008. Unexpected Meet(ing)

87.2K 3.2K 30
                                    

Anna menatap dirinya di depan cermin besar dengan balutan dress selutut berwarna putih. Sebelumnya, karena gadis itu merasa jenuh, ia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah taman di pusat kota. tentunya hal itu harus mendapat izin terlebih dahulu dari kakaknya di Tokyo, Jepang. Walau pertamanya pria itu tidak mengizinkan Anna pergi kemanapun walau ditemani sang penjaga, Anna pun berhasil mengiyakan permintaannya dari sang kakak.

''nona, tuan Rowney meminta anda untuk pulang kurang dari jam 3 petang'' salah satu penjaganya mengatakan lewat Voice Ear Controlled atau alat koneksi telinga. Anna yang mendengar hal itu hanya mendengus kesal tak membalas  ucapannya

----------''----------

Kensington Garden

Taman kota di Negara Inggris ini hampir selalu ramai tiap harinya. banyak anak anak kecil berumur belasan tahun sedang bermain petak umpet juga kejar kejaran di tanah lapang berumput yang luas ini. Anna menghirup udara taman dengan dalam

ah , sangat segar. ia sudah lama tidak menikmati ini semua. matanya kini fokus kearah anak lelaki yang berpenampilan klasik sedang meniup gelembung kearah ayah dan ibunya

melihat hal itu tentu saja membuat hati Anna sedikit tersentuh. ia merindukan kedua orangtuanya

''kalian jangan menjagaku dari jarak sedekat ini, aku risih'' ucapnya kepada salah satu bodyguard berjas'nya. yang diajak bicara lantas menoleh dan menunduk

''maaf nona, tapi kami di-''

''tapi aku risih. menjauh dariku. tidak bisakah aku mendapat privasiku sendiri'' potong Anna menghela nafas kasar, orang orang Jack amat menyebalkan seperti tuannya

''baik nona, kami ada di belakang nona. bila butuh sesuatu, panggil saja Leon'' orang itu menunduk hormat lalu pergi darinya. Anna mengendus kesal

'siapa Leon, aku bahkan tidak mengetahui namanya'  ia berseru kesal dalam hati. Ahh, Anna. Jangan dipedulikan, nikamti saja kebebasanmu selama 3 jam kedepan

-------------"------------

''Joanna...''

seseorang menyentuh bahu gadis itu, Anna menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggil dirinya

dan mata hijau itu membulat kala tahu siapa yang memanggilnya. Seorang pria, dengan alis mata yang lebat, baju klasik khas pakaian ala bristish, dan sebuah novel berbau kesehatan tengah menatap gadis itu dengan wajah yang tak terduga

''A-aldo?''

Aldo Frendo, sang mantan kekasihnya sekaligus mantan dokter yang merawatnya ketika ia mengalami trauma dulu. Setelah kian lama Anna mencari cari pria ini, mereka kembali dipertemukan di taman depan istana bangsawan.

Aldo mendekap Anna dengan erat, menyalurkan rasa hangat yang selama ini ia rasakan ketika ia takut dahulu. Anna membalas pelukan pria ini tak kalah erat, setetes air mata jatuh di pipi pucatnya

''dari mana saja kau? aku mencarimu selama ini'' bisiknya masih dengan memeluk. Aldo memejamkan mata, lalu mengecup puncak rambut gadis itu berkali kali. Perlahan, pelukan mereka mengendur digantikan mata yang saling menatap satu sama lain. Mata yang mengatakan rindu dan pilu

''maafkan aku Anna...'' hanya 3 kata yang Anna dapat setelah ia berusaha semaksimal mungkin untuk mencari Aldo. Anna menggelengkan kepalanya tanda tak percaya

''aku mencarimu sejak aku dirawat, Aldo. kau dimana? aku membutuhkanmu tapi kau, kau menghilang'' suara Anna perlahan seperti tercekat oleh benda runcing di tenggorokannya. Gadis itu menatap sendu kearah Aldo yang hanya memberikan tatapan -benar benar- rindu

