Chapter 12 - Louisa Ammary Devone

4.2K 196 2
                                    

Tina mengusap pelan kening dan pipi Nick. Sesekali ia mengganti handuk hangat di dahi Nick

"Kami titipkan dia padamu ne, Tina"

Ucapan Cornelia masih tertinggal di pikiran Tina. Tina menjaga Nick meski jam sudah menunjukan pukul 12 malam

"Cepat sembuh ya Danna" ucap Tina tulus

Tina menatap wajah Nick dan tersenyum. Tangannya menggenggam tangan milik Nick. Dia terus memandang wajah Nick sampai akhirnya dia tertidur dengan posisi kepala bertumpu pada ranjang milik Nick dan badan yang terduduk di lantai

"You think you could run from me? Listen i'll catch you and ruin everything that you have!"

Tina menatap perempuan di depannya dengan tatapan kesal. Dan tepat saat itu Nick muncul disana

"Tina?"

Tangan Tina terulur dia hendak meraih tangan Nick yang sedang terulur untuknya. Namun, perempuan di hadapannya tidak membiarkan Tina lewat. Perempuan itu justru menodongkan pistol ke arah Nick

"I don't want you to be happy. He should die! I'll kill him!"

"No, please Don't!" Pinta Tina

Perempuan itu tersenyum picik, dia menodongkan pistol itu. Tina ingin berlari namun, kakinya tidak bisa digerakkan

"See? I'll kill him!"

"No! Don't do that, please! I'm begging you don't do that!"

Dorr

Satu tembakan dan tubuh Nick tumbang di hadapan Tina dengan darah yang amat banyak

"Nick!" Tina melompat kaget. Nafasnya memburu

"Ada apa?"

Suara bariton penuh wibawa namun menenangkan itu membuat Tina menengok ke samping dan dia melihat Nick kini tengah duduk di sebelahnya

"Nick..." Lirih Tina

Tina memeluk Nick dengan erat. Dia memastikan orang yang di hadapannya sungguh-sungguh Nick kekasihnya.

"Kamu kenapa? Mimpi buruk?"

Tina tidak menjawab namun mengangguk. Nick mengelus rambut Tina dengan lembut, berusaha memberikan kenyamanan dan ketenangan pada Tina

Tina baru menyadarinya, sejak dia bangun dia sudah berada di ranjang milik Nick

"Sudah lebih baik?" Tanya Nick

Tina mengangguk

"Hn.. Sudah..."

Nick menarik Tina ke dalam pelukannya membuat Tina bersandar pada dada bidangnya. Dia memainkan rambut Tina dan sebelah tangannya menggenggam salah satu tangan Tina

"Jangan takut, itu hanya mimpi buruk. Lagi pula aku akan ada disini. Di sebelahmu"

Tina hanya diam, Tina bahkan tidak yakin dengan ucapan Nick. Bukannya dia tak percaya hanya saja, Nick saat ini belum mengetahui siapa dirinya

"Apa demammu sudah turun?" Tanya Tina

"Sepertinya sudah. Aku sudah jauh lebih baik sekarang"

"Tidurlah danna, sebentar lagi saudara anda akan datang kan?"

Belum sempat Nick menjawab, pintu kamarnya sudah diketuk dengan keras oleh ibunya. Nick menarik tangan Tina ketika gadis itu ingin membukakan pintu

"Disini saja. Nanti juga mom akan masuk sendiri" ujar Nick sambil meletakkan kepalanya di pangkuan Tina

Seperti sudah menjadi kebiasaan baru, Nick selalu menjadikan pangkuan Tina sebagai bantalnya

"Nick!" Bentakkan Cornelia menggema di kamar milik Nick

"Apa dia tidur?" Tanya Cornelia pada Tina

"Tuan baru saja tertidur kaasama. Tadi dia sempat bangun namun tertidur lagi"

Cornelia hanya mengangguk

"Bangunkan dia pukul 1 ne"

Tina mengangguk

"Baik kaasama"

"Apa demamnya sudah turun?"

"Sudah kaasama"

"Dasar anak nakal, selalu menjadikan pangkuanmu sebagai bantalnya. Kasiankan kamu kelelahan"

Tina terkekeh

"Tidak apa kaasama, saya tidak keberatan" ujar Tina. Jemari Tina sesekali mengusap pelan rambut Nick

"Ya sudah, pokoknya jangan lupa bangunkan dia pukul satu okey?"

"Baik kaasama, saya mengerti"

Cornelia mengecup pelan kening Nick dan Tina lalu keluar dari kamar itu. Nick membuka matanya dan mencium telapak tangan Tina yang ada di pipinya

"Danna-ssama!" Pekik Tina kaget

Tina sungguh berpikir Nick sudah tertidur

"Jangan teriak, nanti mom dengar"

"Saya pikir danna kembali tidur"

"Aku tidak bisa tidur lagi"

"Kalau begitu cepat mandi dan bersiap"

Tina berusaha membangunkan Nick dan berpindah dari ranjang Nick

"Nanti dulu" pinta Nick. Tangannya kini menggenggam tangan Tina

"Sebentar lagi"

Tina hanya bisa pasrah dan menggelengkan kepalanya pelan. Tuan mudanya sungguh berubah menjadi manja

Pukul satu dan Nick kini sudah rapi dengan balutan kemeja hitam dan seperti biasa celana jeans panjang. Nick berjalan menuju ruang keluarga bersama Tina di sebelahnya

"Nick..." jerit kencang suara anak perempuan memasuki pendengaran Tina

Tina melirik ke arah Nick yang kini tengah menghela nafas dengan wajah sedikit kesal

Bughh

"Kenapa lama sekali?!" Suara khas anak kecil itu kembali terdengar

"Siapa kau?!" Ujar anak itu sambil menunjuk Tina dengan jari telunjuknya

"A-aku.." Tina tergagap

"Ah terserah siapapun kau aku tak peduli!" Ujar anak itu kasar Tina hanya bisa memperlihatkan keterkejutannya

"Perkenalkan sepupuku, namanya Louisa Ammary Devone. Dia sepupu dari keluarga dad"

Nick menjelaskan. Tina mengangguk. Anak kecil itu- maksudnya Louisa berlari ke arah Nick kembali dan menarik tangan Nick untuk masuk ke ruangan itu

STEAL MY HEARTWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu