Part 11 - Mari Memasak (Republish)

10.2K 527 39
                                    

Berhubung banyak yang bilang "story not found", part ini kupublish ulang.

*****

Alexa sedang asyik mengiris potongan rolade ketika bel apartemennya berbunyi.

"Cel," teriak Alexa.

"Iya, aku yang buka," balas Celia.

Alexa kembali melanjutkan mengiris rolade tempe yang baru dikukusnya. Setelah diiris, rolade tempe itu tinggal digoreng dan siap untuk dinikmati. Malam ini rencananya ia akan menyajikan rolade tempe saus asam manis dan sayuran panggang untuk menu makan malamnya bersama Celia.

"Siapa Cel?" teriak Alexa lagi.

"Aku Sayang," jawab sebuah suara.

Alexa segera menghentikan kegiatannya. Tanpa menoleh, ia juga sudah tahu siapa yang baru saja berbicara. Sejak kapan juga si norak itu berani memanggilnya 'Sayang'?

"Aku lagi pegang pisau lho," ujar Alexa dengan raut wajah kesal sambil mengacungkan pisau yang dipegangnya.

"Wooohooo... emang salahku apa sampai kamu ngacungin pisau segala?" Vino tertawa-tawa tanpa sedikit pun merasa bersalah. Lelaki itu seolah tak menyadari bahwa kehadirannya membuat mood memasak Alexa hilang seketika.

"Lexa, kok gitu sih," tegur Celia.

Alexa makin kesal. Kenapa Celia malah membela Vino? Kenapa bukan membela dirinya?

"Lihat nih. Vino datang bawa apa," ujar Celia.

Alexa memutar bola matanya. Vino berdiri di pintu dapur dengan menenteng plastik-plastik besar berisi belanjaan, belum lagi yang ada di tangan Celia.

Jadi si blekok borokokok ini mau nyogok?

Tanpa diminta, Vino menghampiri Alexa dan meletakkan kantong-kantong belanjaan di dapur kemudian mengeluarkan isinya. Celia juga melakukan hal yang sama.

Alexa hanya diam melihat aneka rupa bahan makanan yang dibawa oleh Vino. Ada sayuran, buah-buahan, makanan kalengan, sampai es puter rasa durian favorit Celia.

"Kamu mau kasih makan sekelurahan?" Alexa membelalakkan mata melihat berlimpahnya bahan makanan yang Vino bawakan.

"Ehmm... sekecamatan." Vino nyengir.

"Nggak lucu," tukas Alexa ketus.

"Kok cemberut sih? Nggak apa-apa dong aku bawain bahan makanan. 'Kan aku bakal hampir tiap hari makan di sini. Masa aku nggak nyumbang apa-apa."

"Apa?" Sekali lagi Alexa membelalakkan mata.

Tiap hari makan di sini? Nih orang udah gila kali. Emang dikiranya apartemen ini panti?

"Makan di sini," ulang Vino dengan santainya. "Emang nggak boleh?"

"Jelas nggak boleh!" sergah Alexa. "Kamu itu kayak nggak punya rumah aja."

"Tapi 'kan rumahku emang jauh. Kamu nggak kasihan kalau aku kelaparan di perjalanan?"

"Nggak! Aku nggak kasihan! Kamu mau mati kelaparan atau mati kehausan, itu bukan urusanku!"

"Alexa," tegur Celia.

Alexa menatap Celia. Ia tahu Celia pasti akan membela Vino. Alexa menghentakkan kaki kesal. Rasanya ia ingin menangis sekarang.

"Ya udahlah, terserah kamu aja," jawab Alexa akhirnya.

Vino tersenyum lebar mendengar jawaban Alexa. Akhirnya, Alexa tidak mengusirnya, setidaknya untuk malam ini.

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now