019. Miresable

82.4K 2.8K 71
                                    

Usually, the darkest person of his life is the one who is most sorry for his soul

-Thomas thraherne

***

''nyonya tidak menyentuh makanannya tuan, dia hanya bergelung diatas tempat tidur sembari membisikkan kata Aldo dan tolong''

Jack  terdiam ketika salah satu maidnya memberitahukan keadaan Anna, dengan masih memegang sebuah gelas berisi wine bening, ia hanya menatap salah satu figura yang didalamnya terdapat foto Anna ketika berumur 10 tahun

''pergi'' balasnya beberapa menit kemudian, maid itu menundukkan kepalanya lalu pergi dari hadapan pria itu. Ia menaruh gelas bening itu diatas meja kecil, lalu berjalan menuju kamar yang sedang ditempati gadisnya ini

'Cklek!'

Pria itu melihat gadisnya, sedang menyembunyikan wajahnya dari balik lutut, rambutnya terlihat sedikit basah karena keringat, sebelah kaki Anna yang ia pukul dengan kayu masih tergips dengan kokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu melihat gadisnya, sedang menyembunyikan wajahnya dari balik lutut, rambutnya terlihat sedikit basah karena keringat, sebelah kaki Anna yang ia pukul dengan kayu masih tergips dengan kokoh.Tanpa disadari,  Jack mengelus rambut Anna dengan lembut, tapi yang Anna respon adalah berteriak dengan nada ketakutan nya

''TIDAK... JANGAN!!! JANGAN SENTUH... JANGAN SENTUHH...!!!''

''Rowy.. Rowy, ini aku sayang. Ini aku''

''PEMBUNUHH!!! KAU PEMERKOSA... TOLONGG...''

''dammit Rowy, aku tidak akan menyakitimu sayang. hey, lihat aku!''

kedua tangan kekar Jack mengunci rahang Anna agar gadis itu bisa menatap matanya. Awalnya Anna menjerit jerit sembari berontak, tapi lama-lama karena tenaganya telah habis. Ia memutuskan untuk diam, sambil memejamkan mata

''aku takkan menyakitimu bila kau menurut padaku, demi tuhan Joanna, aku mencintaimu! mengapa kau tak bisa membuka hatimu sedikit saja untukku? kumohon Anna- kumohon, jadilah milikku. Aku sangat men-''

''TIDAK! KAU GILA...! AKU ADIKMU JACK... KAU-KAKAKKU!!! KAU KAKAK KANDUNGKU!''

''DAN AKU TIDAK SUDI MEMILIKI ADIK SEPERTIMU!-baik Anna, aku sudah mengatakannya secara baik-baik. minggu depan, mau tidak mau kau harus menikah denganku, Di Paris!''

'BUM!'

Pintu kamarnya tertutup dengan keras akibat sentakan kuat dari tangan Jack, Anna kembali menangis, ia berteriak meminta tolong kepada siapapun diluar sana. Kaki kecilnya berusaha untuk berdiri lalu berjalan kearah pintu, tapi karena terlalu sakit pukulan kayu yang ia terima, akhirnya Anna memutuskan untuk berjalan terseret-seret (istilahnya ngesot:D) menuju pintu.  Sayang, 2 jam ia menangis sembari mengetuk pintu berulang kali, tidak ada seorangpun yang mau membukakannya

''BUKA...JAAACKKK!!!''

***

''aku tidak peduli, buat pernikahan di halaman belakang lalu sebar undangan ke klien-klien ku saja. Tutupi acara ini dari publik juga teman-teman gadisku, mengerti Ronald?''

sekarang pria itu berada didalam kamar milik Anna, karena gadis itu akan tidur dikamarnya sampai kapanpun. Terlihat Jack sedang menelepon salah satu pengawal yang ia rekrut untuk mempersiapkan pernikahan mereka yang tadinya hanyalah sebagai acara pertunangan saja. 

''baik tuan, WO akan siap besok. Dan, Fitting baju ingin dipersiapkan kapan tuan?''

