"Tuan hentikan!" Pekik Bibi Lis
Bibi Lis membawa seorang wanita tua di sebelahnya. Daniel masih enggan melepaskan leher Tina. Bibi Lis berusaha menarik tangan kekar Daniel dari leher Tina
"Tina tidak mengkhianati kita tuan!" Pekik bibi Lis lagi
Semua orang terkejut mendengar itu. Nick mengepalkan tangannya. Sejak tadi ia menahan dirinya untuk tidak mengikuti keinginan hatinya menyelamatkan Tina. Dia berusaha berpikir untuk keluarganya dan mengkesampingkan kata hatinya yang begitu percaya pada Tina
"Dia hanya membeli bunga pada wanita itu tuan" jelas bibi Lis
Daniel masih tetap bersikukuh pada pendiriannya
"Tuan... anda akan membunuh orang yang paling setia pada anda" ujar wanita tua itu
"Saya mendengar dia mencari bunga dan dimaki oleh banyak penjual bunga. Saya menjual bunga pesanan nyonya pada gadis itu karna saya kasihan padanya. Saya baru berpikir untuk minta maaf pada nyonya karna sudah memberikan pesanan anda pada gadis ini. Tapi dia, tadi saya melihatnya tersenyum dengan manis sambil berkata "akhirnya aku menemukan bunga yang nyonya Ritsuka inginkan, semoga nyonya Ritsuka menyukainya". Bagaimana aku bisa menolak permintaannya tuan?" Jelas wanita itu
Daniel terkejut cekikkan tangannya terlepas. Tubuh Tina jatuh ke atas tanah dengan mulusnya. Karin menghampiri tubuh Tina, menggoyangkan pelan tubuh temannya itu
"Jadi dia?"tanya Daniel
"Dia mencari ke seluruh pasar untuk mendapatkan bunga ini. Bunga kesukaan nyonya Ritsuka" wanita tua penjual bunga itu mengeluarkan bunga di tas kecil Tina yang terjatuh tadi
"Tina..." Bisik Karin
Tak ada pergerakan di tubuh Tina. Bahkan, dadanya pun tidak bergerak, tidak ada tanda kehidupan. Tidak ada tanda jika Tina masih bernafas. Karin mendekatkan tangannya ke hidung Tina
"Tina! Bangun! Tina jangan bercanda! Ini tidak lucu! Cepat bangun!" Ujar Karin panik saat tangannya tidak merasakan apapun
Nick mendekat ke arah Karin dan Tina. Karin segera berbalik dan menarik tangan Nick
"Tuan... Tina dia.. Dia tidak bernapas tuan. Dia bercanda kan tuan? Cepat suruh dia berhenti bercanda" pinta Karin pada Nick
Tubuh Nick menegang, bahkan Daniel terkejut bukan main mendengar ucapan Karin. Nick seperti orang kesetanan langsung mendorong Karin menjauh dan menepuk pelan pipi Tina
Dingin. Pipi gadisnya mendingin
"Tina, bangun! Tina!" Suruh Nick
Tidak ada pergerakan membuat Nick kalap dia secepat mungkin melakukan CPR. Berkali-kali ia menekan dada Tina dan berkali-kali juga dia memberikan Tina nafas buatan namun, tubuh Tina tetap diam
"panggilkan Ayase!" suruh Cornelia pada pelayannya
"Tina bangun! Tina please!" lirih Nick tangannya masih menekan dada kekasihnya
Nick masih berusaha sampai Ayase datang dan membawa segala peralatan medis yang ia butuhkan. Ayase memasukan selang ke saluran pernapasan Tina dan mulai memompa memberi Tina nafas
"please Tina, Please selamat. Lo harus selamat" bisik Nick
Nick menatap ayahnya kesal. Ayase mendesah lega saat Tina mulai bernafas kembali meski agak lemah. Ayase meminta Nick membawa Tina ke kamarnya
"Tuan... Ayah anda memanggil" ujar Leah pada Nick
Nick hanya diam, tangannya menggenggam tangan Tina erat. Bibirnya terus menggumamkan maaf pada Tina
"Maaf Tina. Maaf. Maafin gue..." permintaan maaf sudah seperti mantra untuk Nick
Menjelang malam Tina masih belum sadar juga. Meski tadi siang Ayase mengatakan Tina baik-baik saja. Tapi Nick tetap berada di sisi Tina menggenggam jemari ramping milik kekasihnya dengan ucapan maaf yang tidak berhenti dia ucapkan
"Nick nenek memanggil. Kamu belum makan sejak tadi pagi kan?" ujar Jeanne
Nick mengalah. Dia berjalan di belakang kakaknya menuju ke ruang makan. Nick duduk tanpa mengucapkan apapun bibirnya tertutup rapat
"Nick bagaimana keadaan Tina?" tanya Lucy
"Untuk apa bertanya? Memang kalian peduli?" ujar Nick sarkastik
Nick diam dia tidak menyentuh makanan di depannya
"Kenapa kamu tidak makan nak?" tanya Ritsuka
"Kapan nenek akan pulang?"
"Nick!" bentak Daniel
"Wah... Wah... Gadis pelayan itu sudah meracuni otakmu rupanya" sindir Ritsuka
"Kalau nenek memang tidak suka padanya jangan menyiksa Tina! Dia bahkan tidak salah apa-apa!"
"jaga ucapanmu!" bentak Ritsuka
"Please i'm begging you! Jangan melakukan hal bodoh atau meminta hal aneh padanya!" ujar Nick
Nick meletakan celemek makannya dan segera bangkit dari kursinya
"permisi" ujar Nick sopan
Nick kembali ke kamar Tina dan menemani gadisnya di sebelah gadis itu. Tangannya membelai pipi Tina lembut dengan penuh penyesalan
"maafin gue Tina, maaf"
"please bangun, jangan tidur lagi"
Nick menjaga Tina semalaman bahkan dia tahu jika ibunya kini sedang berdiri di depan kamar Tina
"Masuk saja kalau mom dan yang lain ingin masuk" ujar Nick saat dia membuka pintu kamar Tina
"kamu mau kemana Nick?" tanya Cornelia
"mau mandi. Aku titip Tina pada mom"
Daniel mengikuti putranya ke kamar sang anak
"Boleh daddy masuk?" tanya Daniel
"Daddy sudah masuk kan? Untuk apa bertanya"
Nick menenggak segelas air putih di mejanya
"ada apa Dad kesini?"
"jika dad mau minta maaf sebaiknya tidak usah. Sangat tidak cocok jika dad minta maaf"
Nick berjalan. Memasuki kamar mandinya
"aku hanya memohon pada dad jangan menyakiti dia lagi. Percayalah sedikit padanya dan jangan selalu menuruti permintaan nenek"
"Jangan dad kira aku tidak tahu kalau nenek yang meminta dad melakukan itu!"
"kalau tidak ada yang mau dad bilang dad bisa keluar sekarang"
Nick membuka pintu kamar mandinya dan masuk ke dalam. Nick mengguyur kepalanya dengan air dingin. Menutupi airmatanya yang mengalir bersama dengan air shower
"I'm sorry Tina. Please wake up! Please don't leave me like her! Please i'm begging you, Tina! Please wake up" lirih Nick di bawah guyuran shower
JE LEEST
STEAL MY HEART
RomantiekNickolash Russelldy atau The prince of Russelldy, anak kedua sekaligus anak laki-laki pertama di keluarga Russelldy, menyimpan sejuta rahasia bersama nama Russelldy yang dia sandang. Sejuta rahasia yang harus terjaga dan masa lalu yang menyedihkan m...