Bang! Bang!

4K 214 1
                                    

"jangan jauh-jauh dariku. Apa kau mengerti?" tanya Nick

"Mengerti danna-ssama"

Nick tidak memprotes karna dia tahu jika saat ini seluruh anggota keluarganya dapat mendengarkan percakapan mereka. Daniel mulai membagi tugas, dan mereka bersiap memasuki rumah besar di depan mereka. Jeanne sudah menunggu di salah satu gedung tak jauh dari rumah itu untuk menjalankan tugasnya

Sniper. Itulah pekerjaan Jeanne. Dia bertugas mengamankan keluarganya dari serangan tak terduga. Kini Jeanne dengan seksama melihat sekeliling

"Go!" Ujar Daniel dan mereka semua berpencar melakukan tugas masing-masing

Richie, Karin, Nick dan Tina dijadikan satu kelompok, tugas mereka mencari kamar utama, dan dokumen berharga.

"Eh?" Ujar Tina heran

"Hey, ayo cepat!" Bisik Nick pada Tina

Tina mengekor di belakang namun, instingnya jauh lebih kuat membuatnya kembali terhenti di belakang Nick. Dia memperhatikan gedung tempat Jeanne berada

"Hey!" Panggil Nick lagi dan Tina kembali berlari mengikuti Nick

"Apa yang mengganggumu?" Ujar Nick

"Nandemonai"

"Benarkah?"

"Benar Danna"

Nick melanjutkan misinya bersama Richie dan Karin. Mereka mengambil surat-surat penting di rumah itu dan segera keluar. Tina tetap mengikuti tuannya. Sampai dia merasa jika Jeanne benar-benar dalam bahaya

"Jadi, kalian sudah dapatkan suratnya?" Tanya Daniel

"Yes, sir" ujar Nick

"Cepat kembali" perintah Nathan

"Yes, sir"

Nick, Richie dan Karin berlari dan tanpa mereka sadari Tina sudah berbalik arah. Tina mencari jalan tercepat menuju gedung milik Jeanne. Dia mematikan alat komunikasi miliknya. Kakinya terus berlari menuju tempat Jeanne berada

"Wait!" Ujar Nick

Karin dan Richie berhenti

"Where's she?"

Karin dan Richie baru menyadari Tina menghilang. Nick pun baru menyadarinya juga

"Who's?" Tanya Cornelia

"Your future daughter in law ma'am" ujar Richie singkat

"What?!!" Semua orang terkejut

"Find her!" Perintah Lucy

"Yes, ma'am" semua berlari mencari Tina

Nick meminta Bibi Lis mencari Tina dengan alat pelacak di ponsel dan alat komunikasi Tina

"Gone sir, i can't find her" ujar bibi Lis

"Sh*t!!" Geram Nick

Jeanne sibuk memperhatikan sekitarnya dan juga mencari Tina. Ketidaksadaran Jeanne menjadi umpan empuk bagi musuh mereka

"Eh?" Jeanne terhenyak. Dia baru menyadari dia tidak sendirian di gedung ini

"Holy sh*t!" Umpat Jeanne

"What's wrong?" Tanya anggota keluarganya yang lain dan seketika sambungan alat komunikasi seluruh anggota keluarga terputus

"What the?" Ujar Richie

"Ke gedung!" Ujar Nick

Nick bersama Richie dan Karin berlari ke gedung. Mereka tahu ada yang tidak beres. Tak hanya mereka bertiga kini Daniel, Cornelia, Nathan dan Lucy juga tengah berlari kesana

"Kyaaa..."

Bang! Bang!

Praang...praang

"My moon!" Ujar Cornelia

Ketujuh orang disana mempercepat langkah mereka menuju ke gedung. Mereka berlari ke atap dan melihat hal yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya

"Tina?" Ujar Nick

"Agatha..." Gumam Cornelia, cukup keras untuk terdengar oleh Lucy, Daniel dan Nathan

Tina membantu Jeanne melawan musuh mereka. Bahkan Tina bisa menggunakan Glock milik Nick dengan lancar. Seluruh tembakan Tina mengenai sasaran. Tak sampai disana kemampuan Tina berkelahi berada di luar yang mereka perkirakan

Tina terlalu hebat dan luwes untuk seseorang yang pernah bekerja sebagai tukang sapu di klinik dan sebagai pelayan

"!!!" Tina lengah seseorang menodongkan Pisau ke lehernya

"Heh! Belagu benar kau! Sebentar lagi kita akan mengetahui siapa kau sebenarnya" pria itu mengancam

"Heh!" Tina hanya mendengus saja mendengar ucapan pria di belakangnya

"Aku cukup takjub melihat gerakanmu. Kau bahkan tahu jika kami menyadap semua alat komunikasimu. Kau mematikan seluruh sambungan dengan cepat tepat sebelum kami menemukan markasmu. Kau terlalu hebat jika digolongkan sebagai pemula"

Seluruh keluarga Russelldy terkesima mendengar penuturan musuh mereka.

"Jadi, sejak tadi dia?" Ujar Nick

"Lepaskan jubah kalian jika kalian ingin dia selamat!" Perintah pria itu

Seluruh keluarga Russelldy bimbang, mereka diam tak bergeming

"Kenapa diam? Kalian ingin dia mati? Ah! Mungkin lebih baik kita bongkar yang satu ini dulu" ujar pria itu

Tangannya terangkat. Dia menarik hoodie milik Tina dan membuka hoodie itu, Tina masih diam. Wajah Tina masih tersembunyi di balik topeng putih miliknya

"Perempuan rupanya..." Ujar pria itu

"Did you already finish?" Tanya Tina dengan nada tenang

Seluruh anggota keluarga Russelldy sudah ketakutan membayangkan jika pisau itu menggaret nadi Tina

"You won't let me go, will you?" Tanya Tina lagi

"Like hell i would" ujar pria itu

"Aku akan bermain-main dulu dengan mu gadis Jal*ng"

Nick kesal dia ingin menghajar orang itu. Tangannya kini ditahan oleh Daniel. Dia tidak ingin putranya terluka. Daniel memilih menjadi penonton

Tangan pria itu mulai bergerak, tangannya mengarah ke topeng di wajah Tina. Tina tersenyum miring di balik topengnya

Swussshhh

Buuughh

"Arrgggghhhh!!!!" Pekik pria itu

Tina menginjak kaki pria itu dan menarik tangannya lalu, Tina melompat ke punggung pria itu dan menarik serta tangan pria itu. Patah. Tangan milik Pria itu patah karna perbuatan Tina. Seluruh keluarga Russelldy bergerak menyerang sisa musuh disana

'Panas' batin Tina

Lehernya tergores oleh pisau milik pria tadi. Lukanya memang tidak besar namun, meninggalkan rasa panas dan perih disaat bersamaan

Musuh sudah dihabisi oleh keluarga Russelldy mereka memastikan tiada yang tersisa dan mereka melepas tudung mereka. Hanya Tina yang memakai topeng, topeng itu diambil Tina dari salah satu ruangan di dalam rumah mewah yang ia masuki

"Kau baik-baik saja Jeanne?" Ujar Cornelia khawatir

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now