''malam besok, buat janji dengan pemilik toko pukul 7 tepat'' balasnya seraya memainkan cerutu yang belum ia nyalakan dikedua jari kokohnya. Ronald membalas kata 'baik' tanpa ragu, lalu Jack memutuskan sambungannya

''adik kandung atau bukan, kau harus jadi istriku, Joanna'' katanya lalu menciumi figura Anna yang sedang tersenyum lebar ketika berumur 8 tahun

-0-0-0-

'Cklek'

''Ro-sial! apa yang kau lakukan?''

usai Jack membicarakan WO nya, ia pun kembali kekamar untuk membicarakan hal ini dengan gadisnya, tapi saat ia membuka pintu, Jack terkejut bukan main ketika ia melihat Rowy'nya sedang menangis dilantai, dengan posisi tidur miring menghadap pintu

Melihat hal itu, Jack langsung menggendongnya kembali ke tempat tidur, lalu menatap mata gadisnya yang memang 100% sama seperti miliknya, mata berwarna hijau pinus

''jangan macam-macam Rowy, aku bisa merantai tanganmu bila kau berulah lagi'' Jack menghela nafas, lalu ia mengelus dahi Anna berulang kali, Anna memejamkan matanya. Usapan lembut ini mengingatkannya pada sang ibu yang selalu mengelus dahi Anna sebelum tidur

''dengar, sayang. Aku baru menelepon seseorang untuk mempersiapkan WO, acara pernikahan kita tidak jadi di Prancis, tapi ku majukan menjadi lusa''

ucapan itu membuat Anna membelalakkan matanya, ia meramas sprei yang digunakan dengan kuat lalu berbisik

''apa?''

 ia menatap wajah kakaknya masih dengan bulir bulir airmata lalu menutup bibirnya sendiri

''ya, pernikahannya kupercepat menjadi lusa. aku sudah muak membuang buang waktu Rowy, dan ingat, bila sekali lagi kau berani kabur dari ku-

kau tau bukan kalau  ancamanku tidak main-main?'' katanya diakhiri cengkeraman erat dipinggang, ia menyeringai lalu mencium bibir pucat Anna dengan paksa

''mft- tidak! jangan menambah dosa kak- aku lelah, kumohon jangan sentuh aku'' lirihnya memejamkan mata, Jack yang mendengarnya lantas menyeringai

''kau tau hukumanmu bila masih memanggilku kakak, Rowy?''

'deg'

''a-aku lupa, t-tolong jangan sentuh aku, kumohon, kumohon'' katanya dengan suara bergetar, ia ketakutan sekarang. Tangan besar pria itu mengelus leher Anna, mendekatkan bibirnya lalu menghisap leher itu dengan kuat

''aakh- ttidak! lepas.. lepass!!! Jaack...''

Jack masih senantiasa menghisap lehernya, lalu tak lama ia menggigit kecil leher putih itu sehingga meninggalkan tanda berwarna merah

''ah-kau semakin cantik ketika ada tanda itu sayangku, aku akan lebih sering meninggalkannya untukmu'' ucapnya diakhiri senyum menyeringai, ia membenarkan selimut yang sedang Anna gunakan lalu membuka baju dan celana bahannya, hingga tersisa sebuah boxer yang hanya berfungsi untuk menutup kejantanannya saja

''jangan perkosa aku lagi- hiks, kumohon Jack jangan''

perkataan Joanna tentu saja membuat Jack tertawa, bukan tertawa sinis atau mengejek, tapi benar-benar tawa yang merdu sehingga membuat Anna tak berkutik saat mendengarnya

Jack punya tawa yang indah

''tidak sayang, kau berlaku manis kali ini, aku terbiasa melepas pakaian sebelum tidur. Ingat dan biasakan'' balasnya sembari merangkak ditempat tidur, ia memeluk Anna dengan erat lalu membisikkan sesuatu yang bisa membuat tubuh gadisnya menegang

''bila aku mengatakan kau milikku, maka tidak ada yang bisa menolongmu dari genggamanku, Joanna Rowney- selamat malam''

Terakhir, Jack mengecup pipinya dengan penuh perasaan



selamat hari sumpah pemuda, Indonesia!





JackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang