005. A red night (2)

118K 4K 45
                                    

"gentleman, kukenalkan pada kalian. Joanna Lilianne, calon tunanganku"

apa?

aku nyaris menjeritkan kata tersebut didepan mukanya karena terlalu terkejut dengan apa yang ia katakan. Calon tunangan? apa ia sudah benar benar  gila?

Para kliennya hanya bisa menatap kami berdua dengan ekspresinya masing masing. Ada yang terkejut, heran, serta tak menyangkal menunjukkan ekspresi datar. Aku beruntung karena mereka tidak ada yang bertanya siapa aku sebenarnya

"Joanna lilianne, Jack? dapat dari mana kau wanita secantik dirinya? pelelangan kah? atau tebusan hutang? sungguh bung, ia amat cantik" salah satu pria dari kliennya berkata padanya Jack, hanya satu kalimat. tapi langsung membuatku ingin memotong lidah kurang ajarnya

kurasa dia dari orang inggris. sangat terlihat jelas sekali ketika ia duduk, amat tegap dan berwibawa. layaknya para pangeran dari bangsawan sana bukan? sayang, mulutnya harus kembali di didik

jack menatap tajam kearah pria tersebut, kakinya melangkah dengan perlahan menuju kearahnya. dengan raut wajah yang benar benar dapat membuat tubuh siapapun meremang, Anna tahu akan terjadi hal yang benar benar buruk disini.

"pardon, bisa ulangi ucapanmu itu?" tanyanya dengan nada  berat. Pria yang tadi mengolok Anna hanya dapat diam sembari memasang raut wajah ketakutan. melihat sang lawan yang diam tak berkutik seperti pengecut. Jack mengambil magnum silvernya yang ia taruh di belakang sabuk celana lalu meletuskan isinya ke mulut pria tadi

'DOR!'

seluruh orang didalam ruangan ini menjadi panic dan berdiri menjauh darinya. Jack meludahi wajah pria itu lalu menatap orang orang disana satu per satu

"bila ada yang berani mengatakan hal itu lagi. Kujamin, akan ada hal yang lebih buruk dibanding menembak lidah orang yang berani menghina calon tunanganku" ia menyimpan kembali pistolnya ditempat semula lalu menyeret pinggang Anna dengan paksa

'DOR!'

Anna yang mendengar suara letusan keras dari dekat seketika berteriak ketakutan. Jack sedikit menggeram karena merasakan bahunya yang amat sakit karena sudah menjadi bidikan desert eagle (salah satu pistol ancaman yang digunakan polisi) dari salah satu kliennya

'DOR!'

Anna kembali mendengar suara letusan keras dari arah berbeda. ia melihat salah satu bawahan Jack menembak orang yang sudah menembak kakaknya itu,  melihat situasi yang kacau, Jack mengambil kembali magnumnya lalu menembak orang yang sudah berani mengincar dirinya

"lari kemobil dan sembunyi!" perintah Jack melindungi Anna di punggungnya. wanita itu ketakutan, ia tidak mau mati begitu cepat. lantas kepalanya menggeleng dengan kuat

"Kami datang kesini secara baik baik, Jack, tapi kau... dengan se senang hatimu membunuh saudaraku. keparat kau Jack!" maki pria yang tadi sudah menembak Jack. Anna menatap takut ke sekitar ruangan. dalam hitungan menit, ruangan ini berubah menjadi layaknya tempat pembantaian. Seluruh lantai ini dipenuhi...

Darah

Anna kembali merasakan de javu yang sebelumnya sudah pernah terjadi. kepalanya mendadak pusing, mual juga menghampiri dirinya. Trauma yang ia sangka sudah hilang berkat bantuan psikiater dan obat penenang, seolah tidak berguna akibat kejadian terulang seperti beberapa bulan yang lalu. Saat Jack mengincar dirinya lalu pergi meninggalkan lautan darah serta beberapa mayat di dalam rumahnya

air mata Anna menetes, ia ketakutan. Telinga nya ditutup begitu rapat, tubuhnya berjongkok di sudut ruangan, sesekali isakannya terdengar. Gadis ini benar benar ketakutan

"Anna..." panggil Jack lembut, kepala Anna mendongak untuk menatap dirinya. Namun... Teriakan serta erangan ketakutan yang Jack dapatkan dari gadis kecilnya itu

Joanna masih menangis ketakutan, ia menatap histeris tubuh kakaknya yang seluruhnya hampir dilumuri darah. Dimatanya, Jack tetaplah Jack. Pria berdarah dingin yang sekaligus merangkap menjadi kakak gila nya

lalu... entah tiba tiba, semuanya menjadi gelap

***

Kala matahari belum menampakkan dirinya, kala burung burung fajar belum terdengar suaranya. Anna sudah terbangun ketika subuh tiba. ia menatap penjuru ruangan, cukup familiar dengan kamar yang sedang ia tempati ini. Bersyukur Jack tidak disini dan tidur bersamanya serta tidak melakukan hal hal diluar logika

Gadis itu melangkahkan kakinya ke jendela kamar, menikmati segarnya udara subuh yang belum tersentuh nafas nafas pendosa. Menatap ke luar, ia melihat gelapnya hutan yang menjadi pagar pembatas tempat ia tinggal yang entah kapan

Mungkin... selamanya

ia teringat akan kejadian semalam, nafasnya terasa sesak jika harus kembali mengingat hal itu.

"mom, dad... aku merindukan kalian" lirihnya menunduk, sebutir air mata langsung menetes membasahi baju piyamanya. ia kembali terisak. Sepuluh tahun yang lalu itu adalah peristiwa tersuram baginya

dimana ia masih dapat merasakan hangatnya berkumpul dengan keluarga, disaat ia masih bisa merasakan indahnya ulang tahun ditemani keluarga lengkap, juga disaat ia mendapat kado masing masing dari ibu dan ayahnya, sampai Jack menghancurkan kebahagiaan Anna. Merubah masa depan gadis itu menjadi penuh ketakutan serta kewaspadaan

sialan, Jack benar benar merubah dirinya

goodnight;)

JackWhere stories live. Discover now