011. Unexpected help

90.6K 3K 31
                                    

Lepas sepeninggalan Anna dari pertemuan singkatnya  Aldo terus saja membatinkan doa doa untuk gadis yang ia selalu cintai itu. Mulut aksennya terus saja menggumamkan kata kata tuhan dan ayat ayat dari alkitab yang pernah ia pelajari di gereja dulu. kakinya melangkah menelusuri sebuah gang kecil sebagai jalan pintas menuju rumah yang ia tinggali sekarang ini

Tapi, dari arah belakang, seseorang memukul kuat tengkuk pria itu hingga membuatnya tersungkur kesakitan, perlahan lahan darah menetes membasahi hidungnya. ia melihat ke belakang, lalu menatap orang orang berjas dengan kepala plontos sedang melihat dengan muak kearahnya itu.

''halo, tuan frendo'' seorang pria yang memiliki tato di lehernya memanggil nama Aldo, dan kini ia tahu mereka siapa

''mau apa kau-'' desis Aldo menahan sakit seraya mengusap darah yang terus saja mengalir, mereka semua terkekeh mengejek. pria lain yang memakai kacamata hitam menarik kasar kerah bajunya untuk berdiri

''bukankah kami pernah mengatakan bahwa kau benar benar dilarang mendekati nona Rowney'' kata pria yang tadi menariknya, tatapan mata Aldo menghunus tajam kearah mereka semua

''dan bukankah kalian tahu bahwa aku tidak peduli dengan apa yang kalian ancamkan ini?'' balas Aldo dingin, semua pria itu lantas mengeluarkan pisau lipatnya yang disembunyikan dalam jas mereka masing masing

''well, baiklah tuan frendo. Tuan sudah meminta kematian pada Mr.Jack, dan senang hati kami akan membantu mempercepat kematianmu''

dua orang lainnya memegang kedua lengan Aldo, dengan teguh pria itu membidik arah sasaran tusukan yang ingin ia beri

'DOR... DOR'

Tapi tidak, karena ada orang lain yang menggagalkan tanggal kematian Aldo hari ini, para bodyguard Jack menatap rekannya yang tertembak mati lalu menatap ke arah penembak

''kau-bocah! beranin-''

'DOR...!'

orang itu kembali menembak salah satu bodyguard Jack yang ingin berjalan kearahnya, hingga membuat pria itu tersungkur dengan luka tembak di kaki

''pergi dari sini atau aku akan menghubungi polisi'' ancamnya sembari mengacungkan revolver dolpt laras pendek. Semua yang ada disana berlari menjauh dari orang yang dipanggil 'bocah' itu

mereka hanya memiliki pisau, sementara dirinya memiliki pistol dengan isi peluru yang penuh, pria pria itu berotak, ia tahu mana bahaya bila dekat dekat dengan orang berpistol

Oh, bukan. Bila mereka berotak, tidak mungkin mereka semua hanya membawa sebuah pisau lipat yang berkarat

Aldo terbatuk keras, darahnya mulai berhenti namun dadanya terasa sangat sesak. SI penembak itu lantas segera membantu dirinya

''kau tidak apa?'' tanyanya merangkul Aldo untuk lekas berdiri, Aldo menggeleng pelan sembari berusaha bangkit dari aspal yang ia tiduri

''t-terimakasih...'' ucap Aldo pelan, dan kepalanya menoleh kearah si penolong

''Nick?'' lanjut Aldo tak percaya, pria ini lantas menolehkan kepalanya.

''Aldo? kau Aldo kekasiih temanku bukan? Joanna?'' balas Nick terkejut, kebetulan yang tak disangka, mereka kembali dipertemukan di kota tempat mereka pertama saling mengenal

''ya, aku Aldo.lebih tepatnya, mantan kekasih Anna'' kata Aldo tersenyum kecil, Nick hanya tertawa pelan

''siapa mereka?'' tanya Nick heran, Aldo menghela nafasnya dengan kasar lalu menatap kearah si penolong

''akan kuceritakan nanti. sekarang bolehkah aku menginap dirumahmu sementara ini?''

-0-0-0-

Nick memberikan mangkuk berisi air es beserta kain untuk Aldo, dengan cepat pria itu langsung menerimanya lalu menempatkan kain itu ditempat yang terasa nyeri

''sudah lama tidak bertemu, kau darimana saja?'' kata Nick membuka pembicaraan, Aldo tersenyum kecil menatap teman gay'nya ini

''pekerjaan'' balasnya datar. Nick tertawa pelan, Aldo masih sama, sangat sangat cuek

''so? siapa mereka?'' tanya Nick lagi  sembari menonton salah satu film kesukaannya, Aldo meringis lalu menaruh mangkuk itu ke nakas

''bodyguard Anna''

''APA?'' sentak Nick terkejut, Anna? Anna'nya kembali? Tapi- bukankah-

''aku tahu kau tidak percaya, tapi ketika aku melihatnya duduk sendirian di taman kensington, aku langsung berlari kearahnya lalu memeluk gadis itu'' lanjut Aldo menggidikan bahu

''Jadi, Anna sudah kembali. Dimana ia tinggal? terakhir kali kudengar ia pergi setelah kedua orangtuanya dibunuh'' ucap Nick mulai serius dengan obrolan bila terkait dengan Anna

''setelah orangtuanya meninggal Anna tinggal dengan Jack, dimansion pria itu''

''kakaknya? Jack Rowney? Bukannya ia yang-''

''ya, Jack. yang sudah menghabisi kedua orangtua mereka hanya karena cinta gilanya, kau tahu bila Jack mengidap sistercomplex bukan?'' potong Aldo menggelengkan kepalanya lesu, Nick hanya bisa menunjukkan raut wajah tidak percaya

''Gosipnya Jack membunuh karena obsesi dia untuk mendapatkan Anna yang jelas jelas adiknya, tapi tentu saja itu ditentang oleh kedua orangtua mereka sehingga Jack membunuhnya. Aku tidak tahu itu benar atau salah, tetapi melihat bagaimana Jack memperlakukan Anna, sepertinya itu benar'' lanjut Aldo lagi menjelaskan, Nick menelan ludahnya sendiri. Segila itukah kakak Anna?

''sayang, padahal ia memiliki wajah yang tampan'' celetuk Nick membuat Aldo memutar bola matanya

''kita harus menolong Anna. Nick, apa kau masih tetap ingin berteman dengan Anna?'' tanya Aldo bangkit dari sofa ruang tamu, Nick tentu saja mengiyakan

''tentu saja bodoh! aku ini teman masa kecilnya!''

''bagus, aku ingin kau memanggil teman temanmu yang lain''

''untuk apa?'' kata Nick menatap temannya yang melangkah tergesa gesa mencari sesuatu

''membawa Anna pergi dari rumah itu''

***

JackDonde viven las historias. Descúbrelo ahora