Part 12 - Jalan Menuju Hatimu

13.5K 1.2K 180
                                    

Vino muncul di hadapannya. Seharusnya Alexa tidak terkejut lagi. Vino 'kan memang seperti itu. Ia seperti jelangkung yang datang tanpa diundang, muncul kapan saja, di mana saja. Bedanya Vino tidak akan pergi tanpa diusir. Masalahnya, kali ini Vino datang lengkap dengan jas rapi saat Alexa juga sudah cantik dalam gaun pestanya.

Malam ini Alexa akan menghadiri pesta pernikahan putri Pak Dani, bos Engineering Department. Tetapi ia sama sekali tidak berharap Vino akan datang dengan baju serapi ini saat ia hendak pergi, seolah Vino adalah seorang dukun yang sudah tahu sebelumnya ke mana Alexa akan pergi.

"Udah siap?" Vino tersenyum lebar di depan pintu kamar Alexa.

"Maksudnya apa?"

"Ke pesta. Are you ready?".

Alexa menangkupkan kedua tangan di dada.

"Pesta apa?" tanya Alexa dengan muka masam.

"Pesta di Gran Melia 'kan malam ini? Ayo kita pergi."

Alexa mendecak kesal.

"Kamu tuh bener-bener dukun kali ya sampai kamu tahu aku mau ngapain, mau kemana. Aku emang mau ke pesta tapi aku mau ke pesta sama Celia bukan sama kamu."

"Aku nggak pergi." Tiba-tiba Celia muncul di depan pintu kamar Alexa. Celia masih mengenakan baju rumah dan tanpa make up sama sekali.

"Lho Cel, 'kan kamu udah janji mau nemenin aku?"

"Nanti aku jelasin ya, sekarang kamu pergi aja dulu sama Vino," pinta Celia.

Capek berdebat dengan Vino yang ia tahu tidak akan ada hasilnya, Alexa akhirnya mau juga pergi dengan lekaki menyebalkan itu ke pesta. Tetapi ia memastikan Celia akan memberikan penjelasan sepulang ia dari pesta nanti.

*****

Ballroom Gran Melia Hotel malam ini sudah disulap menjadi sedemikian indah. Alexa melangkahkan kaki ke dalam ruangan pesta dengan Vino di sampingnya. Dalam hati Alexa merasa sedih.

Bukan dengan Vino ia ingin pergi. Ia selalu memimpikan suatu saat nanti ia akan bisa dengan bebas tampil di depan umum dengan Adrian, hanya Adrian, bukan dengan Vino. Wajah Alexa berubah muram.

Alexa sangat merindukan Adrian. Sudah lebih dari dua minggu mereka tidak bertemu. Setelah pergi ke Yogyakarta tempo hari, Adrian kemudian harus megikuti training di luar negeri. Selama dua minggu itu pula Alexa harus menabahkan hatinya menerima kedatangan Vino hampir setiap hari ke apartemennya. Vino kini bahkan sudah memiliki access card sendiri. Celia yang mengurusnya.

Alexa sangat merindukan Adrian, lebih-lebih saat ini. Adrian selalu menatapnya dengan penuh rasa kagum setiap kali mereka bersama. Saat ia sedang dalam balutan baju pesta dan cantik seperti ini, Alexa ingin melihat tatapan yang sama dari mata Adrian. Tapi mengapa justru Vino yang sekarang ada di sampingnya. Seharusnya Adrian, bukan yang lain.

Musik yang lembut mengalun merdu. Sang pengantin tampak bahagia di pelaminannya. Suatu hari nanti, Alexa juga ingin berdiri di tempat yang sama dengan Adrian yang berdiri di sampingnya.

Alexa melirik ke arah Vino yang sedari tadi tak berhenti tersenyum dan ia merasa semakin sedih. Pria inikah yang akan mendampinginya kelak? Pria inikah yang akan berjalan memasuki ruangan pesta bersamanya nanti? Rasanya Alexa ingin menangis.

"Alexa Darling," tegur sebuah suara.

Windy melambaikan tangannya dan bergegas menghampiri Alexa dan Vino.

"Kamu dari tadi kayaknya melamun ya." Windy tertawa. "Padahal ada yang ganteng tuh samping kamu," goda Windy sambil mencubit kecil lengan Alexa.

"Hai," sapa Vino sambil tersenyum.

Serenada di Ujung SenjaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin