Don't You Dare To Waking Up The Sleeping Lion!

4.4K 218 1
                                    

Ada pepatah yang bilang 'JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR!!!' mungkin inilah yang harus dikatakan Tina pada teman di sekolahnya. Karna saat ini Tina sedang sibuk menarik lengan kekasihnya itu untuk menjauh dari adik kelas mereka

"Nick ayolah, sudah. Aku baik-baik aja kok, gak kenapa-kenapa" bujuk Tina dan sia-sia

Sudah seringkali Tina menutupi kejahilan siswa dan siswi di sekolahnya. Meski Nick The Prince sudah memperingatkan mereka namun, mereka tak pernah kehabisan cara untuk menganiaya Tina. Mulai dari surat-surat sindirian sampai acara menyiramkan se-tong sampah kertas dan debu penghapus tepat di atas kepalanya

"Nick..." Panggil Tina lagi

"Urusai!!!" Nick membentak dan menyentak tangan Tina dari lengannya

Tina menyerah, dia memilih menjadi penonton disana. Bahkan guru dan kepala sekolah tak berani memisahkan Nick. Sang pangeran sudah terlalu marah. Richie menarik senyum miring dengan sangat puas. Dia menggerakkan keempat jarinya menggaris lehernya seolah-olah keempat jari itu adalah pisau yang memotong nadi di leher orang itu

"Richie, cepat hentikan Nick" ujar Tina

"Gue?" Tanya Richie, sekilas Richie melirik sepupunya

"Gue bisa mati di tangan sepupu gue sendiri" lanjut Richie sambil bergidik ngeri

"Lalu kita harus bagaimana?" Karin menggoyangkan lengan Richie

Richie hanya menggindikan bahunya

"Cuma Tina yang bisa hentiin dia" ujar Richie

"Saya?" Tina menunjuk dirinya sendiri

"Iya kamu. Sana cepat hentikan dia" Tina didorong oleh Richie

Tina kembali mendekati Nick. Otaknya berputar mencari akal terbaik untuk menyelesaikan masalah ini

"N-Nick..." Panggil Tina pelan

"Je t'aime(i love you)" ujar Tina

Hanya satu kata itu yang terpikirkan, bahkan dia sendiri lupa jika dia tidak memperbolehkan dirinya untuk berbicara dengan bahasa selain bahasa yang seharusnya

Nick terdiam dengan tinjunya mengangkat di udara

" Quoi qu'est-ce que tu dis?(apa yang kamu katakan?)" Tanya Nick

" tu sais ce que je dis(kamu tahu apa yang ku katakan)" ujar Tina lembut

Sekali lagi Tina meraih tangan Nick yang masih mengepal di udara

" C'est assez, arrêtons ça(sudah cukup, sudahi saja)" ajak Tina

" Rien pour vous alors, mon chérie(apapun untukmu, my sweetheart)" Nick melepaskan cekikannya dari leher sang adik kelas

" Merci beaucoup(terimakasih banyak)" Tina mengambit lengan Nick dan menarik sang pangeran menjauh dari keramaian

Tina membawa Nick ke atap sekolah. Dia menutup pintu atap dan duduk di sana. Nick menatap Tina dengan tatapan heran

"Darimana kamu tahu bahasa perancis?" Tanya Nick to the point

Tina tersentak kaget, dia baru ingat dan sadar akan apa yang ia lakukan. Tina memalingkan wajahnya dari wajah Nick

"Lihat aku" ujar Nick, tangan Nick terulur menarik pelan wajah Tina untuk menatapnya

"Aku tanya sekali lagi, darimana kamu tahu bahasa perancis?"

"A-aku belajar sedikit, saat aku bekerja di klinik dulu"

"Sungguh?"

"Iya, sungguh. Apa tidak boleh?"

"Hm? Oh, tidak apa-apa. Aku senang kamu bisa berbicara perancis. Kita bisa punya bahasa sendiri"

Tina duduk di sebelah Nick. Sesekali Tina merasakan angin berhembus menerpa wajahnya

"Tina" panggil Nick

"Hm?"

"Kemari, duduk disini" Nick menepuk tempat kosong tepat di sebelahnya

Tina bergeser kesana dan duduk di sebelah Nick. Dengan cepat Nick menarik kepala Tina agar bersandar di bahunya

"Kau tahu? Aku suka berada diposisi seperti ini" ujar Tina

"Hn, aku tahu"

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Hn"

"Kenapa kamu begitu marah tadi?"

"..."

"Maksudku, mereka tidak melukai aku. Mereka tak mencari gara-gara juga denganku. Kenapa kamu begitu marah?"

"Mereka tidak mencari gara-gara? Apa aku tidak salah dengar? Mereka melakukan apapun yang buruk padamu. Dan mereka melakukan itu di belakangku"

"Ka-kamu..."

"Iya aku tahu. Hanya saja, aku selalu diam karna ku pikir kamu tidak ingin aku berbuat kasar pada mereka. Tapi mereka sudah keterlaluan"

Nick memberikan sebuah kertas pada Tina. Kertas yang ditemukan olehnya di loker Tina tadi pagi tepat sebelum Tina membuka loker itu. Selama ini juga Nick diam-diam selalu melindungi Tina dari aksi teror siswa dan siswi di sekolahnya. Memang tidak terlalu beperngaruh tapi, setidaknya ia meminimalisir kemungkinan Tina terluka

Tina membaca tulisan di kertas itu. Terkejut, kesal dan sedih. Entah, apa dosa Tina pada mereka, mereka mengatai Tina dan juga ibunya. Tangan Tina mengepal

"Tuan muda, boleh saya meminta izin untuk membuat onar?"

"Hm?"

"Izinkan saya berbuat onar kali ini. Saya berjanji hanya sekali ini saja. Bolehkah?"

Nick menatap Tina dia bisa melihat sorot penuh kekesalan disana

"Hanya kali ini?"

"Iya. Hanya kali ini"

"Aku izinkan kalau begitu"

"Terimakasih"

Tina berlalu, Nick masih berada di atap. Dia membiarkan kekasihnya pergi. Nick begitu yakin Tina akan menyelesaikan masalah ini sendiri. Nick memilih menutup matanya dan menikmati hembusan angin yang menerpa wajah tampannya

"Salah kalian sudah membangunkan Singa tidur" gumam Nick

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now