Hurts

4.2K 201 1
                                    

Tina dan Nick pulang dari sekolah bersama dengan Richie dan Karin. Beberapa mobil mewah terparkir di halaman mansion Russelldy

"Sepertinya Ritsuka-ssama sudah kembali" ujar Karin

Tina mengangguk saja mendengarkan ucapan Karin. Mereka berempat segera masuk ke dalam mansion dan masuk ke kamar mereka masing-masing. Tina mengganti pakaiannya dengan seragam pelayan disana

"Ritsuka-ssama" ujar Tina kaget

Tina tidak menyadari jika Ritsuka memasuki kamarnya. Ritsuka menutup pintu kamar Tina. Dia melangkah mendekati Tina dengan wajah merendahkan Tina seperti biasa

"Akh..." Tina meringis saat jemari Ritsuka menjambak rambutnya

"Masih bisa hidup ternyata! Aku kira kau akan mati di tangan putraku!"

"R-Ritsuka-ssama"

"Apa?! Kenapa kau tidak bisa berkaca dimana posisimu?! Kau hanyalah seorang pelayan yang tidak mempunyai keluarga! Apa sebenarnya tujuanmu?!"

"A-apa maksud anda Ritsuka-ssama?"

"Jangan berpura-pura bodoh!!! Kamu mendekati cucuku agar dapat hidup dengan mewah kan?! Dasar gadis murahan!!!"

Ritsuka melemparkan Tina hingga Tina menabrak ujung ranjangnya

"R-Ritsuka-ssama..." Ringis Tina

Ritsuka berjalan ke arah Tina dan menarik paksa baju Tina. Dia merobek seragam milik Tina dan menggunting secara bar-bar rambut Tina

"Ritsuka-ssama, apa yang anda lakukan?"

"Diam kau! Jangan banyak tingkah!! Kau adalah gadis murahan, bahkan pakaian pelayan saja tidak pantas untukmu!!!"

Plakk

Tamparan dari Ritsuka mendarat di pipi Tina, tidak hanya sekali api berkali-kali. Ritsuka bahkan membenturkan kepala Tina ke ujung ranjang

'Sakit... Mom tolong! Siapa saja?! Nick tolong!' Batin Tina menjerit

Braakkk

"Nenek!!"

"Ibu?! Apa yang ibu lakukan?!" Teriak Nick dan Daniel berbarengan

Mata Nick menangkap tubuh Tina yang nyaris tanpa pakaian dengan luka di wajahnya dan rambut yang entah apa bentuknya. Nick menggeram kesal. Nick melepaskan kemeja yang ia pakai dan memakaikan kemeja itu pada Tina

"Maaf aku terlambat" bisik Nick sambil memeluk erat Tina

"D-da-danna" ujar Tina, airmata yang sejak tadi dibendung Tina meluncur dengan mulus di pipinya begitu dia merasakan Nick memeluknya

"Maaf, Tina. Maaf, aku terlambat datang"

Nick merasakan Tina mengangguk dan memeluknya erat. Napas Tina yang terisak begitu terasa di kulit dada Nick

"Apa yang nenek lakukan?!!!" Maki Nick

"Berani sekali kamu berteriak pada nenek?!"

"Nenek keterlaluan! Apa yang nenek lakukan padanya?!! Apa salahnya pada nenek?!!"

"Salah baginya menggodamu demi menjadi kekasihmu dan mendapatkan kekayaan kita!!!"

"Aku!!!" Teriak Nick kesal

"Apa?"

"Aku yang memintanya menjadi kekasihku!!! Aku yang memaksanya!!! Dia tidak pernah menggoda atau meminta hal itu dariku!!! Aku yang memintanya!!!" Geram Nick

Tangan Nick masih mengusap punggung Tina. Nick menggendong Tina bridal style

"Dengar baik-baik! Siapapun yang menyakiti Tina baik itu mom, dad, uncle, aunty atau kakek dan nenek sekalipun, aku bersumpah akan menghabisinya!!!"

Nick berjalan melewati Ritsuka dengan Tina yang sedang menangis dalam gendongannya

"Kalau kamu masih tetap bersamanya, nenek akan mengusirmu keluar dan menghapus namamu dari daftar keluarga Russelldy!!!" Ancam Ritsuka

Langkah Nick terhenti. Tina berpikir Nick akan menuruti neneknya. Nick berbalik menatap nenek dan keluarganya dengan seriangaian dan mata menantang

"Lakukan saja!!! Aku tidak pernah peduli dengan hal semacam itu!!!"

Nick kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya keluar dari kamar Tina. Nick membawa Tina ke kamarnya. Dia mendudukan Tina di atas kasurnya dan hendak pergi mengambil beberapa baju

"Tina?" Tanya Nick saat Tina sama sekali tidak melepaskan pelukkannya di leher Nick

"-ngan-gi"

"Apa yang kau katakan Tina?"

"Jangan-gi"

Nick menajamkan  pendengarannya

"Jangan pergi!"

Nick mengusap punggung Tina

"Aku tidak pergi, aku hanya ke walk-in closet untuk mengambil kemejaku. Karena itu, lepaskan aku sebentar ya?"

Tina menggeleng. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Nick berusaha membuat jarak diantara mereka. Nick mendorong Tina pelan dan lembut

"Dengar hime, aku tidak kemana-mana. Sungguh. Aku hanya ke walk-in closet, apa kamu mau aku sakit karna shirtless seperti ini?" Ujar Nick lembut saat dia berhasil membuat jarak dengan Tina

"Hanya sebentar, tak sampai lima menit" sambung Nick lagi

Tina melepaskan pelukannya. Dia membiarkan Nick untuk pergi

"Terima kasih. Sekarang duduk dengan baik disini, aku akan segera kembali"

Nick mengecup dahi Tina sebelum melesat menuju ke walk-in closet miliknya. Tak sampai lima menit Nick benar-benar kembali dengan memakai kemeja baru dan kotak obat di tangannya

Plakk

Tina menepis keras tangan Nick saat tangan itu terulur untuk menyentuh wajahnya

"A-a-aku..." Gugup Tina. Tina sendiri terkejut saat dia menepis tangan Nick

Nick tersenyum. Dia menggenggam tangan Tina, membawa tangan itu ke bibirnya dan mengecup lembut punggung tangan Tina

"Tak apa, aku tahu kamu pasti takut sekali tadi. Maaf aku terlambat datang, padahal aku sudah berjanji"

"T-tidak itu bukan salahmu"

Nick mengangkat tangannya yang bebas dan mengusap pelan pipi Tina

"Aku obati lukamu" ujar Nick dan Tina mengangguk

Nick mengobati luka Tina sesekali meniup luka itu agar tidak terlalu perih. Setelah selesai Nick menarik Tina ke dalam pelukannya. Nick masih sangat merasa bersalah pada Tina. Dia merasa sudah gagal melindungi kekasihnya

"Aku sudah tidak apa-apa Nick. Sungguh"

"Jangan bohong Tina"

"Aku tidak berbohong"

"Baiklah kalau begitu"

Nick merapikan helaian rambut Tina yang berantakan. Dan kemudian mengambil tas koper miliknya

"Kamu mau kemana Nick?" Tanya Tina

"Bukan aku tapi kita. Kita akan pergi dari sini"

STEAL MY HEARTМесто, где живут истории. Откройте их для себя