Chapter 15 - Touch Her, You'll Die!

4.3K 186 0
                                    

"Nick" panggilan Richie membuat Nick menghentikan kegiatan latihan Nick

"Lanjutkan dulu nanti gue balik" suruh Nick pada teman satu teamnya

Nick berlari ke pinggir lapangan, menghampiri saudara sepupunya

"Apa?"

"Kata Karin, Tina mulai jadi bahan gosipan anak-anak karna lo sama Tina gak saling ngomong dan kemarin dia gak masuk lalu, hari ini dia gak ke tempat lo sama sekali"

"Terus?" Nick meremat tangannya

"Tina izin pulang karna meski sedang jam pelajaran dia masih dijadikan bahan gosip"

"Kapan?"

"Ba-"

Ucapan Richie terputus oleh dering ponsel milik Nick

"Unknown number?" Gumam Nick

Dia tidak menghiraukannya hingga panggilan itu terhenti namun, tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya dari nomor Tina

"Hey kau pangeran! Lihat apa yang akan kami lakukan pada calon istrimu! Anggap saja ini bayaran atas perbuatanmu"

Sebuah pesan singkat dengan rekaman suara Tina yang menjerit dengan mulut seperti tertutup sesuatu. Nick meremat tangannya sampai kuku-kukunya memutih. Urat kekesalan sudah timbul di wajah tampannya

"Woi! Lo mau kemana?" Teriak Richie dan tidak di gubris

Nick berjalan keluar dari lapangan basket menuju ke arah parkiran

Brughh

"Ah... Kak Nick!" Panggil anak yang menabraknya

"..."

"Kak, tadi saya lihat kak Tina diseret ke arah gudang di gedung lama!" Teriak anak itu mencoba memberitahu Nick

Nick berjalan tanpa mengucapkan apapun

"Thanks sudah kasih tahu" ujar Richie dari belakang anak itu

"Eh kak Richie. Saya melihat dia dibawa oleh beberapa pria. Saya tidak berani melawan mereka karna itu saya bermaksud memanggil kak Nick"

"Thanks. Gue cabut dulu" ujar Richie

Richie menyusul Nick ke gedung lama sekolah itu yang sebentar lagi akan diratakan jadi tanah. Richie dan Nick melihat lima orang pemuda seumuran dengan mereka duduk di lantai. Nick mempercepat langkahnya

Jduagh

Nick menendang dan meninju orang di depannya. Richie hanya membantu dari belakang

Jduagh

Bughh

"Tiga, empat..."Richie menghitung jumlah korban keganasan Nick

Krakk

Nick memelintir tangan pemuda di depannya dan menarik keras tangan itu sambil menginjak badan pemuda itu

"Arggghhh!" Pekik pemuda itu

"Lima" ujar Richie

Nick berjalan masuk dan kembali dihadang oleh beberapa orang. Mata Nick menangkap seseorang membekap Tina dengan seringaian di wajahnya dan seorang lagi menyuntikan sesuatu ke lengan Tina. Nick semakin murka. Wajah Tina yang penuh airmata dan mata Tina yang memancarkan ketakutannya membuat Nick semakin bengis menghabisi orang di depannya

"Mati lo!!!" Ujar seseorang sambil membawa pisau di tangannya

Krtk

Krakkk

"Arrggghh!!!" Lagi Nick mematahkan tulang seseorang

"Nick! Lo kejar Tina, biar disini gue yang urus!" Suruh Richie yang kini tengah sibuk meninju dan menendang semua orang yang ada di sekitarnya

Nick mengangguk dan berlari mengejar orang yang membawa Tina

Byuurrrr

Mata Nick terbelalak saat melihat pria itu melemparkan Tina ke dalam kolam renang. Nick hendak melompat ke dalam kolam namun sebuah pukulan mengenainya

"Lawan gue dulu! Semakin cepat lo lawan gue, semakin besar kemungkinan cewek lo hidup!" Ujar pria itu

Nick segera melawan pria dihadapannya. Pukulan dan tendangan dia layangkan ke pria itu begitu pula sebaliknya. Pikiran Nick terpecah menjadi dua, antara melawan pria di depannya dan menolong Tina di dalam air

Srett

Sebuah luka gores bersarang di pinggang Nick dan Nick tetap berdiri. Mengeluarkan pistolnya dan menembak orang itu tepat di kepalanya

Byurrr

Nick ikut menyelam ke kolam renang. Dia mencari Tina di dalam sana. Nick menarik tangan Tina dan melihat mata Tina setengah terpejam. Dapat dipastikan Tina saat ini setengah sadar dan dia pasti menelan dan menghirup banyak air

Cuupp

Nick mencium bibir Tina. Menyalurkan oksigen yang dia simpan pada Tina. Nick menarik Tina dan berenang ke atas. Dan dipastikan memerlukan tenaga ekstra mengingat kolam renang ini dalamnya sekitar 5-10meter. Tapi mengingat tempat mereka berdiri tadi, maka kedalaman kolam renang ini 10 meter. Berenang ke atas sejauh sepuluh meter dengan membawa orang dan oksigen yang tersisa seperempat, serta luka di pinggang membuat Nick bekerja ekstra untuk sampai ke atas

"Bwha..." Nick menghirup udara dengan rakusnya

Di atas sudah ada Richie yang mengulurkan tangannya. Nick menyerahkan Tina pada Richie lalu dia naik ke atas. Nick menempelkan telinganya di dada Tina mendengarkan detak jantung gadisnya

"Tina... Tina..." Panggil Nick sambil menepuk pipi Tina

"Uhuk...uhuk..." Tina terbatuk dan mengeluarkan air yang tertelan olehnya

Brughh

Tanpa babibu Tina langsung menubruk badan Nick setelah ia membuka matanya. Tina mencengkram kaos yang Nick pakai dengan tangan yang gemetar

"Ssshh... Aku ada disini. Kamu sudah aman" hibur Nick menenangkan dia mengusap punggung kekasihnya itu

"A-aku takut"

"Jangan takut aku ada disini! Aku akan melindungimu"

"Me-mereka mau membunuhku Nick"

"Ssshh... Mereka tidak akan berani"

"Ta-tapi mereka bilang akan membunuhku dan memutilasiku lalu mengirimkan potongan badanku ke mansion"

"Tidak akan Tina, tidak akan ada lagi yang berani menyentuhmu. Meski daddy sekalipun, tidak akan lagi aku biarkan mereka menyentuh dan menyakitimu"

"A-aku takut Nick, sangat ta...kut..." Kalimat terakhir Tina sebelum dia benar-benar menutup matanya

Tina tertidur. Tertidur dalam pelukan Nick. Nick menggendong Tina ke UKS dan meminta Kazuya juga Karin mengeringkan badan Tina dan menggantikan pakaian Tina. Sementara dirinya juga mengganti pakaiannya

"Bagaimana keadaan Tina?" Tanya Nick saat dia kembali

"Dia hanya tertidur Nick. Mereka memberinya obat penenang"

"Obat penenang?"

"Iya obat penenang. Tenang saja satu-satunya efek adalah tertidur dengan pulas"

"Kau yakin mereka hanya memberikan obat penenang? Bukan racun atau obat aneh lainnya?"

"Sangat yakin Nick. Bahkan Ayase akan mengatakan hal yang sama jika kau bertanya padanya. Dan panggil aku dengan sopan!"

Nick menghela napas lega. Setidaknya kini dia bisa sedikit tenang. Hanya sebuah obat penenang, itu artinya nyawa Tina tidak dalam bahaya

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now