His Kindness

4.9K 279 3
                                    

"ugh..."Tina mulai bangun ketika ditengoknya Karin sudah tidak ada di tempat tidurnya

"sudah bangun Tina?"Tanya Karin sambil memakai sergam sekolahnya, weekend sudah berakhir

"aku kesiangan ya? Maaf ya Karin, aku tidak membantumu hari ini"

"tidak apa-ap- Tina!" ucapan Karin terpotong ketika ia melihat Tina hampir terjatuh, untunglah Karin bisa menangkap Tina tepat waktu "kamu demam, Tin" ujarnya khawatir ketika ia merasakan panas yang berlebihan dari tubuh Tina

"gak kok, aku gak demam, perasaan kamu aja mungkin. Sudahlah aku siap-siap dulu"

Meskipun benar adanya kalau Tina demam, ia tetap tidak akan bilang kalau dia demam. Ia akan tetap menjalankan tugasnya sebagai pelayan pribadi Nick. Pagi itu setelah berhasil meyakinkan semua orang termasuk Cornelia, Lucy dan Jeanne bahwa ia tidak sedang sakit, ia berangkat ke sekolah bersama dengan Nick seperti biasa hanya saja, diperjalanan Nick menghentikan mobilnya

"kenapa berhenti Tuan, ah maksud saya Nick?" Tanya Tina heran

"lo beneran gak lagi sakit kan?" Tanya Nick, meskipun ia terlihat biasa saja tapi tak bisa dipungkiri ia sedikit merasa khawatir terlebih setelah peringatan yang diberikan oleh Richie sepupunya

"sa...saya sehat kok, sungguh" lagi, sebuah kebohongan meluncur cantik dari mulut Tina

"hah" Nick menghela napas "gue tau kita memang gak pernah akur sejak pertama loe jadi maid gue, tapi bisa gak sih? kalo ada masalah apa-apa tuh bilang sama gue, apalagi kalo itu menyangkut nama gue juga" ujarnya pada Tina, dan dari perkataannya terselip nada kekhawatiran. Perkataan itu hanya dijawab dengan anggukan dari Tina. Nick tidak mau memperpanjang masalah maka ia kembali menjalankan mobil kesayangannya menuju ke sekolah

............

Jam pelajaran pertama dan kedua sudah berlalu hari ini ada pelajaran kimia yang berarti seluruh siswa harus pergi ke lab kimia

"hari ini kita buat kelompok, satu kelompok diisi oleh 4 orang. Silahkan pilih kelompok kalian sendiri" perintah ibu guru yang langsung ditanggapi dengan suara riuh anak-anak yang ingin mencari kelompok dan ingin satu kelompok dengan duo Russelldy.

"Nick, kamu satu kelompok sama aku aja yah" ujar Luna sambil melingkarkan tangannya di lengan Nick

"wah, maaf yah, gue satu kelompok sama Richie tuh dan kelompoknya udah pas 4 orang. Loe sama yang lain aja sana" jawab Nick dingin sambil menarik kasar tangannya dan berjalan kearah Tina. pelajaran dimulai dan murid-murid mulai sibuk dengan eksperiment mereka

"Tina, tolong ambilin gelas yang itu dong" pinta Richie pada Tina sambil menunjuk gelas yang dimaksud. Tina mengangguk dan mengambil gelas yang dimaksud akan tetapi, ketika ia berbalik badan dan hendak memberikan gelas itu pada Richie, ia merasakan kepala pusing luar biasa dan pandangan matanya berubah menjadi gelap. Gelas berisi air panas yang dipegang olehnya pun terlepas dari tangannya

"Tina..." refleks Nick yang berada di belakang Tina menarik tubuh Tina agar tidak terkena air panas yang tumpah, sedangkan Richie berhasil menghindari air panas itu dengan melompat kebelakang menjauhi tempat gelas itu terjatuh

"Tina, Tina, bangun" perintah Nick sambil menepuk pipi Tina dan betapa terkejutnya ia ketika ia merasakan suhu tubuh yang diatas kadar normal.

"Nick, ada apa dengan Tina-astaga apa kakinya terkena pecahan gelas itu?" Tanya guru kimianya

"tidak bu" Jawabnya sambil menengok kearah kaki Tina dan mendapati darah menetes dari arah kaki Tina ke lantai kelas. Dengan cepat Nick menggendong Tina ala bridal dan meminta Richie menelpon kerumahnya untuk mengirimkan mobil dan supir dan dijawab anggukan dari Richie.

"Richie, Tina gak apa-apa kan?" Tanya Karin hampir berbisik,

"iya, Tina pasti baik-baik aja" Richie cuma bisa memberikan jawaban yang menyenangkan hati Karin tanpa tahu apa itu benar-benar terjadi

Kediaman Russelldy

"tuan muda kenap-"

"cepat panggil dokter!"teriak Nick memotong pertanyaan bibi Lis yang langsung disambut kekhawatiran dari Bibi Lis. Nick segera membawa Tina kekamar kosong di lorong kamarnya dan membaringkan Tina di kasur. Tak lama dokter datang bersama bibi Lis

"mom, sama aunty kemana?" Tanya Nick pada bibi Lis ketika dokter memeriksa Tina

"nyonya sedang pergi ke mall tuan" jawab bibi Lis

"maaf, tuan muda" panggil dokter

"iya, ada apa?"

"demamnya berasal dari luka dikakinya, luka di kakinya itu kalau saya boleh tahu sejak kapan ia mendapatkannya?" pertanyaan yang cukup membuat Nick terkejut, ia tidak tahu harus menjawab apa, ia saja bahkan tidak tahu kalau Tina sakit 'sejak kapan? Kenapa gue bisa gak tau?' batin Nick

"kalau berdasarkan analisa saya ini sudah lebih dari 2 hari dan ini tidak diobati dengan benar" ujar dokter "saya sudah menjahit lukanya dan memberinya antibiotic, seharusnya dia sudah baik-baik saja, ini obat untuk dia minum dan ini salep untuk lukanya, kalau sudah tidak ada keperluan lagi saya permisi" ujar sang dokter sambil keluar dari kamar itu sambil ditemani oleh bibi Lis

Nick memandang wajah Tina yang sedang tertidur, ia mendudukan diri di sebelah tempat tidur dan menyingkirkan beberapa helaian rambut yang menutupi wajah Tina

"Tina, lo kenapa sih? Kenapa gak kasih tau gue?"ucapnya

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now