23

3.1K 229 42
                                    

Mita bergegas menuju ruangan yang ia yakini jika Aga ada disana.

Setelah ia tiba,sejenak ia mengatur nafas nya dan akan mengetuk pintu.

Tetapi lebih dulu pintu itu terbuka menampakan Aga berdiri di depanya,memandang Mita dengan tatapan tajam yang membuat gadis itu sedikit takut.

"A..Aga...."

"Di mana Kirana?" Tanya Aga to the point.

Mita terheran-heran,namun segera ia menjelaskan.

"Ta.. tadi Kirana di datangi Elis,katanya dia di panggil Pak Karyo,awalnya gue ngerasa ada yang janggal,dan sempat gue cegah Kirana,tapi ternyata firasat gue bener,Sosok Elis yang menemui kita bukan Elis yang asli,dan pak Karyo sedang tidak masuk hari ini." Jelasnya panjang lebar.

Terlihat jelas rahang Aga mengeras,bahkan tangan nya mengepal erat yang jelas menandakan pria itu marah.

Tanpa banyak bicara,Aga segera berjalan pergi meniggalkan Mita yang masih penuh dengan tanda tanya.

Mita yang belum mendapatkan jawaban pasti,mengejar langkah pria itu kemudian.

"Jelaskan sama gue,apa yang sebenarnya terjadi?? Gue yakin kalo elo sudah tau situasi saat ini." Tanya Mita menghentikan langkah Aga.

Pria itu berdecak kesal,melihat Mita menghalangi langkah nya,namun ia masih bisa mengendalikan diri untuk tidak berbuat kasar terhadap wanita di depanya kini.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan! Karna aku harus secepat nya menolong Kirana." Jawabnya dingin.

"Ta...tapi...." belum sempat ia menyelesaikan ucapanya kembali,Aga sudah lebih dulu mendorongnya untuk menyingkir dari jalanya.

"Aga!" Teriak Mita mengikuti langkah lebar pria itu.

Mita ikut berhenti tepat ketika Aga berhenti di salah satu lorong yang Mita tau jika lorong itu adalah jalan menuju kamar mandi yang sudah tak terpakai juga ruang kelas yang sudah menjadi gudang.

Gadis itu heran,kenapa Aga berhenti di tempat seperti ini? Karna menurut nya lorong tersebut tidak pernah lagi di masuki atau di lewati siapapun juga,kecuali OB.

"Ngapain lo berhenti di sini??" Tanya Mita bingung.

Aga menatap Mita dengan pandangan datar,sedangkan yang di tatap malah menyengir kuda.

"Gue mau ikut! Meski lo gak jelasin ke gue,pokok nya gue mau iku nyelamatin Kirana,sahabat gue!" Ucap nya mantap,di tambah penekanan kata sahabat agar Aga mengerti posisi nya sebagai sahabat gadis itu.

"Pergilah,ini bukan masalah sepele. aku tidak mau menanggung beban jika mengikut sertakan dirimu yang hanya bisa membuat ku repot." Usir Aga dingin,di tambah ucapan pedas pria itu yang sukses membuat Mita menggerutu kesal.

"Tidak! Aku tetap akan ikut,jika tidak...."

"Mundur." Perintah Aga tiba-tiba.
Mita yang mendengar langsung menurut,meski ia bingung sekaligus kesal karna ucapanya selalu di potong pria itu.

Aga memejamakn matanya,sampai seperkian detik kemudian,matanya berubah menjadi mata buaya berwarna merah menyala.

Mita yang baru melihat Aga seperti itu mulai merasa takut,langkah nya perlahan mundur ingin lari,tetapi saat ingatanya mengingat Kirana,gadis itu akhirnya memutuskan untuk tetap menunggu apa yang akan Aga lakukan selanjutnya.

Tak lama kemudian,sebuah keris panjang keluar dari tangan Aga.
Sejurus kemudian Aga langsung menghunuskan kerisnya ke lorong tersebut.

Mita yang awal nya bingung dengan apa yang di lakukan Aga,langsung terkejut ketika mendengar ledakan maha dasyat yang tiba-tiba muncul setelah Aga menebas lorong itu.

Love To BuayaWhere stories live. Discover now