Felt Like Family

4.1K 225 0
                                    

Mansion Russelldy, Pukul 19.00

Seluruh orang yang tinggal di mansion itu kini tengah berkumpul di ruang makan, begitu pula Tina dan Karin. Mereka berdua kini tengah berdiri di belakang tuan mudanya

"Tina" suara berat nan tenang namun penuh intimidasi dan wibawa membuat Tina mendongak dan menoleh ke asal suara

"Saya tuan besar" ujar Tina sopan

"Apa Nick sudah memberitahu dirimu?"

"Sudah tuan besar"

"Bagus karna hari ini Jeanne kurang sehat maka kamu harus ikut. Siap kan apapun yang kamu perlukan. Untuk perlengkapan minta saja pada bibi Lis jika kurang"

"Kashikomarimashita" Tina membungkuk sopan

Makan malam hari itu terasa berbeda. Setiap anggota keluarga memikirkan pikiran mereka masing-masing. Sebagian besar menanyakan untuk apa tuan besar menyuruh Tina. Bibi Lis tersenyum penuh arti saat ia melihat Tina tetap tenang

'Seperti yang aku harapkan' batin bibi Lis

Seperti biasa Tina mengikuti tuannya ke kamar sang tuan. Nick hari ini agak bingung dengan pemikiran ayahnya. Tapi nick memilih diam. Nick menggelengkan kepalanya sesaat dan memilih memasuki kamarnya

Tina membantu Nick menyiapkan barang-barang milik tuannya. Mulai dari kemeja, peralatan, sepatu, jaket hitam, sarung tangan, semua disiapkan dengan baik oleh Tina. Setidaknya, Tina sudah hafal apa saja kebiasaan dan semua hal yang dibutuhkan tuannya

"Tina" suara berat milik Nick membuat Tina menoleh dan Nick sendiri justru melemparkan Glock 38 miliknya pada Tina

"I-ini?"

"Buat jaga-jaga meski lo ikut sama Karin tapi siapa tau lo butuh"

Tina mengangguk paham. Setidaknya dia memiliki sesuatu yang bisa melindungi dirinya. Tiba-tiba telfon di kamar Nick berbunyi

"Iya"

"Hn. Aku mengerti"

"Baiklah" Nick menutup telfon itu

"Lo balik aja, kata dad kita gak jadi berangkat hari ini. Mungkin dua hari lagi" Tina mengangguk dan berbalik. Bersiap untuk keluar

"Ah! Tuan..." Panggil Tina

"Hn"

"Bolehkah saya meminjam buku anda? Tugas saya belum selesai"

"Ambil aja di perpus sana. Buku gue banyak disana. Kalo ditanya bilang aja gue yang suruh"

"Terimakasih banyak tuan" Tina segera berlari keluar dari kamar tuannya dan segera ke kamarnya

Tina memasuki ruang perpustakaan itu dengan hati-hati. Ruangan yang sangat sepi di jam segini. Tina meletakan lembaran tugasnya dan mulai mengambil buku-buku yang ia butuhkan. Tina mulai mencari jawaban dari lembaran tugas yang bahkan ia tidak yakin isinya akan dia temukan di buku itu

...

"Tina" panggilan bibi Lis membuat Tina berhenti

"Iya bi, ada apa?"

"Nyonya memintamu menemaninya ke pasar"

"Ah, baiklah saya akan segera kesana"

Tina berlari ke ruang tengah yang ia yakini sebagai tempat nyonya besarnya menunggu. Tina membuka pintu besar itu dan benar saja sang nyonya sedang duduk disana sambil berbincang hangat dengan saudarinya dan juga Karin

"Ah, Tina sudah datang mari kita berangkat"

Tina berjalan beriringan dengan Karin di belakang nyonya besar mereka. Menurut Tina dan Karin mereka tetaplah pelayan, jadi, sudah semestinya mereka berjalan di belakang nyonya mereka

"Tina" panggil Cornelia

"Karin" panggil Lucy

"iya nyonya?" Tina dan Karin menjawab bersamaan

"kenapa kalian berjalan dibelakang??? Kemari dan jalan di sebelah kami" perintah Cornelia

Tina dan Karin mengangguk tak membantah ia berjalan di samping nyonyannya. Cornelia dan Lucy menarik kedua gadis itu ke sebuah toko baju dan membelikan mereka beberapa helai mini dress yang cantik

"selajutnya sepatu, lalu baju santai" ujar Lucy sambil menarik Karin di sisinya

Tak jauh berbeda kini Tina berada dalam gandengan Cornelia yang membawanya ke toko baju berikutnya. Cornelia memilihkan beberapa baju santai untuk Tina. Begitu pula Lucy yang memilihkan baju untuk Karin

Seharian berputar di toko baju dan sepatu, mereka beristirahat di sebuah cafe. Di tangan Karin dan Tina kini berisi bungkusan baju dan sepatu. Mulai dari kaus, kemeja, celana panjang dan pendek, rok, dress, mini dress, flat shoes, heels, wedges, semua lengkap di kantung itu

"Pesanlah sesuka kalian, jangan sungkan pada kami" ujar Cornelia

"Terimakasih banyak nyonya" ujar Tina dan Karin hampir bersamaan

Kedua nyonya besar Russelldy mengangguk paham. Mereka tersenyum hangat pada Karin dan Tina. Untuk pertama kali Tina kembali merasakan hangatnya keluarga

'Senyuman nyonya sehangat senyuman ibunda' batin Tina

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now