5

4.9K 328 5
                                    

Hujan deras turun mengguyur Desa Kembang langsak yang kini sudah menjelang malam.

Kirana terlihat sedang duduk di dekat jendela kamar, sambil menatap setiap tetes hujan yang turun dari balik kaca, dan menikmati keindahan pemandangan yang ada di luar sana.

Gadis itu kemudian terlihat memikirkan kembali akan setiap perkataan Seorang kakek tua yang paling di hormati dan merupakan sesepuh di desa ini.

Ia bingung, dan masih bertanya-tanya, akan rahasia apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh desa itu.

Terutama pada Gunung nugini yang tidak pernah tersentuh oleh media yang menjelaskan, bagaimana gambaran alam di dalam nya. karna jarang ada nya pendaki yang mau menaklukan puncak nya, setelah rentetan kejadian yang terjadi, yang membuat gunung itu masih asli dengan alam nya.

Bahkan gunung itu juga hanya memiliki satu pos yang berada di kaki gunung, dan tidak membangun pos lain di atas, yang membuat Kirana yakin, jika penduduk desa ini tidak ingin membangun nya, karna rasa takut terhadap Gunung Nugini.

Juga setiap kali ada pendaki yang ingin melakukan pendakian di Gunung Nugini, mereka di harus kan untuk meminta ijin kepada sosok pria tua yang terkenal dan paling di hormati di desa ini.

Jika sesepuh desa ini mengijin kan naik, mereka di pastikan akan bisa turun dan kembali dengan selamat, tapi jika mereka tidak diijin kan naik dan nekat untuk mendaki, maka mereka sudah di pastikan tidak akan kembali.

Setiap kali Kirana berfikir mencari kebenaran yang ada, ia malah menjadi semakin pusing

hanya Edo serta Haikal yang mungkin bisa menjawab semua pertanyaan nya tersebut. akan Tetapi mengingat hari sudah malam dan berfikir jika kedua pria itu sudah istirahat, ia memutuskan untuk bertanya pada keesokan hari nya saja.

"Na, lo belum tidur? gue ngantuk nih." Panggil Mita yang sudah berbaring di atas kasur empuk nya sambil memeluk boneka teddy kesayangannya.

"Lo tidur aja duluan, gue belum ngantuk." jawab Kirana yang masih duduk di dekat jendela.

"Lo mikirin apa sih?? yang tadi siang ya?? udah mending lo tidur, meski gak jadi muncak, kak Edo kan masih kasih waktu kita buat jalan-jalan di desa ini untuk dua hari kedepan." ucap Mita yang nampak tidak kecewa karna tidak jadi untuk melakukan pendakian, di karenakan sesepuh Desa yang tidak mengijinkan nya.

Kirana tersenyum melihat kepolosan Mita. Andai sahabat nya tau apa yang sedang di pikirkanya, mungkin gadis itu juga tidak akan setenang ini.

Tapi Kirana juga tidak ingin membuat Mita memikirkan hal yang sama seperti apa yang ia pikirkan. karna ia tau, jika Mita bukan lah gadis pemberani ketika menyangkut apapun yang berbau mistis.

Hal itu di sebab kan karna dulu saat mereka masih duduk di bangku kelas dua smp, Mita pernah mengalami kejadian yang tidak menyenang kan ketika ia tengah bermain bersama tetangganya di dekat sungai.

Saat itu Kirana hanya mengetahui kabar dari kakak nya, jika Mita menghilang. akan tetapi, setelah di lakukan pencarian selama tiga hari, gadis itu tiba-tiba sajakembali dengan sendirinya dalam kondisi linglung di dekat sungai.

Entah apa yang terjadi padanya selama tiga hari itu, namun setelah dua minggu berlalu semenjak kejadian itu, Mita sering ketakutan dan menjerit histeris sendiri nya, yang membuat nenek nya kemudian melakukan segala cara, untuk membuat Mita kembali pulih.

Dan setelah akhirnya gadis itu pulih, ia tidak dapat mengingat apa yang sudah terjadi padanya, baik ketika ia menghilang, hingga apa yang membuat ia ketakuta  setelah ia di temukan.

Karna itulah, Kirana tidak ingin sahabat nya kembali mengalami trauma seperti dulu, jika ia membahas apa yang di pikirkan nya kepada sahaabat nya itu.

Love To BuayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang