023. He love, not obsession

68.7K 2.8K 245
                                    

Angin musim semi berhembus melewati sela sela ventilasi dalam kamar yang sedang Anna dan Jack tempati. Pagi sudah menyingsing, cahaya kuningnya yang terang berhasil masuk menembus kaca transparan hingga menusuk pada mata Jack

Kelopaknya mengerjap berulang kali, Lalu tersenyum tipis ketika melihat malaikatnya masih tertidur dalam rengkuhan lengan yang ia miliki. Ini pertama kalinya pria itu bisa memandangi cantiknya calon istri yang segera ia nikahi berada dibawahnya. Ditambah mengingat bahwa wanita inilah yang sedang mengandung anaknya

"Aku mencintaimu, sayang" kecupan tulus Jack torehkan diatas bibir Anna, berlanjut ke pipinya, lalu leher, dada dan terakhir perutnya yang masih datar. Perut inilah yang akan menjadi bukti bahwa ia akan menjadi calon ayah kelak

"Baik-baik didalam ya sayang, jangan buat lelah ibumu, ayah akan mengunjungi mu nanti" kembali tersenyum, Jack mengusap perut Anna diselingi kecupan ringan sembari terus mengajak janin itu berbicara. Ia senang, tentu saja, karena akhirnya ia bisa menghamili wanita yang begitu ia cintai ini

Dan sejak awal Jack menorehkan kecupan di leher Anna, wanita itu telah terbangun, tapi memutuskan untuk tetap memejamkan matanya. Ia terharu karena pria penuh obsesi yang berada di bawahnya begitu mencintai calon bayi mereka

"Tetaplah kuat sayang. Ayah mencintaimu, kau tau nak, ketika ayah mendengar kalau ibumu ingin membunuhmu? Hati ku sakit, kau buah cinta kami. Tapi dengan teganya ibumu ingin mengaborsimu begitu saja. Tidakkah ia tau seberapa dalam cinta ayahmu pada kalian?"

'Tes'

Inilah airmata terharu pertama yang Anna jatuhkan. Bukan lagi tangisan sendu, pilu, ataupun kesakitan. Ia benar-benar terharu kala mendengar penuturan Jack yang mengatakan bahwa hatinya hampir saja hancur bila janin ini akan serius Anna aborsi

"-dan ya sayang, maaf bila ayah selalu bertindak kasar terhadap ibumu. Itu semua kulakukan agar dia menurut padaku, serta tidak mengambil tindak gegabah. Aku mencintaimu, dan ibumu sayang. Benar-benar mencintai kalian" Terakhir, Jack kembali mencium perut Anna berulang kali, lalu mengecup tangan mungil yang tepat berada diatas kepalanya

Begitu ia mendongak, Jack tertegun ketika mata hijau itu terbuka, basah, tapi tersenyum. Anna mengusap rambut Jack berulang kali begitu Jack masih diam tidak tau harus bilang apa

"Akalku mengatakan kalau semua ini salah, dimana kamu yang merupakan kakak kandungku, menghamiliku begitu saja. Tidakkah kau memikirkan konsekuensinya, Jack? Dia bisa cacat! Aku tidak mau anakku akan diledek oleh teman temannya nanti karena akan memiliki fisik-

"Dan kau kira aku akan membiarkan anakku dibully begitu saja, Anna? Tidak! Aku akan menghancurkan siapapun yang berani mengusik kau, maupun anakku, mengerti sayang?" Tubuhnya kembali naik hingga sejajar menghadap Anna, lalu memeluk tubuh mungil wanita itu hingga rasanya tidak ada lagi jarak yang menghalangi mereka berdua

"Aku takut, kalau dia benar benar akan memiliki fisik yang tidak sempurna. Aku begitu mencintai bayiku, tapi rasanya begitu berat kalau dia dewasa, tidak bisa menerima keadaannya" lirihan itu sontak saja membuat Jack menajamkan matanya. Ia mendorong bahu Anna lalu menatap mata hijau yang sama persis dengan miliknya

"Setidak sempurna apapun fisiknya, aku tidak peduli, akan kubawa dia untuk operasi bila memang fisiknya terbatas. Tidurlah, ini masih pagi Kau akan pusing nanti"

Dan, begitulah titahnya. Anna langsung kembali tertidur dilindungan lengan kokoh pria yang selama ini menjadi sumber traumanya. Kedua mata itu terpejam, menghiraukan dinginnya hembusan angin, udara AC, serta cahaya yang menyengatkan mata

"Aku mencintai kalian, sayang"

"Aku juga"

'Deg'

