Chapter 18 - Finish

4.3K 215 1
                                    

Tina berbalik dan melihat Annabeth dengan senyum miringnya. Annabeth membulatkan matanya saat melihat ibunya tewas di depan matanya

"Kau!" Desis Annabeth

"Aku akan membunuhmu!" Pekik Annabeth

Annabeth mengambil segala benda yang bisa dia ambil dan dia lemparkan ke arah Tina. Tina sendiri memilih menghindari semua benda itu

Sraakk

Brugghh

"Aku akan membunuhmu!!!"

Annabeth mencekik Tina dengan sangat kencang

"Tina!" Pekik Jeanne yang melihat Tina

Jeanne baru hendak menolong Tina

Plakk

Jduaghh

"Siapa kau berani menyentuhku?!" Desis Tina marah

Tina membalikkan keadaan, dia duduk di atas badan Annabeth dengan Annabeth yang masih sibuk melayangkan tamparan-tamparan pada Tina. Tina menangkap kedua tangan Annabeth dan mencengkram tangan itu keras

"Coba lihat! Lihat dengan benar! Ingat dengan benar siapa yang menyayangimu selama ini! Apa dia menyayangimu?!"

Mata Annabeth membulat

"Dia selalu menamparmu! Meneriakimu bodoh dan tak berguna! Orang yang selalu menyiksa dan mengekangmu sudah aku singkirkan!"

"Dia ibuku br**gs*k!"

"Tapi dia tidak pernah memperlakukanmu seperti seorang anak!!!"

"Dia ibuku Kazehaya! Ibuku!"

Kedua tangan Annabeth melemah. Dia menangis keras. Tina berpindah dan duduk di sebelah Annabeth. Dia menarik tangan Annabeth dan memeluk adik tirinya itu

"Dia ibuku!"

"Memang"

"Tapi dia selalu menyiksaku"

"Aku tahu"

"Aku ingin membunuhnya kak"

"Sudah aku lakukan"

"Dia... Dia tidak akan menyiksa aku lagi kan?"

"Tidak akan"

"Dia tidak akan kembali dan memukuli aku? Atau mencambukku?"

"Tidak akan"

"Sungguh?"

"Aku bersumpah"

Annabeth melepaskan pelukannya, dia menatap kakak tirinya dengan sendu. Tina mengusap airmata Annabeth

"Dia tidak akan menyiksamu lagi! Karna itu, berhentilah bersandiwara kalau kau menyayanginya!"

Annabeth mengangguk dan tersenyum puas

"Apa yang kau lakukan padanya?"

"Menebasnya?"

"Kenapa kau tidak yakin?"

"Entahlah aku tak begitu yakin apa namanya"

"Hahaha..." Tawa keras Annabeth membuat Lykon berhenti menyerang Nick dan menatap keponakannya itu

"Akhirnya aku terbebas dari iblis itu! Terima kasih kak! Kau sudah melepaskan aku dari medusa itu!" Pekik Annabeth girang

Tina menggelengkan kepalanya dan melihat Lykon murka dan menghampiri mereka. Tina segera menarik Annabeth ke balik tubuhnya

Dorr

Tina menembak Lykon di kakinya. Lykon bersimpuh di tanah. Tina menatap Annabeth

"May I?"

"You may. Aku tak keberatan, jujur saja aku lebih menyukaimu dan daddy"

"Okey then"

Tina meletakan pistolnya dan berdiri di depan Lykon

"Kau tahu, ada satu cara yang lebih menyakitkan untuk membunuh seseorang dari menembak dengan pistol, dan aku akan melakukannya padamu. Karna aku menyayangimu uncle. Aku tidak ingin kau mati dengan cepat"

Tina mengeluarkan panah portable milik Nick yang dia bawa. Dia sudah melumuri anak panah itu dengan racun

Kriett...

Tina menarik busurnya. Dia membidik jantung pamannya. Berbekal ilmu memanah dari ibu, nenek dan ekskulnya juga pelajaran Science tentang dimana letak jantung yang tepat. Tina melepaskan anak panah di tangannya

Swusshh

Dorr..

Jlebb

"Nick!!"

Bruugghh

Tina lengsung melemparkan busurnya ke sembarang arah dan segera memangku kepala Nick di pahanya

"Apa yang kamu lakukan? Baka!!" Omel Tina

"Aku melindungimu tentu saja" ujar Nick pelan

Tina menitikkan airmatanya. Nicknya melindunginya dari tembakan anak buah Lykon

"Sudahlah! Jangan menangis begitu! Wajahmu jelek kalau kamu menangis begitu!" Ejek Nick sambil menahan tawa

Nick bangkit dari posisinya membuat Tina melongo

"Ba-bagaimana bisa?"

Nick membuka kancing kemejanya

"Keterlaluan kamu!" Marah Tina

Nick menipunya. Nick menggunakan rompi anti peluru jadi dia aman dan tidak kenapa-kenapa! Tina merasa dibodohi oleh Nick. Nick memeluk Tina dan mengusap rambut kekasihnya itu dengan lembut

"Aku baik-baik saja. Sudah jangan menangis"

"Aku takut tau!"

"Maaf"

"Baka!"

"Tapi kau suka kan?"

Tina memilih diam dan memeluk Nick erat. Tangan Tina merasakan basah di pinggang samping Nick. Tina memegang bagian yang basah itu dengan tangannya dan melihat warna merah menyeplak di telapak tangannya

"Astaga! Nick!"

"Hm?"

"Jangan 'hm' padaku! Cepat lepas!"

"Biar saja"

"Nick! Lepas dulu!"

"Tidak mau!"

Kazuto dan keluarga Russelldy melihat tingkah Nick dan Tina tanpa curiga, mereka tersenyum singkat

"Nick lepas dulu! Biar aku lihat dulu lukamu!" Pekik Tina khawatir

Seketika itu juga senyum di wajah Daniel dan Cornelia menghilang dan berganti dengan khawatir

"Hanya luka kecil"

"Nick ayolah biarkan aku melihatnya du-"

Kalimat Tina tidak selesai karna kini tubuh Nick merosot ke bawah, membuat Tina terkejut dan ikut merosot turun, terduduk di atas lantai

"Nick!!!"

STEAL MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang