Chapter 11 - She's Dying

4K 205 1
                                    

"Kau tidak apa-apa Jeanne?" Tanya Cornelia khawatir

"Aku tidak apa-apa mom, untung saja Tina datang disaat yang tepat" ujar Jeanne

Tina melemparkan Topeng yang ia pakai ke sembarang arah. Topeng tanpa sidik jari dan tidak akan meninggalkan bekas apapun disana karna topeng itu terbuat dari kaca. Tina memecahkan topeng itu ketika ia melemparnya

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Daniel

"Saya hanya merasa janggal saja tuan. Terlalu mudah bagi kita untuk masuk tadi..." Ujar Tina menjelaskan

Rasa panas dan perih di lehernya membuat Tina meremat kuku jarinya di balik sarung tangan yang ia pakai. Nick adalah orang yang pertama menyadari keanehan Tina

"Kamu kenapa?" Tanya Nick

Seluruh anggota keluarga menatap Nick heran

"Saya baik-baik saja tuan" ujar Tina berusaha meredam rasa sakit di lehernya

"Kau yakin Tina?" Kini Jeanne ikut khawatir

"Sangat baik Nona" Tina tersenyum

Nick diam dan berjalan menuju tubuh pria yang tangannya dipatahkan oleh Tina. Nick melihat pisau di tangan pria itu

"Baiklah kita pulang sekarang" ujar Cornelia

Seluruh keluarga Russelldy berjalan menuju pintu. Tina mengikuti mereka di belakang. Langkah Tina terhenti saat luka di lehernya semakin terasa Nyeri dan sangat panas

"Akhh..." Ringis Tina

Grepp

Tubuh Tina roboh dan Nick menangkapnya disaat yang tepat

"Danna" ujar Tina

"Masih berbohong. Jelas-jelas kau terluka" ujar Nick kesal

Tina berusaha berdiri. Dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya

"Ada apa?" Tanya Lucy membuat seluruh orang disana terdiam dan menatap Nick dan Tina

"Perlihatkan padaku!" Perintah Nick

"A-apa maksud Danna?" Tanya Tina gugup

Nick menarik kasar jubah Tina dan terlihatlah leher Tina yang berdarah. Cornelia dan yang lain terkejut melihat darah itu

"Masih berani berbohong?!" Marah Nick

"Saya tidak apa-apa Danna" ujar Tina menenangkan Tuannya

Mulut dan Tubuh Tina tidak menunjukan kesamaan. Tina berkata baik-baik saja namun, tubuhnya sudah tidak kuat menahan sakit di lehernya

"Akhh!" Ringis Tina. Tangan Tina meremat tangan Nick yang tengah mengandengnya dengan kencang

"Tina!" Panggil Nick khawatir

"Itte! Atsui! (Sakit! Panas!)" Cornelia dan Lucy langsung menghampiri Tina

Lucy melihat pisau pria itu sedangkan Cornelia melihat luka di leher Tina

"Cornelia!" Pekik Lucy

"Racun" ucapan Lucy membuat kaget seluruh orang

"Nick cepat bawa Tina pulang" ujar Cornelia

Nick segera menggendong Tina dan berlari turun ke bawah gedung. Nick mulai khawatir saat melihat wajah Tina memucat

"Hang on Tina, hang on!" Ujar Nick

Dia segera berlari memasuki mobilnya dan membawa Tina dengan kecepatan 180km/jam dengan mobilnya.

.....

"Atsui...khh" ringis Tina

Sejak sampai di mansion, Tina tidak berhenti meringis. Meski bibi Lis sudah memberikan penawar racun namun, tubuh Tina tidak merespon sama sekali pada penawar racun itu

"Khh..." Tina terus meringis, meski matanya tertutup namun dia tetap meringis kesakitan

Nick menunggui Tina di sebelah gadis itu. Dia merasa sedih dan takut melihat Tina seperti ini

"Bibi, kenapa dia masih kesakitan?" Tanya Nick khawatir

"Entahlah tuan muda, penawar racunnya tidak bekerja. Tubuhnya seperti menolak penawar racun itu" bibi Lis berucap

Sebenarnya bibi Lis juga khawatir. Seluruh keluarga Russelldy merasa sangat khawatir. Mereka berusaha mencari tahu racun apa yang terdapat di pisau itu

jam Tiga subuh dan Nick masih belum Tidur. Tina masih meringis, keringat dingin membasahi wajah Tina, tubuh Tina mulai demam, nafasnya bahkan makin pendek

"Akkhh..." Tina meremat selimut yang dia pakai

Nick tidak tega melihat Tina seperti itu

"Kenapa harus selalu lo yang terluka?" Ujar Nick lirih

Cornelia pun tak memungkiri kenyataan bahwa Tina kembali menyelamatkan anaknya. Bahkan, bisa dibilang Tina kali menyelamatkan seluruh keluarga Russelldy

"Apa mereka tahu?" Gumam Nick

Nick mengambil ponsel Tina dan mencari nomor Sarah di ponsel itu. Bingo! Dia menemukannya. Nick menelfon Sarah saat itu juga

"Halo, ada apa lady?"

"Ini gue Nickolas. Jangan tutup telfonnya. Ini penting. Tina, dia terluka. Dia terkena racun dan penawar racun yang diberikan gak bekerja sama sekali. Lo bisa kesini sekarang?"

"Kirimkan alamatmu"

Nick menutup telfon itu. Daniel menatap Nick jengah.

"Akal mu pendek Nick. Bagaimana bisa kau memberitahu orang luar?"

"Apa kita punya pilihan lain?"

Adu mata dan adu emosi antara Daniel dan Nick terjadi. Tak ada satupun yang mengalah

"Sudah cukup!" Ujar Cornelia

"Kau yakin dia bisa dipercaya?"

Nick mengangguk

"Suruh dia kesini!" Ujar Cornelia

Nick segera mengirimkan alamat rumah mereka pada Sarah dan tak sampai sepuluh menit Sarah beserta Keith dan Zen muncul di depan rumah Russelldy

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now