He and His Mother Anger

4.4K 250 2
                                    

Cornelia menjerit histeris melihat keadaan pelayan yang amat dia sayangi dalam kondisi mengenaskan begitu. Karin saja saat ini tengah bersembunyi di balik pelukan sang tuan yang merangkap kekasihnya. Nick melepas jasnya dan menyampirkan jas itu di tubuh Tina, lalu menggendong Tina Bridal style

Nick membawa Tina ke ruang kesehatan sementara yang lain hanya mengikuti Nick dari belakang. Dokter penjaga segera mengobati Tina dengan telaten dan cekatan

"saya minta pelakunya di keluarkan dari sekolah" ucap Daniel kepada kepala sekolah

"tidak, itu tidak cukup. Penjarakan pelakunya agar jera" ujar Cornelia tegas

Kepala sekolah hanya mengangguk saja mendengar ucapan pasangan suami istri yang menjadi penyumbang dana terbesar di sekolah ini

"tuan, nyonya. Saya menemukan ini sewaktu mengobati luka gores dipipinya" dokter penjaga memberikan kantung bening berisi potongan kuku di dalamnya

"dan juga ada bau yang bukan berasal dari Tina di badannya" ucapan terakhir sang dokter membuat Nick mendekati Tina dan mengendus bau yang dimaksud oleh sang dokter

"Luna..." desis Nick ketika mendapati bau parfum dan lotion milik Luna di badan dan rambut Tina

Nick meninggalkan kedua orang tuanya, sepupunya, paman dan bibinya, Karin serta kepala sekolah dan berjalan menuju ke kelasnya. Seluruh orang yang ditinggalkan mengikuti Nick dari belakang pasalnya mereka penasaran kemana Nick akan pergi dengan wajah penuh amarah seperti itu

'BRRAAKK' pintu ruang kelas dibuka dengan kasar oleh Nick. Nick menghiraukan tatapan heran teman-teman sekelasnya dan berjalan mendekati Luna dan geng nya yang sedang duduk di bangku paling belakang kelas dan Nagisa terlihat sedang mengikir kukunya

Nick menarik kerah baju Luna dengan tangan kanannya "lo, bener-bener rendahan" ucap Nick

"apa maksud kamu?" Nick tersenyum meremehkan

"jangan pura-pura bodoh, gue tau lo apa yang lo perbuat ke Tina!" bentak Nick

"aku gak apa-apain dia kok malahan dia yang tampar aku" Luna melakukan pembelaan

"lo!" tangan kiri Nick sudah terangkat bersiap untuk menampar Luna

"Nick" tangan sang ibu menahan tangan kiri Nick dan menurunkan tangan itu "jangan memukul"

Nick melepaskan pegangannya dari kerah baju Luna dan menurunkan tangan kirinya. Merasa di bela Luna mulai menjelekkan Tina di depan Cornelia

"mrs. Cornelia, Tina sudah menampar saya, bahkan dia sering menyiksa saya. Tina juga mengatai saya"

PLAAKK

Tamparan manis nyonya besar Russelldy mendarat di pipii kanan Luna

"jangan pernah kamu menjelekkan Tina di depan saya. Kamu anak seorang bangsawan tapi kelakuan kamu seperti rakyat rendahan. Bahkan rakyat rendahan saja masih lebih terhormat dari kamu!"

"Luna akan adukan ini ke tousan, Luna tak terima diperlakukan seperti ini" ancam Luna

"silahkan, dan ketahuilah saya dan keluarga Russelldy akan mengusut masalah ini hingga tuntas dan memasukkan pelakunya ke penjara" ucap Cornelia tenang dan berlalu meninggalkan mereka

Saat mereka kembali, Tina sudah sadar dan sedang duduk di atas kasur sambil meringis karna luka di tubuhnya. Cornelia langsung memeluk Tina, dan menyebabkan Tina meringis kecil

"ada apa?" Tanya Cornelia

"ti-tidak ada apa-apa nyonya" Tina langsung menutupi rasa linu di punggungnya

"nyonya, punggung Tina agak memar. Saya tanya penyebabnya berkata karna terbentur wastafel" ucap sang dokter menjelaskan

"dokter..." Tina hanya menampilkan wajah melasnya pada sang dokter

"saya lebih takut pada keluarga tuan mu dari pada wajah melasmu Tina" gurau sang dokter

"ngomong-ngomong Tina saya sudah menyarankan agar kamu ikut ujian susulan saja dan pihak sekolah sudah setuju"

"loh, memangnya kenapa?" Tanya Richie mewakili rasa penasaran Tina

"mmm... kaki kamu itu... sepertinya mengalami keretakan tulang"

"hah?" jerit Tina "bagaimana bisa, kan Cuma terkena tiang gawang tua di gudang olah raga..." Tina langsung menutup mulutnya dengan tangannya, menyadari kebodohannya yang mengungkap rahasia luka gores di kakinya

"entahlah, mungkin posisi kamu terjatuh tadi"ucap dokter

Tina mengerutkan keningnya mengingat-ingat posisi ia terjatuh. Bingo.. dia ingat jika luka di kakinya diinjak oleh seseorang

"Lena" gumam Tina tanpa sadar membuat orang yang mendengarkan disana terdiam karna terkejut

Keyakinan tentang pelaku pengeroyokan Tina semakin besar karna nama yang disebut oleh Tina. Sudah dapat dipastikan pelakunya adalah Luna dan kawan-kawannya. Tina kini menatap nanar kakinya dan memikirkan betapa dirinya sudah menyusahkan keluarga tuannya. Tanpa dia sadari kini butiran air bening sudah menetes di kedua pipinya

"Tina kamu kenapa? Ada yang sakit?" ucap cornelia khawatir

"maafkan saya nyonya... maaf..." ucap Tina

Cornelia memeluk erat pelayan di depannya ini dengan rasa sayang dan sedih di saat yang bersamaan


STEAL MY HEARTOù les histoires vivent. Découvrez maintenant