Chapter 4 - Are You Okey?

5.2K 257 0
                                    

Nick memandangi wajah Tina sambil memikirkan kejadian yang terjadi hari ini, dengan ucapan yang diucapkan oleh Richie saat mereka menjalankan misi hari Sabtu yang lalu. Akhirnya ia menyadari semuanya, ia menyadari kalau Tina sudah sakit sejak hari dimana Richie memberitahunya tentang Luna dan teman-temannya, yang lalu membuatnya mengambil kesimpulan kalau Luna adalah penyebab sakitnya Tina

Satu yang tidak ia pahami yakni kenapa dia bisa tahan dengan kekasaran dan kegaharan Tina? Kenapa ia tidak memecat Tina ketika pertama kali Tina membentaknya? Kenapa juga ia merasa tidak tega jika melihat Tina dihukum oleh ayahnya? Kenapa pula ia begitu ingin tahu hal-hal membuat Tina menampakan wajah sedih? Kenapa juga ia begitu senang ketika melihat maidnya tersenyum? Dan kenapa saat melihat Tina pingsan dia merasakan sesuatu yang aneh, seperti rasa takut kehilangan? Sampai saat ini ia tidak mengerti semua hal itu, meski ia terus memikirkannya ia tetap tidak mengerti, dan akhirnya ia jatuh terlelap di sebelah ranjang Tina sambil menopang wajah tampannya dengan telapak tangannya.

Sore itu akhirnya Tina membuka matanya dan merasakan sedikit nyeri di kakinya. Begitu ia menyadari bahwa ia bukan dikamarnya, ia langsung menengok kesegala arah dan menemukan tuan mudanya sedang tertidur di sebelahnya. Ingin membangunkan tapi ia tidak tega akhirnya ia memutuskan untuk mendudukan diri di ranjang itu dan memandangi wajah tuan mudanya yang sedang tertidur.

"wajahnya damai sekali ketika tidur, kamu seperti anak kecil kalau sedang seperti ini" bisiknya sambil tersenyum

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dengan sangat keras

"Tin-" panggilan Karin dan Richie langsung terhenti ketika melihat Tina meletakan jari telunjuknya di depan bibirnya, jangan berisik maksudnya.

"dia(Nick) tidur?" bisik Richie pada Tina

Tina hanya mengangguk kecil "sejak saya bangun tuan Nick sudah tidur"

"kamu sudah baikan, Tin?" Tanya Karin

"em, sudah, maaf ya sudah membuat kamu dan tuan Richie khawatir"

"harusnya kamu minta maaf sama tuan Nick" saran Karin

"eh? Kenapa begitu?"Tanya Tina bingung

"karna daripada kami berdua dialah yang paling mengkhawatirkan kamu" jawab Richie

"hah? Serius?"

"iya, beneran, tadi wajah tuan Nick pucat sekali begitu melihat kamu pingsan" Karin meyakinkan

"saya akan minta maaf dan berterimakasih pada tuan Nick nanti" jawaban Tina hanya disambut senyuman dan anggukkan dari Karin dan Richie

"ngomong-ngomong, Tina"

"iya Karin ada apa?"

"kamu kan sudah janji untuk bilang padaku kalau lukamu itu masih sakit dan kamu mengelak ketika tadi pagi aku bilang kamu sakit mau kamu ap-?!" bentak Karin dengan suara yang cukup keras sehingga membuat Tina terkaget-kaget dan meminta Richie membekap mulut Karin untuk meredam suara kencang itu

Setelah sadar Karin langsung menggumamkan sorry di mulutnya. Tak lama berselang tanda-tanda sang tuan muda akan bangun dari tidurnya, membuat Richie menarik Karin keluar dari kamar itu sambil berlari dan langsung menutup pintu kamar itu rapat-rapat.

"ugh..."lenguh Nick sambil mengerjapkan matanya guna mengumpulkan nyawanya yang terbang entah kemana saat ia tertidur tadi

"tuan muda sudah bangun?" sapa Tina pada Nick yang alhasil membuat Nick meloncat kaget lalu menghampiri Tina

"lo udah sadar? Dari kapan? Kaki lo masih sakit gak?" Tanya Nick beruntun

"saya sudah sadar sejak 15 menit yang lalu sepertinya, saya tidak apa-apa tuan sungguh"

"hah..." Nick menghela napas lega

"lo tuh ya, kan gue udah bilang kalo ada apa-apa tuh ngomong sama gue apalagi kalo menyangkut gue, kenapa coba lo gak bilang?!"

"maaf tuan, saya tidak bermaksud untuk tidak memberi tahu tuan hanya saja, saya tidak mau merepotkan tuan"

"kalo kayak gini kan lo lebih ngerepotin gue" ujarnya sambil duduk di tepi ranjang Tina

"maafkan saya tuan" ucap Tina sambil menunduk ia mengakui ini juga salahnya

"tu-tuan" ucapnya terbata-bata dengan mata membulat sempurna ketika tuannya memeluk dirinya dengan sangat kuat seperti Tina bisa menghilang dari pandangannya

"ya sudahlah, yang penting lo udah gakpapa, jangan bikin gue takut kayak tadi lagi bisa, gak? Gue pikir lo bakalan-" Nick tidak melanjutkan ucapannya

"terimakasih sudah membawa saya pulang hari ini, dan saya juga minta maaf karna sudah membuat tuan khawatir, saya janji lain kali kalau saya ada masalah saya akan bilang ke tuan muda" ucap Tina

Nick melepaskan pelukannya dan menatap Tina

"janji lo yah"Nick memastikan

"em, janji, saya janji tuan"

"nah sekarang lo kasih tau gue kenapa kaki lo bisa luka segitu gede?"

Tina hanya mengangguk dan akhirnya menceritakan semua yang terjadi padanya, mendengar cerita Tina tentang Luna membuat Nick sedikit merasa bersalah pada Tina bercampur dengan kesal pada Luna. Tina menceritakan semuanya dari awal sampai akhir

"ya sudah, sekarang lo tidur gih, gue mau ke kamar dulu, gue belum mandi dari tadi pulang sekolah, badan gue udah pada lengket" kata Nick sambil berdiri dari sisi ranjang Tina.

"tuan..."panggil Tina

"iya?kenapa?"

"terimakasih sudah menolong saya dan mendengarkan cerita saya" ucap Tina

Nick hanya menganggukkan kepalanya sambil menganggkat tangannya dan meletakan tangan itu di atas pucuk kepala Tina sambil mengusapnya sedikit

"iya, permintaan maaf dan terimakasih lo sudah gue terima, sekarang lo tidur dan istirahat nanti gue suruh Seirien membawakan makanan untuk lo, jaa-oyasumi (sampai jumpa dan selamat tidur)" Nick melangkah keluar dari kamar itu menuju ke kamarnya tiba-tiba sebuah ide brilian terlintas di otak cerdasnya

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now