Part 34 - Stay Away

10K 1K 156
                                    

Setelah menghabiskan semua makanan hingga tak bersisa, Vano memesan seporsi jumbo kerang dara rebus. Untuk dessert katanya. Alexa sampai geleng-geleng kepala. Dessert kok kerang rebus.

"Kamu nggak mau?" tanya Vano

Alexa menggeleng.

"Aku nggak makan kerang."

"Hahaha... Hidup cuma sekali kok nggak dinikmati."

"Kalau kamu selama di Indonesia makannya kayak gini tiap hari, begitu balik ke Amerika, kamu bisa kolesterol tinggi."

"Hahaha... Aku 'kan rajin basket tiap sore di lapangan basket kompleks. Terus tiap hari Ibu juga buatin air perasan daun pepaya rebus. Itu harus."

"Air perasan? Kalau daunnya sih aku suka. Itu pasti pahit banget, ya?"

"Pahit pakai banget! Jadi setelah direbus, daunnya diparut, terus diperas, airnya diminum. Sejak kecil kami semua harus minum itu. Untuk kesehatan, kata Ibu. Di halaman belakang rumah 'kan ada beberapa batang pohon pepaya."

Alexa bergidik.

"Vino juga minum?"

"Iya, dia juga. Pokoknya semua harus minum. Mas Andi aja sekarang juga kena."

Lagi-lagi Alexa bergidik.

Ntar aku juga disuruh minum dong. Eh, apaan sih.

Alexa kaget sendiri dengan apa yang baru saja ia pikirkan.

"Vino tuh suka banget makan lalapan daun pepaya rebus. Kalau udah makan itu pakai sambel, kayaknya itu makanan paling enak sedunia," ujar Vano sambil terus menikmati kerang rebus di hadapannya.

"Vino kayak gimana sih orangnya? Aku cobain satu ya kerangnya?" Akhirnya Alexa tergoda juga.

"Apanya yang gimana?"

"Dia itu beneran playboy?"

"Hahaha... Katanya sih sekarang udah mantan."

"Ooo... Jadi bener?"

"Dia tuh jagonya naklukkin cewek. Siapa aja yang dia pedekatein pasti mau. Kecuali kamu."

Alexa nyengir.

"Vino tuh ganti pacar udah kayak ganti baju. Sebulan bisa ganti sampai lima kali."

"Oh ya? Waktu di Amerika juga gitu?"

"Iya. Udah nggak kehitung berapa banyak mahasiswi Indonesia yang jadi korban. Belum lagi yang dari negara lain."

"Maksudnya jadi korban gimana?"

Vano tertawa geli melihat Alexa yang tak menyadari bahwa dirinya kini juga ikut menikmati kerang rebus dan tampaknya tak bisa berhenti.

"Korban cinta hahaha... Dia dulu anti banget sama komitmen. Dia paling deketin cewek cuma buat iseng. Ada yang sekedar diajak jalan, untuk nemenin makan, sampai yang diajak ciuman."

"Ooo..."

"Tapi Vino nggak berani macam-macam. Dia nggak pernah tidur sama cewek, meskipun kami tinggal di Amerika. Setahuku gitu. Dia ingat betul kata-kata Ibu untuk menjaga kehormatan wanita dan ingat larangan agama. Dia takut kualat katanya kalau melanggar omongan orang tua. Jadi ya... Meskipun cuma senang-senang tapi nggak sampai kebablasan. Setahuku nggak ada juga cewek yang sakit hati, karena sedari awal Vino udah bilang kalau dia cuma ngajak jalan tapi nggak ngelibatin hati."

Alexa terdiam. Ia teringat Mamanya yang selalu mewanti-wanti agar dirinya pandai-pandai menjaga diri. Karena itulah, sekalipun ia pernah tinggal di beberapa kota dan berjauhan dengan orang tuanya, ia selalu menjaga kehormatannya. Ia bahkan bisa menolak permintaan Adrian, meskipun dalam hati ia juga sangat menginginkan. Tetapi jika mengingat pesan Mamanya yang dulu melepasnya merantau untuk pertama kalinya sambil berurai air mata, bahkan permintaan Adrian pun tidak bisa membuat pendiriannya goyah.

Serenada di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now