''traumaku kembali Aldo, bahkan jauh lebih parah. kakakku berhasil menemukanku di Columbia, ia memaksaku untuk tinggal bersamanya. Aku tidak mau Aldo... tolong aku'' lanjut Anna dengan isakan tangisnya. Gadis itu ketakutan, Aldo bisa lihat dari getaran tubuhnya

''tolong aku... kumohon bawa aku kemana saja, aku takut Aldo... hiks...'' mata pria itu berubah sendu, ia kembali memeluk gadisnya dengan erat. Ia tahu apa yang tengah dirasakan Anna

''aku tidak pernah meninggalkanmu Anna... saat aku merawatmu, Jack datang padaku dan memberikan pukulan juga sebuah luka tusuk di perut. Aku tersentak kaget saat merasakan pisau tajam itu tengah menembus kulitku hingga menyentuh usus.. katanya, itu ancaman pertama karena aku sudah berani dekat denganmu-'' suara Aldo membuat Anna mendongakkan kepalanya. ia tidak percaya, tapi Aldo memang benar. ia menunjukkan jahitan pada lukanya di perut, sangat dalam. Anna berdigik membayangkan sakitnya Aldo saat pisau itu menancap di perutnya

Jadi Jack mengetahui siapa Aldo?. Ia fikir Jack tidak mengetahui siapa dokter yang merawat mentalnya selama itu, ternyata ia salah.

Salah besar

''tapi aku tidak jera, aku tidak peduli dengan ancaman sialan itu. setelah 3 hari luka ku dijahit, aku berusaha untuk menemuimu, tapi Jack kembali datang, ia membiusku. ketika aku sadar, aku sudah berada di gang sempit kota Portland'' lanjutnya menatap Anna, Anna kembali terkejut.

''Amerika,  itu sangat jauh'' katanya terkejut

''aku tahu, entah berapa lama aku dibius sampai tidak sadar telah dibuang ke negara itu'' menghela nafas, Aldo kembali menatap Anna, yang ditatap hanya bisa menunduk sembari memeluk dirinya dengan erat

''hey, ada apa sayang'' suara Aldo terdengar sangat lembut ditelinga gadis british itu, Anna menghapus air mata dipipinya lalu menatap Aldo dengan malu

''aku fikir... kau sudah lelah menghadapi traumaku, ketika kau tidak lagi merawatku, aku hanya murung. aku ketakutan Aldo''

''Anna... aku tidak akan pernah lelah menyembuhkan traumamu, saat itu aku juga susah kembali ke kolumbia, uangku dirampas habis oleh Jack, tidak untuk diambil, tapi untuk dibakar, abu uangnya masih membekas disamping tempat aku pingsan'' tangan Aldo mengelus rambutnya dengan pelan. Anna tersenyum membalas ucapannya

''yang penting sekarang kau sudah sehat. bila kau ingin traumamu sembuh, lawan rasa takutmu itu''

''akan kucoba, pria venice'' kekeh Anna membuat Aldo tertawa kecil

hari yang amat baik. Ahh, sudah jam 3, Anna melupakan 2 hal, batas waktu kepulangannya. Dan para bodyguardnya

****************************

''.......''

''tidak tuan, nona Anna masih di taman dengan mantan kekasihnya dulu. Si pria itali'' salah satu bodyguard Anna menghubungi majikannya lewat alat koneksi telinga. mata itu mengawasi dua orang insan yang saling tertawa bahagia setelah kian lama tidak berjumpa

''......''

''akan kami lakukan , tuan Rowney'' pria itu memutuskan panggilannya. Bersiap memberi kejutan lagi untuk pria dengan aksen yang menjijikan itu

tidak di revisi jadi maaf kalo ada salah kata:)

JackWhere stories live. Discover now