Balasan itu, biarpun Anna mengatakannya dengan begitu lirih, tapi masih dapat Jack tangkap melalui indra pendengarannya, ia mengetatkan pelukannya lalu mengecup pelipis Anna berulang ulang

"Aku yang lebih mencintai mu"

***

''bagaimana dengan bayiku?''

suara itu menjadi  pembuka suara setelah ia menatap dokter kandungan yang telah mengecek kondisi janin Anna, dokter Jean, melepas stetoskop dari kedua telinganya lalu menunjuk ke layar monitor

''bagus, Mr.Rowney, kondisi bayimu dan ibunya semakin membaik. Aku hanya perlu memberikan beberapa vitamin dan obat anti mual bila sewaktu-waktu Mrs.Rowney mengalami mual, ah, disarankan juga untuk memperbanyak minum susu ibu hamil, buah dan sayur, telur, serta biskuit asin'' jelasnya panjang lebar sembari menulis obat resep  yang tadi telah ia katakan

''akan ku ingat'' balas Jack menerima kertas resep obat untuk nanti ditebus, lalu membantu Anna untuk berdiri dar brankar

''apa- apa kau tau jenis kelamin bayiku?'' tanya Anna pelan, takut bila yang ia katakan itu seolah menyinggung kedua orang yang berada di hadapannya

Dokter Jean terkekeh, begitu mendengar nada bergetar yang diucapkan wanita muda ini. Ia menepuk bahu Anna dengan pelan dan lembut, lalu mengatakannya dengan suara penuh ke ibuan

''aku belum mengetahuinya, tapi pria yang ada disampingmu ini memintaku untuk merahasiakannya bila kelamin bayi kalian terlihat'' Anna menghela nafasnya panjang, lalu mengganguk. Jack tidak banyak berkomentar, ia segera menarik tubuh mungil wanitanya keluar 

''ah, Mr. Rowney'' kaki Jack berhenti diikuti Anna, mereka berdua membalikkan tubuhnya menghadap dokter Jean

''jangan membuat istrimu stress, itu bisa mempengaruhi janin yang sedang dikandung. Kalau dia ingin sesuatu, wujudkan. Dan, untuk kali ini tidak apa apa bila kalian hendak berhubungan badan'' ucapnya sarkastik membuat Jack menyeringai serta Anna yang terkejut bukan main

''kau dengar sayang, kita masih bisa melakukan 'itu' untuk sekarang ini' bisiknya lalu menatap dokter Jean, ''akan kuingat. terima kasih''


''Jack-''

suara halus dari wanita disampingnya membuat si pemanggil yang fokus menyetir kini berbalik menatapnya, ''ya, sayang?''

Anna menarik nafas lalu menghembuskannya berulang kali, kepalanya menunduk dengan jari-jari yang bertautan. Jack mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban Anna

''katakan sayang, aku calon suamimu'' katanya lagi membuat dada Anna berdetak dua kali lipat

''aku- aku mau, menikah denganmu''

Kaki Jack yang berada di samping gas dengan refleks menekan gas itu dalam dalam sehingga membuat Anna dan dirinya nyaris terpental ke depan, beruntung seatbelt menyelamatkan mereka kali ini

''oh sayang, maaf, maafkan aku, aku terkejut mendengarnya. Kau terluka? Baby, maafkan ayah mu ini ya. Maafkan aku'' sesal Jack berulang kali mengatakan maaf serta elusan untuk menenagkan Anna serta perutnya yang terdapat buah hati mereka berdua

''aku- jangan seperti itu lagi'' lirihnya masih dalam mode terkejut, ia menekan dadanya kuat kuat ketika detakan keras itu masih terasa dijantungnya. Jack menyetir mobilnya lagi untuk menepi, lalu kembali menatap Anna

''Tentu saja sayang, maafkan aku. Aku menyesal'' berulangkali pria itu masih mengatakan maaf serta hujaman kecupan diwajahnya sehingga membuat Anna jengah lalu mengganguk pelan

''tidak apa, kami berdua baik-baik saja, ayo, jalan lagi'' Anna tersenyum untuk menenangkan pria itu, Jack menatap manik mata Anna cukup lama sehingga kembali membuat wanita itu jengah

''aku tidak apa Jack, untuk yang tadi kita bisa membahasnya dirumah'' 

Dan, kali ini Jack menurut bagai kucing yang di panggil pemilik. Menyetir dengan laju normal, sementara sebelah tangannya mengamit telapak tangan mungil nyonya Rowney


I don't have any idea:(


love, A

JackDonde viven las historias. Descúbrelo ahora