Part 21 - Love Is

12.4K 965 168
                                    

"Thank you." Alexa memberikan ongkos taksi sesuai yang tertera di argometer sambil menyunggingkan sebuah senyuman.

"Here's the change." Sang sopir memberikan uang kembalian dan print out argometer.

Seorang petugas Bell Boy dengan sigap membukakan pintu taksi. Segera setelah sopir taksi menurunkan koper milik Alexa dari bagasi, petugas Bell Boy kemudian menempatkan koper Alexa ke trolley.

"Thank you aa..." ucap sang sopir dengan logat Singlishnya sebelum berlalu.

Alexa menuju ke salah satu dari Front Desk yang kosong.

"Good afternoon Madam. Can I help you?" sapa gadis Front Desk Agent dengan ramah.

Alexa segera menyebutkan nama Adrian. Ia ingin memberikan kejutan dengan tiba-tiba muncul di depan kamar, atau jika memungkinkan, langsung masuk ke kamar Adrian.

"I am sorry Madam, Mr. Adrian is not in his room."

Adrian tidak ada di kamarnya? Baiklah.

"Can I get the room key?"

"I am sorry, you are?"

"Alexandra. His wife."

Petugas tadi mengecek data yang tersimpan di komputernya. Tetapi alangkah kecewanya Alexa ketika petugas Front Desk mengatakan bahwa nama penghuni kamar Adrian tertera hanya untuk seorang tamu dan sesuai dengan kebijakan hotel, pihak hotel tidak dapat memberikan kunci kepada orang yang namanya tidak tertera dalam daftar.

"Even if I'm his wife?"

"I am sorry Madam. It is our policy," ujar petugas Front Desk dengan sopan.

Tak ingin berdebat, Alexa menyingkir dan memutuskan untuk menunggu Adrian di salah satu sofa yang tersedia.

Alexa melirik jam tangannya. Pukul 17.30 Singapore time. Adrian sudah tiba di hotel ini 3 jam lalu tetapi kenapa Adrian tidak menunggu.

Alexa mengetik pesan dan mengirimkannya kepada Adrian. Entah kenapa, kali ini ia merasa kesal. Ia capek dan lapar, tetapi ia tidak bisa langsung meluruskan punggungnya yang pegal karena Adrian tidak ada di kamar.

Handphone Alexa berbunyi, balasan dari Adrian.

Bentar, aku balik ke hotel sekarang.

Alexa mendecak. Diurutnya keningnya yang terasa sedikit pening. Sambil menunggu, Alexa mengitarkan pandangan ke sekitar. Lobby hotel bintang lima yang terletak di kawasan bergengsi Orchard Road ini sepertinya tak pernah sepi. Sedari tadi banyak tamu yang berlalu lalang di sekitar area lobby.

Pelayanan hotel bintang lima memang di atas standar. Excellent! Belum lama Alexa duduk, seorang waitress datang membawakannya complimentary welcome drink, segelas Fruit Punch dingin. Alexa menerimanya dengan senang. Perutnya memang terasa sangat lapar padahal tadi dirinya sudah makan siang.

Sebenarnya Alexa bisa saja langsung menuju Coffee Shop yang terletak di sisi kanan lobby. Tetapi ia 'kan ke Singapore untuk bertemu Adrian, ia tidak ingin makan sendirian.

Dua puluh menit kemudian, Adrian tampak dari kejauhan. Alexa tersenyum lega, meski sedikit rasa kesal masih tampak menggelayut di wajahnya.

"Tas kamu mana?" sapa Adrian.

Alexa menunjuk kopernya yang masih terletak di atas trolley di samping Concierge Desk.

Adrian mengambil koper milik Alexa dan tampak menolak petugas Bell Boy yang ingin membantu. Adrian memang begitu. Ia lebih suka dirinya sendiri yang membawakan tas Alexa.

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now