolan. Ternyata memang, pedasnya mantap!

"Gimana?" tanya Vano dengan mata berbinar.

"Pedas banget!"

"Tapi enak 'kan?"

Alexa mengiyakan.

"Ya udah ayo makan. Sekali-sekali nggak apa-apa kok." Vano menyodorkan piring berisi udang saus mentega dan cumi goreng tepung.

"Iya, aku makan dikit aja."

Alexa mengambil satu buah udang dan sepotong cumi. Vano tertawa melihatnya.

"Makan kok cuma kayak gitu," Vano berkomentar. "Ya udah kalau gitu kamu makan ikannya yang banyak. Tahu tempenya juga tuh."

"Aku habisin kepiting dulu," Alexa berkata seraya memindahkan seekor kepiting lagi ke piringnya.

"Enak banget ya?"

"Iya. Ini makanan kaki lima tapi rasanya bintang lima."

"Kamu harus cobain Singapore Chili Crab. Itu juga enak banget."

"Udah dong. Meskipun harga seekornya sepuluh kali lipat kepiting di Indonesia, tapi 'kan itu kepiting Srilanka, jadi gedenya luar biasa. Aku paling suka makan yang di Food Republic."

"Yang di Orchard?"

"Iya."

"Itu emang paling enak. Bumbunya juga banyak. Nggak pelit kayak yang lain. Kamu sering ke Singapore?"

"Nggak juga. Kadang-kadang aja."

Kepiting Srilanka dikenal sebagai salah satu kepiting terbesar di dunia dan memiliki julukan 'The Giant Mud Crab'. Satu ekor kepiting Srilanka memiliki berat minimal antara 1.2 - 1.5 kilogram. Satu buah capitnya memiliki ukuran sama besar dengan satu buah paha ayam yang gemuk. Di Singapore, harga kepiting ini per satu kilo mencapai SGD 38. Maka tidak heran, harga satu porsi Singapore Chili Crab jika dikonversi ke mata uang Rupiah, lebih dari Rp. 500.000,-

"Kalau Old Chang Kee kamu suka?"

"Itu aku suka banget!"

"Sekarang ada menu baru, lho. Potongan ayam yang dalamnya ada saus pedasnya. Jadi kalau digigit, sausnya meleleh dalam mulut. Enak banget! Aku makan itu bisa habis tiga."

Serenada di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang