Chapter 1 - Prolog

11.5K 461 0
                                    

Hari mulai beranjak sore ketika sepasang anak berusia lima tahun bermain bersama di sebuah taman yang luas.

"kau sudah janji akan meminjamkan mainan itu kan?" kata si anak laki – laki

"iya-iya ini aku pinjamkan tapi jangan rusak ya..." katanya memberikan mainan kesukaannya pada si anak laki – laki. Ditengah asyiknya anak laki laki itu memainkan mainan yang baru saja dipegangnya, seorang wanita berseragam rapi datang menghampirinya.

"tuan Nick, tuan besar sudah menunggu anda, sudah saatnya untuk pulang" kata pelayan itu.

Dengan hati kesal dan bibir yang ia kerucutkan, ia memberikan mainan itu pada si empunya mainan

"ini aku kembalikan! Aku sudah ditunggu daddy untuk pulang" anak itu berlalu sambil melambaikan tangannya.

.......

Sembilan tahun kemudian di sebuah rumah yang lebih mirip dengan kastil

"hm... hujan tak berhenti juga" gumam seorang pemuda sambil menatapi hujan yang turun di taman bunga milik ibunya dibalik jendela besar rumahnya. Ia terus melamun sejak hujan turun, sampai ia menyadari seseorang menepuk bahunya

"sudahlah Nick mau lo pandangin tuh hujan sampe besok juga dia gak bakal berhenti" seru orang itu

Nick itulah nama pemuda yang sedari tadi sibuk memandangi hujan. Nama panjangnya Nickolas Russelldy, anak kedua dari orang terkaya di daerah Osaka. Ayah dan ibunya bernama Daniel dan Cornelia Russelldy. Ia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Jeanne Russelldy

"bener juga sih yang lo bilang chie, tapi... mata juga mata gue jadi, terserah gue mau mandangin tuh hujan atau gak!" balas Nick pada saudara sepupunya, Richie Ruselldy atau biasa dipanggil Chie oleh Nick

"idih, galak bener lo. Heran gue, nyokap lo cantik dan anggun, kak Janne sama cantik dan baiknya sama nyokap lo. Kenapa lo galak banget yah?" Richie menggoda sepupunya yang sebaya dengannya itu

"hn..." bukan menjawab Nick justru kembali sibuk menatapi hujan

"sudahlah Chie, jangan ganggu adikku terus kalau kamu tak mau jadi babak belur olehnya nanti"

"yah, kak Jeanne aku kan tidak salah. Coba lihat Nick sejak kita masuk keruangan ini dia sibuk memandangi hujan terus"

"Richie..." suara baritone yang terdengar dari pria paruh baya yang sedang membaca koran di sofa dengan di temani sang istri sisi bangkunya

"i-iya daddy" Richie mulai mengkeret ketakutan

"sudah kan, Richie? Jangan buat daddy mu marah. Kalau kamu dihukum daddy, mommy tidak akan bantu kamu" ujar ibunya

"biarkan saja Nathan, Lucy. Richie kan masih anak-anak lagi pula, putraku juga kelewat kaku seperti Daniel ayahnya" Cornelia pun akhirnya angkat bicara setelah sedari tadi ia sibuk memainkan melodi indah dari sebuah grand piano di ruangan itu.

Daniel hanya bisa menatap kesal istrinya yang mengatakan bahwa ia kaku dan kemudian menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan membaca buku di tangannya. Ketentraman keluarga besar Ruselldy ini memang jarang terjadi, meskipun nyatanya mereka tidak terlihat seperti keluarga rukun yang bercengkrama satu sama lain melainkan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"ergh...! Gangguan apa lagi? Tidak bisakah akubersantai sejenak?"

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now