Part 36 - Start All Over Again

10.3K 938 399
                                    

Every time we say goodbye
I die a little
Every time we say goodbye
I wonder why a little

Why the Gods above me
Who must be in the know
Think so little of me
They allow you to go

Suara dentingan piano mengalun lembut mengiringi Alexa yang sedang berada di atas panggung menyanyikan salah satu lagu jazz evergreen milik sang legenda, Ella Fitzgerald.

Ini bukan kali pertama Alexa membawakan lagu ini, tetapi di telinga Vicky, malam ini suara Alexa terdengar sedih. Hati Alexa pasti sangat patah, sama seperti isi lirik lagu yang dibawakannya. Malam ini wajahnya juga tak ceria. Masih ada tawa, tetapi tak sebanyak biasanya.

Vicky menuangkan segelas minuman untu seorang tamu yang duduk di meja bar.

"Jadi, lo belum bisa comblangin gue sama dia?" tanya Henry, lelaki yang baru saja menerima minuman dari Vicky.

Vicky hanya tertawa sambil menatap ke arah Alexa yang sedang asyik dengan pianonya.

"Jangan sekarang. Dia lagi patah hati."

"Iya. Tumben cowok yang biasanya sama dia, malam ini nggak kelihatan," ujar Henry. "Mereka udah putus?" tanyanya kemudian.

Vicky tertawa kecil melihat sorot penuh harapan di mata Henry.

"Entahlah. Semoga."

Henry tertawa.

"Kalau emang mereka udah putus, gue siap kok nyembuhin patah hatinya Nona Alexa. Tampang gue 'kan nggak kalah sama cowok yang kemarin."

"Kerenan lo malah," celetuk Vicky.

Henry tertawa.

"Wah, makasih bro. Cuma sayangnya, tampang keren aja nggak cukup buat dapetin hati penyanyi yang satu itu."

"Belum aja. Ntar lha, sabar. Tunggu dia move on. Lagi minumnya?" tawar Vicky.

Henry mengangguk.

"Lama nggak bro kira-kira?"

"Apanya?"

"Alexa move on dari patah hatinya."

Vicky mengangkat bahu.

"Kayaknya lumayan lama. Nunggunya bisa sambil bakar sate buat satu RW."

Kembali Henry tertawa.

"Lo bisa aja. Emang mereka pacarannya berapa lama sih?"

"Empat tahun kalau nggak salah," sahut Vicky sambil menuangkan minuman.

"Wah, lama juga ya." Henry mengernyitkan dahinya. "Bakalan susah move on tuh dianya."

"Nyantai lha, bro. Ntar juga kalau dia udah move on, ada kok kesempatan buat lo."

Saat itu, Alexa yang sudah tiba pada masa breaknya, sedang bersiap untuk turun dari atas panggung.

"Tuh, akhirnya ada kesempatan ngobrol buat lo," ujar Vicky sambil tertawa kecil dan menyenggol Henry.

Mata Henry berbinar.

"Gue udah ok 'kan?" tanya Henry kepada Vicky.

"Ok."

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now