Part 24 - Melepaskanmu

12.2K 1K 139
                                    

Alexa membuka mata ketika merasakan sesuatu menyentuh bahunya. Dilihatnya Adrian berdiri di hadapannya, meletakkan jaket yang tadi dikenakannya di atas bahu Alexa yang basah.

"Ngapain kamu hujan-hujanan? Nanti kamu sakit."

Adrian menarik tangan Alexa dan mengajaknya berteduh. Alexa masih terdiam. Ia tidak tahu harus berpikir bagaimana dengan segala yang terjadi antara mereka dua hari ini.

Tadi Adrian bersikap seolah dirinya tidak ada, tetapi kini Adrian memperlakukannya seakan Adrian benar-benar mengkhawatirkannya. Adrian bahwa mengusap wajah dan rambut Alexa yang basah dengan sapu tangan yang dibawanya. Sungguh, Alexa tidak tahu apakah harus merasa bahagia ataukah semakin terluka.

Alexa hanya diam dan semakin bungkam ketika sesaat kemudian Adrian merengkuh dan mendekap erat tubuhnya.

"Kita tunggu sampai hujan reda, ya. Aku peluk kamu supaya badan kamu agak hangat," bisik Adrian.

Adrian mempererat pelukannya. Andai Adrian menyadari, yang Alexa butuhkan saat ini bukanlah sebuah pelukan hangat, tetapi kehangatan sikap Adrian yang entah mengapa terasa memudar dan kini sangat ia rindukan.

****

Alexa melangkah keluar dari kamar mandi dengan ragu. Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Adrian. Sikap Adrian yang sebentar dingin sebentar hangat sangat membingungkan.

Alexa duduk di sisi ranjang, lalu membaringkan badan, memunggungi Adrian. Perlahan Alexa mulai memejamkan mata. Ia ingin beristirahat. Tubuh dan pikirannya terasa begitu penat.

"Kok tidurnya pakai ini? Kok nggak pakai lingerie?" Adrian berbisik di telinga Alexa, membuat Alexa kembali membuka mata.

Malam ini memang ia tidur mengenakan kaos oblong, bukan lingerie seperti yang ia biasa kenakan setiap hari.

Alexa hanya diam. Sikap diam Alexa rupanya membuat Adrian gerah. Lelaki itu segera merengkuh tubuh sang kekasih dan menghujaninya dengan kecupan yang mau tak mau membuat Alexa bersuara. Tepatnya mendesah.

Sesaat kemudian, yang terdengar hanya rintihan pelan. Sesaat setelah itu, yang terdengar hanya suara nafas yang saling memburu.

Mereka berdua kembali larut dalam permainan. Mereka berdua saling berlomba menumpahkan segala perasaan. Alexa hanya milik Adrian. Begitu juga sebaliknya, Adrian hanya milik Alexa.

Begitulah yang Alexa kira. Hingga, di tengah puncak permainan mereka, suara Adrian tiba-tiba melemparnya kembali ke dunia nyata.

"Habis ini aku mau kembali ke keluargaku. Kamu harus lupain aku."

Suara Adrian hanya pelan. Sangat pelan, seperti sebuah gumaman, seolah Adrian mengucapkannya tanpa perasaan. Tetapi tanpa Adrian sadari, saat ia mengucapkannya, saat ia mengucapkannya sambil menikmati tubuh Alexa, ia sudah membuat Alexa saat itu juga tanpa mampu ditahan kembali meneteskan air mata.

Apa yang baru saja Adrian katakan? Kembali ke keluarganya? Maksudnya apa? Apakah Adrian ingin mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri semua di antara mereka berdua? Bahwa dengan kata lain, Adrian ingin meninggalkannya?

Hati Alexa sakit tiada terkira. Air mata mengalir semakin deras membasahi kedua pipinya.

Hati Alexa yang semula membuncah karena rasa bahagia, dalam hitungan sepersekian detik bagaikan dihempas ke tanah lalu diinjak-injak hingga tak lagi terlihat bentuknya. Dada Alexa terasa sesak. Dadanya terasa penuh oleh rasa sakit yang menggelegak.

Seharusnya ia marah. Seharusnya ia menampar Adrian saat itu juga. Bisa-bisanya, saat sedang menikmati setiap jengkal tubuhnya, Adrian malah mengatakan sesuatu yang membuatnya hatinya serasa rata dengan tanah!

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now