Part 3

18.4K 771 2
                                    

"Dulu hingga sekarang aku membencimu. Tapi, aku tidak tahu. Apakah kedepannya nanti aku masih membencimu, atau malah jatuh hati padamu?"

Dhiran mendekat ke arah Rennaline "Eh, anak culun. Gimana rasanya ngepel koridor sendirian?"

Rennaline hanya diam, ia tak menggubris ucapan Dhiran. Berbeda dengan Evelyn, yang tampak kegirangan melihat Dhiran menghampiri mereka.

Dhiran memegang bahu Rennaline, "kalo orang lagi nanya tuh dijawab." ucap dhiran.

Rennaline menepis tangan Dhiran. "Apaan sih pegang-pegang?! Nama gue bukan culun."

Dhiran menaikkan satu alisnya, "oh, kalo gitu nama lo siapa?"

Rennaline tidak memperdulikan ucapan Dhiran, ia hanya fokus mengambil bakso yang disodorkan oleh Pak Ujang.

"Namanya Rennaline!" Evelyn menyambar.

"Jadi, Rennaline, gimana rasanya ngepel koridor lantai 2 sendirian?" Tanya Dhiran.

Rennaline menghela napas. "Bisa diem gak sih lo? Berisik tau ga."

Evelyn bingung melihat Rennaline seperti itu, tapi melihat ekspresi sahabatnya itu sekarang, dia langsung sadar kalau mood Rennaline sedang tidak bagus.

"Ren, cari tempat duduk yuk?" Ajaknya.

Rennaline hanya mengangguk, baru saja ia maju satu langkah. Dhiran malah menghalangi jalannya.

Rennaline menatap tajam ke arah Dhiran "Minggir!"

Dhiran tak mau minggir, ia masih menghalangi jalan Rennaline.

Pranggg
Mangkok bakso yang ada ditangan Rennaline terjatuh. Semua mata kini tertuju kearah suara itu berasal, bahkan Arsen yang baru saja sampai di kantin langsung menuju ketempat dimana suara itu berasal.

"Minggir!" Ucap Rennaline dengan nada tinggi

Dhiran masih saja menghalang-halangi Rennaline.

Arsen tiba-tiba datang. "Ini ada apasih?"

Rennaline kaget melihat Arsen, rasanya sakit melihat wajah orang itu. Lantas, ia ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini sekarang juga. Ia juga muak dengan kehadiran Dhiran yang membuat mood nya bertambah hancur.

"Kalo gua bilang minggir, ya minggir!" Ucap Rennaline dengan nada naik satu oktaf sambil mendorong Dhiran yang ada di hadapannya.

Kevin dan Alvin sentak terkejut melihat perilaku Rennaline. "Bro, gue baru tau kalo kelakuan tuh cewek culun kaya gini. Berbanding terbalik sama wajah polosnya." Kevin berkomentar.

Alvin mengangguk setuju dengan ucapan Kevin "Gue taunya dia cuman pinter dan murid kebanggan guru. Tau-taunya kelakuannya gini."

***

Setelah pergi meninggalkan kantin, Rennaline menuju taman sekolah belakang. Ia terduduk dan meneteskan air mata. Rasanya ia sungguh tak sanggup untuk melihat wajahnya Arsen. Evelyn yang duduk di sampingnya, menatap wajah sahabatnya dengan cemas.

Evelyn memegang kedua tangan sahabatnya. "Ren, lo kenapa nangis? Lo jangan gini dong. Lo ga boleh nangis." ucapnya mengelus tangan rennaline.

"Gimana gue ga nangis Lyn? Mood gue udah ancur gara-gara ucapan Astrid. Dan Dhiran malah ganggu gue, yang bikin mood gue tambah ancur." Sahutnya terisak "Dan Kak Arsen ada disanaa, rasanya gue ga sanggup liat wajahnya. Gue takut kalo dia beneran jijik sama muka gue."

Evelyn menepuk-nepuk pundak Rennaline "Lo harus kuat Ren, lo ga boleh down cuman gara-gara ucapan tuh nenek sihir. Kalo lo beneran suka sama Kak Arsen, harusnya lo berjuang, bukannya nyerah kaya gini."

Ucapan Evelyn ada benarnya, lantas Rennaline memeluk Evelyn. "Lo bener Lyn, harusnya gue tetap berusaha. Bukan nyerah kaya gini, cuman gara-gara ucapan Astrid." ucapnya mengusap air mata.

"Udah ga nangis lagi kan? Yuk ke kelas. Bel udah bunyi dari tadi loh. Pasti bu Alin udah masuk kelas."

Rennaline tersadarkan akan sesuatu. "Oiya, hari ini kan Bu Alin mau ngasih tau siswa nilai tertinggi ulangan matematika kemaren."

"Pasti nilai gue paling tinggi." Evelyn berucap dengan yakin.

"Nilai gue lah." Rennaline tidak mau kalah.

"Ihh, nilai gueeee." Sahut Evelyn sebal

"Iyadah serah lo."

Rennaline dan Evelyn bersaing ketat di semua pelajaran. Bagi Evelyn, Rennaline adalah lawan yang sulit. Sampai sekarang ia masih tak bisa menyangi nilai Rennaline. Ia selalu satu peringkat di bawahRennaline, tapi ia pernah hampir mengalahkan nilai Rennaline saat test matematika, dengan selisih satu angka.

***
TBC

Jangan lupa vote dan comment di setiap part nya~

Follow instagram:
@official.ifilwp

I Fall In Love With Playboy [END]Where stories live. Discover now