27

2.9K 189 19
                                    

Seorang nenek tengah memandang langit berawan mendung.

Ia menghela nafas nya lembut,sebelum masuk ke dalam rumah nya.

"Joko! Joko!" Panggil sang nenek yang langsung di datangi pria agak gemuk dengan kepala botak.

"Iya simbah."

"Bagai mana keadaan penduduk lainya?" Tanya nenek.

"Semua penduduk menuruti apa yang simbah katakan,mereka tidak bekerja atau keluar dari rumah jika sudah menjelang malam." Jawab joko.

"Syukur jika begitu,tutup akses untuk para wisata yang ingin datang kemari. Untuk sekarang desa ini dalam keadaan mencekam."

"Iya simbah. Tapi saya masih belum tau mbah,memang ada apa dengan desa ini? Bukan kah sebelum nya desa ini baik-baik saja?" Tanya Joko dengan wakah bingung.

"hah." Nenek menghela nafas nya sebelum ia duduk.

"Desa ini memang semula baik-baik saja,tapi semua menjadi mencekan saat desa ini kedatangan beberapa orang dari desa lain nya,itu yang menjadi masalah mengerikan untuk desa kita."

"Sebentar simbah,jika mereka penjahat,kita bisa menyelidiki lalu melaporkan pada polisi." Saran joko kemudian.

Si nenek menggeleng.

"Ini bukan masalah yang bisa di atasi manusia biasa. Kita juga sudah berusaha mengusir mereka,namun semua sia-sia." Ucap nenek parau.

"Lalu sebenarnya apa tujuan mereka datang ke desa ini?" Tanya joko kembali.

Si nenek terdiam,kemudian menatap joko dengan pandangan serius.

"Mereka menyembunyikan seekor siluman." Ucap nenek membuat Joko terkejut.

"Dan cepat atau lambat,desa ini akan kedatangan bangsa siluman buaya,karna yang mereka culik adalah Putri siluman buaya." Lanjut sang nenek.

"A... apa si...siluman???" Joko terlihat ketakutan,ia yakin jika ini situasi yang teramat buruk.

Pantad saja,jika sang nenek melarang warga kampung untuk berinteraksi dengan orang-orang yang baru datang ke kampung meteka itu.

Hal itu di karenakan,nenek tidak ingin warga kampung yang tidak tau apapun,jadi ikut terlibat.

"Karna itu usahakan warga kita,atau para wisata yang ingin datang kemari agar menjauhi mereka,karna aku tidak ingin akan ada banyak korban lainya yang berjatuhan."

"Banyak korban yang berjatuhan? Mangsud simbah??" Joko mengernyitkan dahinya.

Si nenek nampak terdiam kembali,ia mengusap wajah nya kasar seolah beart untuk mengatakanya.

"Akan ada gejolak amarah dari pangeran siluman buaya. Dan jika ia tiba di sini,maka mereka yang terlihat ikut terlibat dalam menculik putri buaya,sudah di pastikan akan mati." Jelas nenek.

Joko membulat,tak percaya mendengar nya.

'Mati? Jadi orang-orang itu akan mati?' Batin joko yang merasa takut sekaligus khawatir.

***

Kirana menapaki kampus nya dengan riang.

Hari ini hati nya terlihat begitu bahagia.
Ia tidak sabar menanti hari ulang tahun yang akan beberapa hari lagi diadakan.

Bahkan segala macam pesta yang akan ia gelar di sebuah kapal pun sudah ia persiapakan.

"Kirana." Panggil suara berat yang membuat gadis itu menoleh.

"Kak haikal." Ucap gadis itu dengan senyuman manis nya.

"Tumben sendiri,mana Aga?" Tanya Haikal yang membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya sebal.

Love To BuayaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon