2

6K 417 29
                                    

Duapuluh lima Tahun sudah berlalu.

Seorang gadis berambut hitam panjang, berkulit putih, terlihat tengah berlari tergesa-gesa melewati koridor kampus.

Ia tidak peduli, akan banyak nya orang memandang nya dengan berbagai tatapan marah dan kesal, setelah ia tidak sengaja menabrak beberapa di antara mereka.

Gadis itu hanya memperdulikan waktu pada jam tangan bermerek yang tengah menggantung manis di lengan kecil nya, bahkan ia sempat mengumpat saat menyadari jika dirinya sudah terlambat sepuluh menit dari mata kuliah yang ia ambil.

'Arghh! Gue telattt!!!' jeritnya dalam hati dan makin mempercepat langkah nya menuju kelas nya.

Setelah ia tiba, ia pun hanya bisa termenung melihat ruangan yang menjadi kelasnya sudah tertutup dengan tanda bahwa pelajaran di dalam sudah di mulai.

Dengan merutuki diri nya sendiri, ia kemudian mulai mengumpulkan keberaniannya, menarik nafas nya dalam-dalam, sebelum mencoba mendorong pintu yang ada di depan dan siap menerima resiko apapun ketika bertemu seseorang di dalam sana.

Namun belum sempat ia membuka pintu, ternyata pintu itu sudah lebih dulu di buka oleh orang yang berada di dalam.

"Kirana Anastasia Nugroho." Panggil seorang pria paruh baya berbadan subur yang kini tengah memandang tajam Gadis bernama Kirana itu.

Kirana yang melihat hanya dapat menelan ludah nya kasar.

"I..iya pak."

"Kamu tau jam berapa sekarang??" tanya nya pelan namun penuh intimidasi.

"Ja..jam tujuh lebih sepuluh menit pak." jawabnya gugup.

"Kamu terlambat sepuluh menit nona Nugroho, ada pembelaan?"

Kirana menggeleng pelan, ia paham betul siapa dosen di depanya ini.
Jadi mau ia beralasan apapun, alasan yang ia berikan pasti tidak akan mudah di terima oleh dosen yang paling di takuti sekampusnya itu.

"Tidak ada pembelaan?? baiklah kalau begitu, kamu pilih masuk dengan hukuman mengerjakan beberapa tugas dan membersihkan toilet, atau pulang dengan nilai kosong??" tanya dosen itu kemudian memberikan pilihan.

"Sa... saya mau ikut pelajaran bapak, tolong ijinkan saya ikut, dan maafkan saya atas keterlambatan saya." ucap nya tulus berharap dosen itu tidak akan memarahi nya lebih banyak lagi.

Sang Dosen membenarkan letak kaca mata nya yang sedikit miring, ia kemudian menggeser badan nya dan mengijinkan gadis itu untuk masuk kekelas nya.

"Terima Kasih pak." Ucapnya kemudian.

mahasiswa lain di kelas memperhatikan nya, tapi Kirana lebih memilih menghiraukan mereka, dan segera duduk di bangku nya sendiri.

Dosen itu juga kembali melanjutkan mengajar, yang membuat Kiranya akhir nya dapat menghela nafas lega, meski nanti nya ia harus membersihkan toilet.

Dengan perasan yang sudah tenang Kirana juga segera mengeluarkan buku catatanya nya dan segera mencatat penjelasan yang sudah ada di papan tulis.

Dan ketika gadis itu tengah fokus menulis, sebuah suara memanggil nya.

"Sstt.. Na, Kirana...tumben banget lo telat." Bisik pelan seorang gadis yang berada tepat di sebelah Kirana.

Kirana menatap nya dengan tatapan tajam dan memelototi gadis itu, seolah ingin mengatakan jika keterlambatan nya kali ini memang di sebab kan oleh dia.

"Emang curhatan gue lama ya??" Tanya gadis itu kemudian, setelah ia menyadari arti dari tatapan Kirana.

"Lo mikir sendiri aja Mit, curhat dari jam sembilan malam sampai jam dua pagi itu lama atau gak??" jawab gadis itu pelan namun terdengar sangat emosi.

Love To BuayaWhere stories live. Discover now