007. A choice

94.2K 3.5K 49
                                    

in life everyone's has a choice, but what if there was only  one choice?

-David Hume

***

"NO.....!!!"

teriakan ku menggema didalam kamarku yang ia suruh untuk ditempati. Aku menatap takut kearah Jack yang sedang menyeringai diikuti langkah besarnya yang perlahan lahan mendekatiku

"Rowy...." ia memanggilku dengan nada keras, aku masih menjerit berusaha meminta tolong kepada siapapun diluar sana, siapapun.

"Rowy....!" panggilnya lagi dengan nada keras yang masih juga aku hiraukan, aku kembali menatap nya dengan sedikit keberanian, tinggal 2 langkah lagi kaki besar itu akan menghadap ketubuhku

"ROWY...!"

Anna tersentak dari mimpinya seperti ia terjatuh kedalam jurang. bulir bulir keringat menetes peluh disekujur tubuh gadis british itu, satu persatu matanya memperhatikan objek dihadapannya lalu terpaku kearah sosok pria yang selama ini menjadi mimpi buruknya

nafas gadis itu memburu, ia menggelungkan tubuhnya bak janin lalu menangis dengan sesak. Ia sudah tidak kuat, Anna sudah tidak kuat berada di dalam sangkar emas milik Jack, kakak nya sendiri

"rowy... apa kau baik baik saja?" bodoh, itu pertanyaan terbodoh yang pernah ia lontarkan, tentu saja rowy-nya ini tidak dalam keadaan 'baik baik saja' sebagaimana yang ia katakan tadi

Jack menuangkan segelas air dari teko Tanah liat yang tadi maidnya sempat antarkan, ia menarik bahu gadis itu hingga dapat melihat wajah sembab dari adiknya

"minumlah, mungkin ini dapat membuatmu tenang" ucapnya menyuguhkan gelas kaca itu ke Anna, yang tentu saja langsung di minum hingga tandas

"ada apa?" lanjut Jack merujuk pada pertanyaan. setelah ia menyaksikan adegan live  dimana Rowy nya itu berteriak ketakutan hingga membuatnya menangis, tentu menimbulkan tanda Tanya yang besar dalam otak gila miliknya

Anna terdiam, matanya menyorot ketakutan kearah luar jendela yang sudah Jack teralis membentuk vertical dan horizontal, ditambah mengelas jendela tersebut. konyol memang, hanya berjaga jaga bila gadisnya itu dapat melarikan diri dengan sejuta akal cantiknya

"tak apa bila tidak ingin mengatakannya padaku. hari masih larut, tidurlah kembali, aku akan menjagamu disini"

ucapan itu membuat tubuh Anna menegang, yang sialnya diketahui langsung oleh kakaknya itu

"aku tidak kan melakukan apapun, percayalah padaku. sekarang tidur"

kepala gadis cantik itu sudah kembali dibaringkan diatas bantal kapuk berselimut kain hitam dengan jahitan berwarna perak, terakhir hal yang Anna akukan sebelum memejamkan matanya aadalah menghembuskan nafas

sementara Jack, matanya menatap embu kearah sosok yang sedang berbaring di Kasur milik nya. sembari memikirkan apa yang membuat anna mnjerit ketakutan dimalam hari bahkan dalam keadaan bermimpi

Well, selamat malam. mungkin kalian tahu jawabannya

***

pagi ini, Jack harus datang subuh subuh sebab asistennya berkata ada rapat penting mendadak yang mengharuskannya pergi ke Jepang. untung saja segala keperluannya sudah Megan -kepala maidnya- urus, jadi ia masih memiliki  banyak waktu sebelum pergi ke Negara tersebut

"masih 38 menit lagi" gumamnya sembari memasang dasi. Dari pantulan cermin, ia menatap gadisnya yang masih tertidur pulas tanpa gumaman gumaman aneh dari mulut kecilnya. sepertinya mimpi buruk Anna tidak datang lagi kali ini.

lalu ia memasang sepatu pentofel abu abunya saat suara seorang yang ia tahu menghinggapi indra pendengaran Jack

"k-kau mau pergi?'' Tanya gadis itu sembari mengucek kedua matanya. Jack tersenyum setelah ia mengikat sepatunya, ia berjalan menghampiri Anna

"ya, aku akan kembali siang atau sore nanti. kembalilah tidur, nanti ada Megan yang mengurusimu"

''mengurusiku? umurku bahkan terlalu dewasa untuk sekedar dipakaikan baju" Anna mendengus membuat Jack sedikit terkekeh.

"sedewasa apapun kau, kau tetap gadis kecilku. Anna" balasnya diakhiri elusan dan akan mengecup dahi gadis itu. Anna yang tahu apa yang akan kakaknya perbuat, segera memalingkan wajahnya membuat sasaran ciuman Jack beralih ke rambut legamnya

"bila kau tidak membuatku marah, aku akan mengabulkan keinginanmu"  lanjut Jack menatap lurus kearahnya. Anna menunduk tak nyaman. "kalau aku mengatakan ingin pulang, apa kau akan mengabulkan keinginanku"

"tidak, bila kau menginginkan hal itu. Aku kan merantai kedua kakimu"

"dan bagaimana kalau aku memberontak darimu?"

seringai keji mulai Jack tampakkan dari wajahnya. "kau sudah tahu jawabannya, sayang. Kau hanya memiliki satu pilihan disini, menuruti apa yang aku katakan. Baiklah, supirku akan datang sebentar lagi, kembalilah tidur"

CUP

Anna terkejut setelah mendapatkan ciuman tepat dibibirnya. seringai milik Jack kembali ditampilkan

"dan satu lagi, sebesar apapun usahamu untuk melarikan diri dari sini, itu percuma"

Jack pergi meninggalkan gadis nya di tempat tidur. Kepala Anna kembali menunduk ketakutan, ia menangis terisak. Tubuhnya bergelung seperti janin dalam kandungan. Anna yang malang

tidak akan pernah bisa pergi dari sangkar emas milik Jack

------------

halo:)







JackDonde viven las historias. Descúbrelo ahora